Negeri Seribu Suluk Rokan Hulu Riau_ Edisi Latih

Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Riau

Negeri Seribu Suluk, sebuah nama julukan dari Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Mempunyai riwayat yang melegenda sekaligus berliku yang telah dituturkan oleh para pemangku adat dari Rokan Hulu. Sosok yang terkenal se-nusantara pun pernah lahir dari tanah Rokan Hulu, yaitu pahlawan Tuanku Tambusai yang pernah bertempur sebagai panglima terakhir di perang Paderi melawan penjajahan atas nama cintanya untuk tanah Rokan Hulu. Selain itu, berbagai macam-macam etnis dari Jawa, Minangkabau, Batak, Sunda, Mandailing dan lain-lain berkembang serta hidup berdampingan di Rokan Hulu. Menciptakan marwah keberagaman yang harmonis.

Tugu Ratik Togak di Pasir Pengaraian, Kab. Rokan Hulu

Sejarah paling komprehensif tentang Rokan Hulu pun, tak bisa dipisahkan dari kerajaan-kerajaan yang meliputinya di masa lalu yang pernah berkembang di abad ke 18, sebagai lalu lintas perdagangan nusantara dan mancanegara. Lambat laun, perkembangan ekonomi di masa itu pun tumbuh dan berkembang. Membentuk peradaban tersendiri yang cukup menggeliat dan diperbincangkan. Kemudian menjadi semacam pusat perdagangan di masanya, didukung pula oleh jalur darat dan jalur sungai-sungainya yang strategis Hal-hal tersebut bisa dikatakan sebagai faktor-faktor pendukung untuk menguatkan dan memberi inspirasi bagi masyarakat Rokan Hulu, para tokoh, dan para pemangku adat agar daerah Rokan Hulu menjadi kabupaten. Mereka menyadari, Rokan Hulu mempunyai berbagai potensi yang cukup besar jika berdiri dan mandiri sebagai daerah berkembang. Di samping itu, secara kultur dan kebahasaan mereka berbeda dari induk semangnya.

Komplek Bina Praja, Kab. Rokan Hulu yang asri

Seiring waktu, perubahan demi perubahan pun terjadi di Rokan Hulu untuk menjadi kabupaten. Menurut dokumen sejarah setempat, cita-cita ini dimulai pada tahun 1949, ketika Kewedanaan Pasir Pangaraian masuk dalam wilayah Kabupaten Kampar. Lalu pada tahun 1962 pernah terjadi Musyawarah Besar yang melegenda. Isinya agar eks Kewedanaan Pasir Pangaraian menjadi kabupaten daerah TK II Rokan Hulu, sayangnya belum menuai hasil yang diharapkan. Kemudian tahun 1968, Musyawarah Besar kembali digelar oleh tokoh-tokoh Rokan Hulu. Namun lagi-lagi ide untuk mendirikan kabupaten Rokan Hulu terhalang. Seiring perubahan rezim pemerintahan, suhu politik dan perkembangan zaman di Indonesia, khususnya pada masa-masa reformasi yang sedang bergolak di ibu kota, terbitlah sebuah surat keputusan dari Mentri Dalam Negeri tertanggal 26 Mei 1997, yang berisi masuknya Rokan Hulu sebagai wilayah kerja pembantu bupati Kampar. Putusan tersebut kelak yang akan membawa aspirasi masyarakat Rokan Hulu memperjuangkan apa yang selama ini mereka cita-citakan; menjadi Kabupaten mandiri.

Komplek Pemakaman Rajaraja Ramban

Setelah melewati aral rintangan, akhirnya pada tanggal 4 Oktober 1999, Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 disetujui. Sejak saat itulah Kabupaten Rokan Hulu memulai kisah baru sebagai kabupaten otonom yang diresmikan oleh Pemerintah sebagai Kabupaten Rokan Hulu bersama tujuh kabupaten lainnya di Riau pada tanggal yang akan dikenang sepanjang hayat, yaitu tanggal 12 Oktober 1999, dengan ibu kota Pasir Pengaraian.


Perjuangan yang pantang mundur, menuai hasil membanggakan. Cahaya pembaharuan mulai terlihat. Cerita baru dari Negeri Seribu Suluk, memulai langkah-langkahnya membangun daerah tersendiri dengan kreativitas, aspirasi, dan inspirasi dari masyarakat Rokan Hulu sendiri. Semua dilakukan agar daerah Rokan Hulu dengan berbagai potensinya, menjadi daerah yang berkembang di Provinsi Riau serta menciptakan atmosfer kehidupan ekonomi di sana. Meningkatkan taraf hidup dan tumbuh secara jangka panjang demi menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang inovatif dan beraklakul kharimah.

Keindahan Arsitektur Masjid Agung Madani Islamic Center, Pasir Pangaraian, Kab. Rokan Hulu

Keseriusan dan optimistisme dalam membentuk sebuah kabupaten tersendiri, patut kita apresiasi, dengan memberikan penghormatan secara mendalam kepada tokoh-tokoh berpengaruh di Rokan Hulu yang telah mengabdi selama puluhan tahun, memperjuangkan Rokan Hulu sebagai kabupaten, akhirnya mewujud. Perjuangan dan dedikasi lokalitas atas nama cinta dan ketulusan pada Rokan Hulu.

Dua suasana yang berbeda dari keindahan Masjid Agung Madani Islamic Center

Salah satu bangunan yang menjadi ciri khas Kabupaten Rokan Hulu adalah  Masjid Agung Islamic Center dengan jalanjalan yang diterangi lampulampu bertuliskan Asmaul Husna. Masjid yang berdiri dengan anggun dan megahnya. Ketika malam tiba, seluruh bangunan Masjid akan bersinar terang namun menyejukan. Masjid yang memiliki banyak faedah. Selain fungsi utamanya sebagai tempat ibadah, juga menjadi ikon kota dan tempat wisata religi.

Akhir Perjalanan dari Rokan Hulu, Riau

Sebuah perjalanan tidak akan pernah menghasilkan kisah sama, kecuali semakin memuncakan kerinduan untuk terus berjalan, mengembara, mengumpulkan ingataningatan akan keindahan yang kadang tidak pula indah. Perjalanan adalah tentang mengumpulkan, memahami dan membangun kesadaran bahwa tidak ada yang benarbenar besar dan tidak ada yang benarbenar kecil. Perjalanan yang akan melagukan kisahkisah tak terduga dari mata, hati dan pikiran sang pengembara. Harapan, keyakinan serta iman. Betapa sang Khaliq begitu agung.yk[]

*kontributor tulisan : Eva Sri Rahayu dan Evi Sri Rezeki || *kontributor dokumentasi : Parmadi

0 comments:

Post a Comment