Museum Timah Indonesia Muntok di Bangka Barat_ Edisi Olwen
Olwen di depan gedung Museum Timah Indonesia, Muntok, Bangka Barat. |
“Sejarah adalah suatu perjanjian di antara orang yang
sudah meninggal,
mereka yang masih hidup, dan mereka yang belum
dilahirkan.”
--Edmund Burke—
Museum Timah
Indonesia (MTI) Muntok adalah salah satu tempat yang wajib dikunjungi ketika
anda berada di Muntok. Meski pun MTI Muntok ini merupakan museum ke dua yang didirikan
dan dikelola oleh PT Timah Tbk setelah MTI Pangkalpinang, namun anda akan
mendapati beberapa materi yang dipamerkan berbeda. Semisal sejarah kota Muntok
dan ruang pamer peralatan tenun kain cual yang cukup lengkap ada di sini.
Dok pribadi - foto lama Kantor Banka Tin Winning, koleksi MTI Muntok, Bangka Barat. |
MTI Muntok
diresmikan tanggal 7 November 2013. Bangunan cagar budaya yang pada masanya merupakan
Kantor Banka Tin Winning Bedrijf atau Kantor Pusat Tambang timah Bangka. Bangunan
ini didirikan tahun 1915 dengan desain mirip kapal keruk timah yang merupakan
bangunan kolonial awal abad ke-20 dan menjadi bangunan modern milik Pemerintah
Hindia Belanda di Bangka pada masa itu. Nah, setelah peresmian tahun 2013
bangunan ini menjadi Museum Timah Indonesia Muntok dan menjadi pusat informasi
sejarah timah dan kota Muntok.
Dok pribadi - Kantor BTW setelah renovasi dan perbaikan menjadi MTI Muntok, Bangka Barat. |
Bangunan dua
lantai ini masingmasing memiliki fungsi yang berbeda. Pada lantai pertama;
dimulai dengan lobby dan meja resepsionis, kemudian galeri 1 yang khusus
membahas Lintas Sejarah Muntok. Pada galeri 2 dibahas tentang Sosial Budaya
Muntok. Galeri 3 adalah galeri penghormatan untuk seorang perawat bernama Vivian Bullwinkel – A Tragedy of 2nd
World War, dan untuk korban tragedi PD II yang dibangun oleh Tentara
Angkatan Darat Australia. Galeri 4 menampilkan berbagai peristiwa dan kegiatan Bung
Karno, Bung Hatta dan tokohtokoh seperjuangan selama diasingkan di
Muntok.
Dok pribadi - Galeri Bung Karno di MTI Muntok, Bangka Barat. |
Dok pribadi - Galeri Vivian Bulwinkel dan tentang Perang Dunia II, MTI Muntok, Bangka Barat |
Sebetulnya pengaturan
ruang agak membingungkan. Ke empat ruang galeri yang kami sebutkan di atas,
letaknya saling berseberangan bukan mengalir searah jarum jam. Jika mengikuti
sesuai nomor urut ruang galeri, maka anda akan bergerak zigzag. Kami
sarankan ikuti saja alur ruangnya, maka galeri Bung Karno dan Vivian akan menjadi
penutup galeri di lantai pertama.
Dok pribadi - Galeri Geologi dan Eksplorasi, MTI Muntok, Bangka Barat. |
Dok pribadi - menuju Galeri Sarana, Prasarana Kreasi Anak Zaman, MTI Muntok, Bangka Barat. |
Galeri 5 menjelaskan
tentang Geologi dan Eksplorasi timah, menyambung dengan galeri 6 dan 7
yang menceritakan tentang Tambang Darat dan Tambang Laut. Kemudian pada
galeri 8 dijelaskan tentang Peleburan Timah yang dijelaskan secara runut
dan lengkap. Peleburan timah, pertama kali tidak dilakukan di Bangka atau pun
Belitung loh… peleburan timah di Bangka, tepatnya di Muntok baru dimulai
tahun 1970. Jadi, peleburan timah di Indonesia diawal pengambilan alih dari
Belanda. Tahun 1941-1956 timah Indonesia dilebur di Arnhem (NV Hollandsche
Metalurgische Bedrijve) Belanda, sebagian dilebur di Texas City Smelter,
Amerika Serikat. Kemudian tahun 1960-1963 dilebur di Penang. Tahun 1964-1968
berpindah ke Arhem, Belanda. Kembali lagi dilebur di Penang tahun 1968-1970. Kemudian
pada galeri 9 menjadi Sarana dan Prasarana Kreasi Anak Zaman. Di lantai
ini juga tersedia museum shop dan kafetaria untuk pengunjung.
Dok pribadi - foto lama peleburan timah di Belanda tahun 1927, koleksi MTI Muntok, Bangka Barat. |
Dok pribadi - foto lama peleburan timah Muntok, koleksi MTI Muntok, Bangka Barat. |
Sementara di
lantai 2, terdapat perpustakaan, ruang rapat, auditorium dan mushola. Sayangnya
kami tidak berkesempatan melihatlihat koleksi buku yang tersimpan di sana. Jadi kalau
disimpulkan, 70% koleksi MTI Muntok berkisar tentang sejarah teknologi timah
dan 30% tentang sejarah kota Muntok, sosial budaya Melayu, Worl War II
atau Perang Dunia II, dan pengasingan pemimpin negara di Bangka. Jadwal kunjungan
MTI Muntok dari hari Senin sampai Minggu, dibuka pukul 08.00 hingga pukul 16.00,
kecuali hari Jumat libur.
Pada bagian
Lintas Sejarah Muntok, Yunis berdiam cukup lama. Bibirnya bergerakgerak,
membaca teksteks yang tertera dengan suara berbisik seolah khawatir mengganggu
keheningan museum di sore yang cerah. Tapi bagiku, bisikan Yunis bagaikan
dongeng di sore hari, xoxoxo…
*
Dok pribadi - Galeri Lintas Sejarah dan Sosial Budaya Muntok, MTI Muntok, Bangka Barat. |
Berawal dari
prasasti Kota Kapur I. Keberadaan situs Kota Kapur menyiratkan bahwa sejak masa
klasik, Bangka adalah bagian dari jalur perdagangan internasional, dan timah
merupakan salah satu komoditasnya. Penemuan prasasti Kota Kapur I pada tahun
1892 oleh J.K van der Meulen menguak tabir nilai pentingnya pesisir barat
Bangka sebagai pelabuhan yang kerap disinggahi kapalkapal dagang dari berbagai
kawasan, bahkan sejak masa pra-Sriwijaya. Berdasarkan prasasti ini, dapat
ditafsirkan bahwa penaklukan Kota Kapur adalah bagian penting dalam kelancaran
misi perdagangan maritim Sriwijaya. Tak mengherankan, mengingat letak Kota
Kapur yang memang sangat strategis; tepat di hadapan Selat Bangka yang
terhubung langsung dengan Selat Malaka selaku jalur utama pelayaran antara India,
Nusantara, dan Tiongkok.
Dok pribadi - lintas sejarah penambangan timah di Indonesia, MTI Muntok, Bangka Barat. |
Pasca penemuan
Prasasti Kota Kapur I, berbagai penelitian terus dilakukan dan semakin banyak
peninggalan arkeologi yang ditemukan. Ditemukan pula artefak terkait
penambangan timah, juga diketemukan prasasti Kota Kapur II yang diperkirakan
berasal dari abad 10.
Dok pribadi - timah sebagai mata uang/alat tukar, MTI Muntok, Bangka Barat. |
Dalam Lintas
sejarah Muntok, dirunut mulai abad 1 sampai 12 sejak adanya Kota Kapur, Negeri
Mo-Ho-Hsin (asal muasal nama Bangka) dan penemuan prasasti Kota Kapur 686 M
menandai awal Masa Sejarah Pulau Bangka. Abad 14 sampai 15 Bangka berada dibawah
kerajaan Majapahit. Dua kali Majapahit mengirim ekspedisi ke Bangka, yang
pertama dipimpin langsung oleh Gajahmada. Ekspedisi ke dua dipimpin oleh
Tumenggung Dinata. Pasca Majapahit, Bangka diserang suku kanibal Melukut. Setelah
itu Bangka di bawah Johor dan Minangkabau dan masuklah agama Islam ke Bangka.
Pada abad 18
tepatnya tahun 1714, terjadi perseteruan suksesi tahta Kerajaan Palembang. Pangeran
Depati Anom dan Pangeran Jayawikrama menyingkir ke Bangka. Tahun 1715,
rombongan menyingkir ke Johor. Tahun 1716 menyingkir ke Siantan. Tahun 1717
merebut kembali Palembang. tahun 1721 pangeran Jayawikrama menjadi Sultan
Palembang bergelar Sultan Mahmmud Badaruddin I. tahun 1725 Mas Ayu Zamnah
memilih tinggal di Bangka, di suatu daerah bertanjung yang berhadapan dengan
Palembang. Tempat ini kemudian berkembang menjadi kota bernama Muntok dan
menjadi pusat pemerintahan di Bangka. Tahun 1733 Sultan menetapkan gelar
kebangsawanan khusus bagi keturunan Abdul Hayat dari Siantan (Abang Yang). Tahun
1734, membangun kota Muntok.
Abad 19,
sekitar tahun 1800 dibangun kelenteng Khung Fuk Min. tahun 1812 hingga 1814
Kesultanan Pelembang di bawah kekuasaan Inggris. Sultan Najamuddin menyerahkan
pulau Bangka dan Belitung pada Inggris, lepas dari Kesultanan Palembang. Muntok
diganti nama menjadi Minto dan menjadi ibu kota Bangka Belitung.
Dok pribadi - Galeri peleburan timah di MTI Muntok, Bangka Barat. |
Dok pribadi - contoh timah besi dan debu timah di MTI Muntok, Bangka Barat. |
Tanggal 13
Agustus 1814, Traktat London I, Inggris diwajibkan menyerahkan kembali ex
jajahan Belanda. Tanggal 10 Desember tahun 1816, Inggris menyerahkan kembali
Bangka ke Belanda, dan dibentuk Banka Tin Winning Bedrijf (BTW), perusahaan
tambang timah negara. Kepala tambang timah merangkap menjadi kepala daerah. Traktat
London II. 1819, Tin Reglement; “Tambang timah adalah monopoli Belanda, dan
tambang timah partikelir/swasta tidak diperbolehkan”. Tahun 1819 hingga 1952
meletus pemberontakan di Bangka oleh para pengikut Depati Bahrin, Depati Amir,
dan Batin Tikal. Tahun 1825 Kesultanan Palembang dihapus oleh Belanda. Kemudian
tahun 1827 Belitung diserahkan kembali oleh Inggris ke tangan Belanda. Pada tahun
1860 dibangun dermaga panjang (Ujung Brug), dan di tahun 1860 tanaman lada
diperkenalkan oleh Tumenggung Kertanegara II.
Dok pribadi - ilustrasi peleburan timah tradisional, koleksi MTI Muntok, Bangka Barat. |
Dok pribadi - manuskrip awal penulisan sejarah Bangka di MTI Muntok, Bangka Barat. |
Tahun 1861,
Haji Idris menulis sejarah Bangka. Setahun kemudian, tahun 1862 pembangunan
mercu suar di Tanjung Kalian. Tahun 1883 pembangunan Masjid Jami dan menjadi
masjid tertua di Bangka. Tahun 1878 Abang Arifin Tumenggung Kertanegara I
menulis sejarah Bangka. Tahun 1879 Abang Muhammad Ali Tumenggung Kertanegara II
menulis sejarah Bangka juga. Kemudian di tahun 1892 pembangunan mercu suar di
Tanjung Ular. Pada tahun 1897 Kanjeng Pangeran Hario Nataningprang keturunan
Sunan Pakualam II diasingkan di Muntok.
Memasuki abad
20, tepatnya tahun 1913 pemisahan urusan administrasi pemerintahan dan urusan
penambangan timah. Pusat Karesidenan Bangka Belitung dipindahkan ke
Pangkalpinang. Tahun 1915 dibangun kantor pusat BTW di Muntok. Tahun 1924
peresmian lapangan terbang Muntok. Tanggal 14 Februari 1942, Jepang mendarat di
Tanjung Kalian dan Belo Laut. Pada tanggal dan tahun yang sama kapal palang
merah MV. Veyner Brooke ditenggelamkan oleh pesawat terbang Jepang di lepas
pantai Ranji di kawasan Tanjung Kalian. Dua belas orang juru rawat tewas,
sedangkan 21 juru rawat yang selamat tewas ditembak mati tentara Jepang. 16
Februari 1942, 1 orang juru rawat bernama Vivian Bullwinkel terhindar dari pembunuhan.
Tahun 1942 hingga 1945 tambang timah dikendalikan oleh Mitsubishi Kogyo Kaisha
(MKK). Tanggal 22 Desember 1948 dengan menggunakan pesawat bomber B-25
pemimpinpemimpin pemerintahan RI diasingkan di Bangka. Drs. Moh. Hatta, Mr. A
Gaffar Pringgodigdo, Mr. Assaat, Komodor Udara Suryadarma ditahan di
Pesanggrahan Menumbing. Menyusul kemudian Ali Sastroamidjodo dan Moh. Roem yang
diterbangkan dari Yogyakarta. Bung Karno dan Haji Agus Salim kemudian
diterbangkan pula dari Parapat, Sumatera Utara.
*sumber informasi sejarah dan catatan didapat dari Museum
Timah Indonesia, Muntok.
Mengingat latar
belakang yang panjang, tidak mengherankan jika kini Muntok disebut kota bersejarah.
Setiap sudutnya seolah menjadi saksi peran penting Muntok sebagai bagian dari Indonesia.
Tambang timah, dan sejarah sosial budayanya dari waktu ke waktu menjadi bukti
kejayaan Muntok di Bangka. Kami ingatkan lagi, jangan lupa untuk mengunjungi
MTI Muntok yang dikelola dengan oke banget oleh PT Timah ini kalau anda
ke Bangka. Asli keren!yk[]
Foto by Koko Rudy - Yunis Kartika di depan gedung Museum Timah Indonesia, Muntok, Bangka Barat. |
“Kalau orang tak tahu sejarah bangsanya sendiri, tanah
airnya sendiri,
gampang jadi orang asing di antara bangsa sendiri.”
--Pramoedya Ananta Toer—
PS
: sila untuk menulis komentar, membagikan atau meninggalkan alamat web/blog-nya
untuk bertukar sapa dan saling mengunjungi.
0 comments:
Post a Comment