Pagoda Naga Angin Sungailiat Bangka_ Edisi Olwen
Foto by Bro Tony - Yunis Kartika di Pagoda Naga Angin Sungailiat, Bangka. |
“Seperti harta karun yang belum ditemukan, kebaikan
muncul dari benih yang baik dan kebijaksanaan datang dari pikiran yang suci dan
damai. Untuk berjalan melewati likuliku kehidupan manusia, seseorang memerlukan
cahaya kebijaksanaan dan panduan kebaikan.”
—Siddharta Gautama—
Hari ketiga di
Bangka jadwal kunjungan tidak semakin longgar, malah sebaliknya. Daftar tempat yang
ingin disinggahi masih memanjang mencapai belasan. Dan hari ketiga hingga akhir
kunjungan di Bangka, kami ditemani oleh bro Tony. Kami menyerahkan rute
perjalanan padat kepada pemuda kurus dan murah senyum itu. Pokoknya sebanyakbanyaknya
tempat yang bisa didapat, begitu pesan Yunis.
Mobil mengarah
ke Sungailiat, Kabupaten Bangka. Di Sungailiat dan sekitar Kabupaten Bangka terdapat
beraneka ragam destinasi wisata. Bukan melulu pantainya yang ciamik, tapi juga
dua destinasi wisata religi yang megah. Pagoda Naga Angin atau Pagoda
Nusantara dan Puri Tri Agung. Tempat peribadatan umat Budha yang
dibuka untuk umum, baik untuk umat Budha sendiri maupun umat non Budha. Jarak tempuh
dari Pangkalpinang ke Sungailiat sekitar 40 menit dengan kecepatan kendaraan
sedang.
Dok pribadi - Pagoda Naga Angin atau Pagoda Nusantara yang kokoh berdiri di puncak bukit Rebo, Sungailiat, Bangka. |
Pagoda Naga
Angin atau Pagoda Nusantara merupakan destinasi wisata relilgi yang berlokasi di
Bukit Naga Kumala, Desa Rebo, Kabupaten Bangka. Letaknya persis di puncak bukit
Rebo. Pembangunan Pagoda ini diprakarsai oleh Hon Ju Nam, putra Handoko Hon
seorang tokoh masyarakat Sungailiat. Dengan memerhatikan tata kelola kehutanan,
lingkungan hidup dan tata ruang, akhirnya tahun 2010 pembangunannya selesai. Sementara
peresmiannya baru di tahun 2022 pada bulan Februari.
Memasuki area
Pagoda Naga Angin, terlebih dahulu kita memasuki kawasan ekowisata Mutiara
Timur milik masyarakat sekitar dan milik Dinas Kehutanan yang telah memberikan
hak guna pakai seluas lima hektar kepada Yayasan pengelola Pagoda Naga Angin, dengan
membayar retribusi sebesar Rp.10.000,- rupiah/orang. Jalanan sebagian besar
masih berupa tanah berbatu tanpa aspal. Semakin mendekati lokasi, track
jalan semakin menanjak. Hatihati, sebaiknya menggunakan gigi satu dan selalu memerhatikan
kendaraan dari arah berlawanan, karena lajurnya yang tidak terlalu lebar. Spanduk
peringatan juga terpasang di beberapa badan jalan untuk mengingatkan
pengendara.
Dok pribadi - kiri dan tengah; jalan menuju puncak bukit Rebo, kanan; kendaraan khusus untuk mengangkut wisatawan ke Pagoda Nusantara di puncak bukit Rebo. |
Dok pribadi - searah jarum jam; spanduk peringatan, loket tiket, gerbang masuk kompleks pagoda, dan tiket masuk. |
Sebuah gerbang
klasik bangunan khas Tiongkok dengan penjaga patung singa menjadi penanda telah
sampai di kompleks Pagoda Naga Angin. Di sini kami membayar lagi
Rp.25.000,-/orang dan Rp.10.000,- rupiah untuk mobil. Ada perbedaan tiket masuk
di harihari kerja dan di harihari libur, tapi tidak terlalu besar. Usai urusan
tiket kami menuju tempat parkiran yang masih menanjak untuk kemudian perjalanan
menuju bagunan Pagoda dilakukan dengan berjalan kaki. Ingat ya, jalanjalan itu
diperlukan stamina yang prima. Apalagi berencana mengunjungi banyak lokasi
dalam satu waktu. Wajib fit hukumnya. Xoxoxo…
Dok pribadi - suasana asri, rimbun dan bersih di kompleks Pagoda Naga Angin Sungailiat, Bangka. |
Dok pribadi - suasana di kompleks Pagoda Naga Angin Sungailiat, Bangka. |
Angin dingin
khas perbukitan menjadi salam selamat datang begitu pintu mobil terbuka. Gemerisik
bunyi dedaun dan lonceng angin kelenteng menenangkan jiwa dalam sekejap. Pagoda
berbentuk segi delapan dengan tujuh lantainya berdiri kokoh menjulang tinggi
menghadap arah timur langsung ke laut. Berpondasi batu granit raksasa alami. Perpaduan
warna merah, biru, emas memberikan kesan keagungan tersendiri. Stupastupa kecil
memagari tangga menuju pintu masuk Pagoda. Patung Naga Putih dengan gagah mengular
di teras pintu masuk. Di dalam menara terdapat; Tian gong, Relik Budha,
Maitreya Bodhisattva, Catur Maharajika (empat Raja di langit), Bodhisattva
Cundi. Buddha Sakyamuni, Bodhisattva Kstigarbha, Bodhisattva Avalokitesvara, Bodhisattva
Skanda (Wei Tuo Phusa), Sangharama Bodhisattva (Guan Yu), Delapan Belas Arahat,
Tuo Ta Li Tiang Wang, Dewan Ford dan Dewan Harimau Putih, serta Tahta nenek
moyang orang Tionghoa. Kabarnya, bahan bangunan Pagoda ini sengaja didatangkan
langsung dari Tiongkok.
Di sekitar
Pagoda tetaman kecil menghias lengkap dengan tempat duduk dan bebatuan besar
untuk sekadar menikmati keindahan bukit dan suasana kelenteng. Pepohon hijau berdaun
rimbun, hamparan laut di kejauhan, serta angin yang bertingkah sesekali membuat
betah berlamalama.
Salah satu spot
favorit pengunjung adalah jembatan kaca. Untuk berfoto di atas jembatan kaca
dengan latar laut luas, bukit, dan Pagoda anda harus membayar Rp.30.000,-/orang.
Jika harihari padat pengunjung, anda harus sabar menunggu giliran. Jembatan kaca
hanya mampu menampung bobot secara terbatas. Masingmasing pengunjung diberikan
pula batas waktu berfoto, hanya terkadang ada saja yang tidak tenggang rasa
berlamalama di jembatan kaca. Seperti yang Yunis dan Icky alami, ada saja yang
berlamalama tanpa mengindahkan aturan dan orang sekitar. Teriknya itu loooh…
Oya, ada alas kaki khusus juga yang diberikan petugas untuk digunakan berjalan
di atas jembatan kaca. Begitu selesai jangan lupa untuk mengembalikannya ke
petugas.
Dok pribadi - suasana di kompleks Pagoda Naga Angin Sungailiat, Bangka. |
Di tengah
bukit dibangun paviliun dan hotel sebagai tempat beristirahat pengunjung. Dilengkapi
dengan kafe, dan penunjang pariwisata lainnya. Di puncak bukit Rebo terdapat
monumen CIA (Central Intelligence Agency)-salah satu badan intelejen pemerintah
federal Amerika Serikat-sebagai pengingat sebuat kegiatan CIA di tahun 60an. Untuk
menuju ke sana bisa menggunakan tangga berpagar setapak yang dibangun khusus
demi kemudahan dan kenyamanan pengunjung.
Dok pribadi - ucapan selamat datang dan patung tiga Dewa Fu Lu Shou di Pagoda Naga Angin Sungailiat, Bangka. |
Bangunan Pagoda
Naga Angin yang identik dengan kebudayaan Tiongkok menjadi daya tarik
tersendiri yang memikat wisatawan datang, baik masyarakat Bangka mau pun dari
luar pulau. Pengembangannya berdampak positif bagi masyarakat sekitar yang
tinggal di desa Rebo. Pertumbuhan ekonomi meningkat dengan terbukanya lapangan
pekerjaan dan produksi barangbarang khas wisata dengan muatan lokal. Setiap tahunnya
diadakan festival imlek, Pat Ngian Pan atau festival lampion, yang
dimeriahkan dengan Barongsai, Liong dan Tanjidor. Maka, tepatlah kiranya
kutipan Yunis diakhir tulisan untuk menggambarkan kemanfaatan adanya Pagoda ini
bagi hidup orang banyak.yk[]
Foto by Icky - Yunis Kartika di jembatan kaca Pagoda Naga Angin Sungailiat, Bangka. |
“Kebahagiaan datang ketika pekerjaan dan katakata anda
menjadi manfaat bagi dirimu dan orang lain.”
—Siddharta Gautama—
PS : sila untuk menulis
komentar, membagikan atau meninggalkan alamat web/blog-nya untuk bertukar sapa
dan saling mengunjungi.
0 comments:
Post a Comment