Pantai Tanjung Pesona Sungailiat_ Edisi Olwen

 

pantai tanjung pesona sungailiat
Dok pribadi - penanda masuk kawasan wisata Pantai Tanjung Pesona, Sungailiat, Kabupaten Bangka.

   

 

“Laut mengadu pada seribu pantai.”

—Alexander Smith—

 

 

 

Pantai Tanjung Pesona adalah pantai kedua yang kami kunjungi semenjak berada di Bangka. Jujur saja tidak banyak yang bisa kuceritakan sebenarnya mengenai pantai ini, karena Yunis terlihat tetiba kehilangan minat setelah beberapa saat berada di pantai Tanjung Pesona, jadinya tidak mengeksplosari secara maksimal. Padahal menurut penelitian kecilkecilan sebelum berangkat, pantai Tanjung Pesona ini terbagi menjadi dua wilayah; pantai barat dan pantai timur. Tentunya banyak yang bisa dilihat. Hmm… atau janganjangan bro Tony yang memandu kami, tidak membawa pada lokasi yang tepat. LOL just kidding bro!

 

pantai tanjung pesona sungailiat
Dok pribadi - area pantai Tanjung Pesona Sungaililat yang dikelola hotel/resort.

Secara garis besar pantai ini cukup bersih. Berpasir putih kecoklatan nan lembut, dengan air laut biru kehijauan. Di beberapa bagian pantai terlihat batubatu granit bertebaran menghias. Pengelolaanya secara eksklusif dilakukan oleh pihak ketiga atau swasta, yaitu pada pihak hotel/resort. Sehingga venuevenue yang eksotik dan cantik masuk dalam lokasi wilayah hotel/resort, semisal bibir pantai dengan bebatuan besar tersusun. Kamarkamar hotelnya pun berada dekat sisi pantai dan di atas bebatu, mungkin bisa dijadikan pilihan menginap jika anda ingin full menikmati suasana pantai dan lautan dengan riakriak ombak yang tenang.

 

pantai tanjung pesona sungailiat
Dok pribadi - jembatan ikonik pantai barat Tanjung Pesona Sungailiat dan pemandangannya.

Pantai dengan panorama laut lepas ini terletak di jalan Pantai Rebo Rambak, Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka. Untuk masuk ke area pantai jika anda bukan tamu hotel dikenakan biaya Rp.10.000,- rupiah/orang. Menurut seorang kawan di Pantai Tanjung Pesona ini terdapat beragam fasilitas olahraga air. Semisal; banana boat, jetski, kano, dan speedboat dengan beragam pilihan paket dan harga berbeda.


pantai tanjung pesona sungailiat
Dok pribadi - pantai Tanjung Pesona Sungailiat bagian barat suatu siang.


Sebagai informasi, lokasi yang kami kunjungi adalah bagian pantai barat. Lokasi yang memang dikelola oleh pihak ketiga tersebut dan tidak terlalu banyak bebatuan granit. Kalau anda berniat berkunjung ke pantai Tanjung Pesona, cobalah ke bagian pantai timur. Menurut penelitian kecilkecilan Yunis, bagian timur memiliki bebatuan granit yang lebih banyak dan terhampar di garis pantainya. Sebuah situs traveling malah menasbihkan bagian pantai timur sebagai salah satu pantai dengan pemandangan paling romantis di Indonesia. Sementara keunggulan pantai barat adalah jembatan kecil ikonik yang menjorok ke laut dengan bangunan mini di ujungnya yang sebenarnya diperuntukan khusus bagi tamu hotel.

 

Bagaimana pun dalam hal ini pendapat itu sangat subjektif ya, seperti halnya pendapat Yunis. Barangkali memang benar pantai Tanjung Pesona memiliki keindahan memikat seperti yang tertulis di media dan liputan online. Itu pun yang Yunis rasakan ketika menetapkannya menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi. Sayang sesuatu menjadikanya diluar harapan Yunis (padahal halhal diluar ekspektasi itu biasa kan?), namun jika anda telah berencana datang, maka datanglah. Setiap orang memiliki sudut pandang dengan tingkat harapan yang berbeda. Bisa jadi pantai ini menjadi sumber kegembiraan anda dan keluarga. Anda juga dapat menikmati waktu berkualitas sendirian atau pun bersama orangorang terkasih dengan romantis.yk[]

 

 

yunis kartika
Foto by Icky - Yunis Kartika di atas jembatan ikonik dengan bangunan mininya di pantai barat Tanjung Pesona, Sungailiat.


 

 

“Berjalan menyisir semenanjung | Masih pengap harap | Sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat | Sedu penghabisan bisa terdekap.”

—Chairil Anwar—

 

 

 




 

 

PS : sila menulis komentar, membagikan atau meninggalkan alamat web/blog-nya untuk bertukar sapa dan saling mengunjungi.

 

0 comments:

Post a Comment

Kemegahan Padepokan Puri Tri Agung Bangka_ Edisi Olwen

 

padepokan puri tri agung bangka
Foto by Bro Tony - Yunis Kartika di Padepokan Puri Tri Agung Sungailiat, Bangka.

  

 

“Kehidupan adalah perubahan yang alami dan spontan. Jangan menolaknya,

karena akan menimbulkan kesedihan. Biarlah sesuai dengan kenyataan.

Biarkan mengalir secara natural, berjalan seperti apa adanya.”

—Lao Tzu—

 

 

  

Destinasi wisata religi selanjutnya yang kami singgahi adalah Padepokan Puri Tri Agung atau Vihara Shaolin atau Pagoda Vihara Puri Tri Agung. Ketiganya adalah sebutan bagi bangunan berbentuk bulat dengan tinggi hampir 30 meter yang berada di jalur lintas timur Bangka. Berdiri megah di perbukitan menghadap ke Laut Cina Selatan. Padepokan Puri Tri Agung secara administratif berada di jalan Pantai Tikus, Desa Rebo, Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka.

 

padepokan puri tri agung bangka
Dok pribadi - Suasana Padepokan Puri Tri Agung Sungailiat, Bangka, suatu hari.

Akses menuju ke lokasi terbilang mudah, aman dan lancar. Meski medannya berkelok dan naik turun, namun jalanan aspalnya mulus serta lebar cukup untuk dua mobil. Sepanjang perjalanan kita akan disuguhi pemandangan perbukitan dan pepohonan yang asri.

 

Bentangan alam yang memesona mengelilingi bangunan puri. Perbukitan hijau yang melatari memperkuat kesan segar menenangkan. Siang itu ketika kami sampai, kompleks puri cukup lengang hanya terlihat beberapa orang saja yang berkunjung dan tiba hampir bersamaan dengan kami. Patung Dewi Kwan Im yang berada di pelataran Padepokan Puri Tri Agung seolah menyambut para pengunjung.

  

padepokan puri tri agung bangka
Dok pribadi - dari atas kiri searah jarum jam; monumen selamat datang, Patung Dewi Kwan Im,
pelatara puri, dan tangga menuju arah laut.


Benderang sinar matahari hampir di pucuk kepala tak menyurutkan Yunis mengeksplorasi sebagian besar puri. Sementara Icky dan bro Tony masih melipir di pinggir halaman, berteduh diantara pepohon besar. Hmmff… sebenarnya aku juga ingin ikut melipir, tapi Yunis malah bersukacita ke sana kemari sambil sesekali berswafoto bersamaku dengan gawainya. Kalau urusan dokumentasi, aku sih senangsenang saja… Xoxoxo… Terlihat ukiran naga khas Tiongkok menjadi ornamen utama turut menghias dinding luar bangunan puri. Atapnya yang bertingkat tiga membentuk ujung topi khas Tiongkok pula. Kesederhanaan bentuknya justru memperkuat kesan megah dan mewah.

 

Selesai bagian luar, Yunis kemudian masuk ke dalam puri. Sebuah buku tamu tergeletak di atas meja beserta alat tulisnya. Di samping meja, disediakan sejenis kotak amal atau kotak kontribusi. Isilah sesuai kemampuan, tidak perlu besar yang penting ikhlas. Kemudian terlihat tempat pembakaran hio bagi umat yang hendak beribadat. Yunis bergerak memindai ruangan lantai satu puri, dan pengunjung memang hanya diperbolehkan berada di lantai satu puri.

 

padepokan puri tri agung bangka
Dok pribadi - interior dalam lantai satu Padepokan Puri Tri Agung Sungailiat, Bangka.

Sejak dari pintu masuk, keberadaan tiga buah patung besar yang berada di tengah ruangan mencuri perhatian Yunis. Posisinya yang berada di sentral menjadi pusat semesta dalam ruang puri. Patung guruguru besar dari tiga ajaran agama. Menjadi representasi simbol persatuan dari ketiga ajaran agama tersebut. Dari sebelah kiri adalah patung Kong Zi (Confucius) guru besar ajaran Konghucu. Patung Buddha Sakyamuni berada di tengah, dan di kanan patung Lao Zi (Lao Tzu) guru besar ajaran Taoisme. Ternyata asal nama Padepokan Puri Tri Agung itu sendiri diambil dari ketiga nama guru besar yang melambangkan ajaran Tri Dharma; Konfusianisme, Budhhisme, dan Taoisme.

 

padepokan puri tri agung bangka
Dok pribadi - patung geguru besar ajaran keagamaan berada tepat di tengah ruang lantai satu.
Dari ki-ka; Kong Zi (Confucius), Budhha Sakyamuni, dan Lao Zi (Lao Tzu).

Lantai satu ini memiliki daun pintu kayu besar, ruang yang luas dan atap yang tinggi. Pada dindingnya terdapat jendelajendela yang besar pula. Sirkulasi udara mengalir dengan baik. Pilarpilar penyangga bangunan bercat merah. Pada atap bangunan bergambar hiasan bunga lotus. Bagian puncak atap dalam puri, sebuah lukisan yang menggambarkan dua naga sedang terbang di langit biru berawan sambil mengitari bunga lotus. Seolah menjadi payung bagi ketiga guru besar.

 

padepokan puri tri agung bangka
Dok pribadi - lukisan pada puncak atap Padepokan Puri Tri Agung Sungailiat, Bangka.

Di belakang patung geguru besar keagaman tepat di bawah tangga ke lantai dua, terdapat dua buah patung lainnya. Mereka adalah penggagas dan juga pendiri Padepokan Puri Tri Agung yaitu Bujung Benjamin bersama Bhiku Dharmasagaro Mahasthavira. Pada dindingdinding bagian dalam beragam foto kegiatan keagamaan dan sejarah berdirinya puri terpampang. Begitu juga informasi tentang yayasan yang mengelola puri.

 

padepokan puri tri agung bangka
Dok pribadi - dari kiri atas searah jarum jam; plakat peresmian Padepokan Puri Tri Agung, dua buah patung penggagas dan pendiri puri, plakat nama Bhiku Dharmasagaro Mahasthavira, plakat nama Bujung Benjamin.

Tahu kah anda, bahwa diperlukan waktu 12 tahun untuk membangun tempat peribadatan berpemandangan alam perbukitan dan lautan ini? Amazing kan! Oya, di dalam puri juga terdapat bedug yang sama seperti di masjid dan lonceng seperti di gereja yang berbunyi sesekali. Mungkin bedug ini untuk kebutuhan perayaan ya. Jangan menyentuh bendabenda di dalam puri dan tetap menjaga sopansantun, karena puri adalah tempat peribadatan. Menjaga sikap menjadi keharusan juga menjaga kebersihan.

 

Padepokan Puri Tri Agung menjadi tempat perayaan keagamaan bagi umat dan masyarakat sekitar. Seperti untuk perayaan Hari Raya Imlek, perayaan Cap go Meh, Upacara Ullambana Sembayang Rebutan, Festival Kue Bulan dan sebagainya. Atraksi Wushu dari Shaolin Temple Quanzhou Fujian Tiongkok dan Barongsai Bodhi Dharma Shaolin pernah memeriahkan pesta rakyat Cap Go Meh di Padepokan Puri Tri Agung.

 

padepokan puri tri agung bangka
Dok pribadi - dokumentasi berbagai kegiatan perayaan keagaman Padepokan Puri Tri Agung Sungailiat, Bangka.

Sejak diresmikan oleh Menteri Pariwisata dan Menteri Agama pada Januari 2015, padepokan ini dibuka untuk umum setiap hari mulai dari pukul 06.00 sampai pukul 18.00 WIB. Tidak dipungut biaya apa pun untuk mengunjungi dan menikmati kawasan wisata religi Padepokan Puri Tri Agung, kecuali jika anda ingin memberi sumbangsih bisa disalurkan ke kotak amal/kontribusi yang disebutkan tadi di atas.

 

Padepokan Puri Tri Agung ini dekat dengan kawasan wisata alam pantai, seperti Pantai Tikus, Pantai Tikus Emas, dan Pantai Tanjung Pesona. Pantainya merupakan pantai paling panjang yang ada di kota Sungailiat. Padepokan Puri Tri Agung juga masuk kedalam direktori pariwisata pesona Indonesia karena keindahan arsitektur bangunan, alam dan fungsinya. Pekarangan luas dan banyaknya spot foto, membuat leluasa untuk menikmati keindahan pemandangan gugusan perbukitan dan laut lepas.

 

Siang makin meninggi, ada perut yang sudah tak bisa diajak kompromi. Sambil berjalan ke parkiran Yunis menggumamkan pikirannya; kebajikan, kebaikan dan cinta kasih adalah hal dasar yang diajarkan setiap agama dan keyakinan. Menjadi pondasi prinsip dan moral seseorang. Tak soal apa pun ajaran yang dianutnya, selama halhal tersebut menjadi pegangan dalam kehidupannya. Ingatlah, bahwa indahnya pelangi tercipta dari kumpulan warna berbeda yang harmonis.yk[]

 

 

yunis kartika
Foto by Bro Tony - Yunis Kartika di ruang dalam Padepokan Puri Tri Agung Sungailiat, Bangka.

 

 

“Kebijaksanaan, kasih sayang, dan keberanian

adalah tiga kualitas moral manusia yang diakui secara universal.”

—Confucius—

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PS : sila untuk menulis komentar, membagikan atau meninggalkan alamat web/blog-nya untuk bertukar sapa dan saling mengunjungi.

 

0 comments:

Post a Comment

Pagoda Naga Angin Sungailiat Bangka_ Edisi Olwen

  

yunis kartika
Foto by Bro Tony - Yunis Kartika di Pagoda Naga Angin Sungailiat, Bangka.

  

  

“Seperti harta karun yang belum ditemukan, kebaikan muncul dari benih yang baik dan kebijaksanaan datang dari pikiran yang suci dan damai. Untuk berjalan melewati likuliku kehidupan manusia, seseorang memerlukan cahaya kebijaksanaan dan panduan kebaikan.”

—Siddharta Gautama—

 

  

Hari ketiga di Bangka jadwal kunjungan tidak semakin longgar, malah sebaliknya. Daftar tempat yang ingin disinggahi masih memanjang mencapai belasan. Dan hari ketiga hingga akhir kunjungan di Bangka, kami ditemani oleh bro Tony. Kami menyerahkan rute perjalanan padat kepada pemuda kurus dan murah senyum itu. Pokoknya sebanyakbanyaknya tempat yang bisa didapat, begitu pesan Yunis.

 

Mobil mengarah ke Sungailiat, Kabupaten Bangka. Di Sungailiat dan sekitar Kabupaten Bangka terdapat beraneka ragam destinasi wisata. Bukan melulu pantainya yang ciamik, tapi juga dua destinasi wisata religi yang megah. Pagoda Naga Angin atau Pagoda Nusantara dan Puri Tri Agung. Tempat peribadatan umat Budha yang dibuka untuk umum, baik untuk umat Budha sendiri maupun umat non Budha. Jarak tempuh dari Pangkalpinang ke Sungailiat sekitar 40 menit dengan kecepatan kendaraan sedang.

 

pagoda naga angin sungailiat
Dok pribadi - Pagoda Naga Angin atau Pagoda Nusantara yang kokoh berdiri di puncak bukit Rebo, Sungailiat, Bangka.

Pagoda Naga Angin atau Pagoda Nusantara merupakan destinasi wisata relilgi yang berlokasi di Bukit Naga Kumala, Desa Rebo, Kabupaten Bangka. Letaknya persis di puncak bukit Rebo. Pembangunan Pagoda ini diprakarsai oleh Hon Ju Nam, putra Handoko Hon seorang tokoh masyarakat Sungailiat. Dengan memerhatikan tata kelola kehutanan, lingkungan hidup dan tata ruang, akhirnya tahun 2010 pembangunannya selesai. Sementara peresmiannya baru di tahun 2022 pada bulan Februari.

 

Memasuki area Pagoda Naga Angin, terlebih dahulu kita memasuki kawasan ekowisata Mutiara Timur milik masyarakat sekitar dan milik Dinas Kehutanan yang telah memberikan hak guna pakai seluas lima hektar kepada Yayasan pengelola Pagoda Naga Angin, dengan membayar retribusi sebesar Rp.10.000,- rupiah/orang. Jalanan sebagian besar masih berupa tanah berbatu tanpa aspal. Semakin mendekati lokasi, track jalan semakin menanjak. Hatihati, sebaiknya menggunakan gigi satu dan selalu memerhatikan kendaraan dari arah berlawanan, karena lajurnya yang tidak terlalu lebar. Spanduk peringatan juga terpasang di beberapa badan jalan untuk mengingatkan pengendara.

 

pagoda naga angin sungailiat
Dok pribadi - kiri dan tengah; jalan menuju puncak bukit Rebo, kanan; kendaraan khusus untuk mengangkut wisatawan 
ke Pagoda Nusantara di puncak bukit Rebo.

pagoda naga angin sungailiat
Dok pribadi - searah jarum jam; spanduk peringatan, loket tiket, gerbang masuk kompleks pagoda, dan tiket masuk.

Sebuah gerbang klasik bangunan khas Tiongkok dengan penjaga patung singa menjadi penanda telah sampai di kompleks Pagoda Naga Angin. Di sini kami membayar lagi Rp.25.000,-/orang dan Rp.10.000,- rupiah untuk mobil. Ada perbedaan tiket masuk di harihari kerja dan di harihari libur, tapi tidak terlalu besar. Usai urusan tiket kami menuju tempat parkiran yang masih menanjak untuk kemudian perjalanan menuju bagunan Pagoda dilakukan dengan berjalan kaki. Ingat ya, jalanjalan itu diperlukan stamina yang prima. Apalagi berencana mengunjungi banyak lokasi dalam satu waktu. Wajib fit hukumnya. Xoxoxo…

 

pagoda naga angin sungailiat
Dok pribadi - suasana asri, rimbun dan bersih di kompleks Pagoda Naga Angin Sungailiat, Bangka.

pagoda naga angin sungailiat
Dok pribadi - suasana di kompleks Pagoda Naga Angin Sungailiat, Bangka.

Angin dingin khas perbukitan menjadi salam selamat datang begitu pintu mobil terbuka. Gemerisik bunyi dedaun dan lonceng angin kelenteng menenangkan jiwa dalam sekejap. Pagoda berbentuk segi delapan dengan tujuh lantainya berdiri kokoh menjulang tinggi menghadap arah timur langsung ke laut. Berpondasi batu granit raksasa alami. Perpaduan warna merah, biru, emas memberikan kesan keagungan tersendiri. Stupastupa kecil memagari tangga menuju pintu masuk Pagoda. Patung Naga Putih dengan gagah mengular di teras pintu masuk. Di dalam menara terdapat; Tian gong, Relik Budha, Maitreya Bodhisattva, Catur Maharajika (empat Raja di langit), Bodhisattva Cundi. Buddha Sakyamuni, Bodhisattva Kstigarbha, Bodhisattva Avalokitesvara, Bodhisattva Skanda (Wei Tuo Phusa), Sangharama Bodhisattva (Guan Yu), Delapan Belas Arahat, Tuo Ta Li Tiang Wang, Dewan Ford dan Dewan Harimau Putih, serta Tahta nenek moyang orang Tionghoa. Kabarnya, bahan bangunan Pagoda ini sengaja didatangkan langsung dari Tiongkok.


Di sekitar Pagoda tetaman kecil menghias lengkap dengan tempat duduk dan bebatuan besar untuk sekadar menikmati keindahan bukit dan suasana kelenteng. Pepohon hijau berdaun rimbun, hamparan laut di kejauhan, serta angin yang bertingkah sesekali membuat betah berlamalama.

 

Salah satu spot favorit pengunjung adalah jembatan kaca. Untuk berfoto di atas jembatan kaca dengan latar laut luas, bukit, dan Pagoda anda harus membayar Rp.30.000,-/orang. Jika harihari padat pengunjung, anda harus sabar menunggu giliran. Jembatan kaca hanya mampu menampung bobot secara terbatas. Masingmasing pengunjung diberikan pula batas waktu berfoto, hanya terkadang ada saja yang tidak tenggang rasa berlamalama di jembatan kaca. Seperti yang Yunis dan Icky alami, ada saja yang berlamalama tanpa mengindahkan aturan dan orang sekitar. Teriknya itu loooh… Oya, ada alas kaki khusus juga yang diberikan petugas untuk digunakan berjalan di atas jembatan kaca. Begitu selesai jangan lupa untuk mengembalikannya ke petugas.

 

pagoda naga angin sungailiat
Dok pribadi - suasana di kompleks Pagoda Naga Angin Sungailiat, Bangka.

Di tengah bukit dibangun paviliun dan hotel sebagai tempat beristirahat pengunjung. Dilengkapi dengan kafe, dan penunjang pariwisata lainnya. Di puncak bukit Rebo terdapat monumen CIA (Central Intelligence Agency)-salah satu badan intelejen pemerintah federal Amerika Serikat-sebagai pengingat sebuat kegiatan CIA di tahun 60an. Untuk menuju ke sana bisa menggunakan tangga berpagar setapak yang dibangun khusus demi kemudahan dan kenyamanan pengunjung.

 

pagoda naga angin sungailiat
Dok pribadi - ucapan selamat datang dan patung tiga Dewa Fu Lu Shou di Pagoda Naga Angin Sungailiat, Bangka.

Bangunan Pagoda Naga Angin yang identik dengan kebudayaan Tiongkok menjadi daya tarik tersendiri yang memikat wisatawan datang, baik masyarakat Bangka mau pun dari luar pulau. Pengembangannya berdampak positif bagi masyarakat sekitar yang tinggal di desa Rebo. Pertumbuhan ekonomi meningkat dengan terbukanya lapangan pekerjaan dan produksi barangbarang khas wisata dengan muatan lokal. Setiap tahunnya diadakan festival imlek, Pat Ngian Pan atau festival lampion, yang dimeriahkan dengan Barongsai, Liong dan Tanjidor. Maka, tepatlah kiranya kutipan Yunis diakhir tulisan untuk menggambarkan kemanfaatan adanya Pagoda ini bagi hidup orang banyak.yk[]

 

 

yunis kartika
Foto by Icky - Yunis Kartika di jembatan kaca Pagoda Naga Angin Sungailiat, Bangka.

  

 

“Kebahagiaan datang ketika pekerjaan dan katakata anda

menjadi manfaat bagi dirimu dan orang lain.”

—Siddharta Gautama—

 

 

 

 

 



PS : sila untuk menulis komentar, membagikan atau meninggalkan alamat web/blog-nya untuk bertukar sapa dan saling mengunjungi.

 

0 comments:

Post a Comment

Tugu Peringatan Korban Perang Dunia II di Tanjung Kalian Muntok_ Edisi Olwen

 

yunis kartika
Foto by Icky - Yunis Kartika di Tugu Peringatan Korban PD II Tanjungn Kalian, Muntok.


 

 

 

“Laut tidak lain adalah perpustakaan dari semua air mata dalam sejarah.”

—Daniel Handler—

 

 

  

Konon di abad ke 21 ini manusia sudah lebih beradab. Sejarah dan kebudayaan di masa lampau disebut sebagai peristiwa pembelajaran dan kenangkenangan panjang perjalanan hidup manusia sejak sebelum masehi. Hasrat purba manusia untuk saling menguasai (baca; perang) dikatakan perilaku barbar saat ini. Namun benarkah demikian?

 

Tak usah jauh menelaah negaranegara lain. Indonesia, negara kita tercinta ini telah mengalami pasang surut perang dan penjajahan lebih dari 3,5 abad catatan sejarah. Hingga kini. Perang antar suku masih kita dengar di beberapa bagian wilayah Indonesia. Insiden berdarah adu tembak kerap disiarkan oleh berbagai media nasional. Ragam mediasi pihak pendamai tak pernah mencapai kesepakatan. Isuisu politis dan ideologis menjadi tema utama yang memantik perseteruan. Ini kah yang dikatakan peradaban?

*

 

tugu peringatan korban PD II tanjung kalian
Dok pribadi - daftar namanama penumpang kapal SS Vyner Brooke.

Sisa jingga tinggal sejengkal, ketika Yunis berdiri di depan sebuah tugu peringatan. Sebuah tugu pengingat untuk para korban Perang Dunia ke II. Sebuah tulisan panjang tersemat, berbunyi; “8th Australian Divison, 2nd Australian Imperial Force. This memorial honoursthe heroism and sacrifice of member of the Australian of Army Nursing Service, who serven in the Bangka area in the sea and World War during the years 1942-1945. Lost at sea off Bangka Island when SS Vyner Brooke was bombed and sunk by Japanese air craft on 14th February 1942. Shot and killed on Raji Beach by Japanese soldiers on 16th February 1942.”

 

Tugu peringatan korban Peran Dunia II ini letaknya di bibir pantai Tanjung Kalian, tidak jauh dari menara suar Tanjung Kalian. Dibangun pada tanggal 2 Maret 1993 sebagai penghormatan untuk para korban Perang Dunia II dan tenggelamnya kapal SS Vyner Brooke di Bangka tahun 1942. Sebuah kapal membawa tentara Inggris yang terluka dan para juru rawat Australia mengungsi dari Singapura untuk menghindari serbuan pasukan Jepang. Sayangnya  berakhir dengan ditenggelamkan oleh pesawat pengebom Jepang di wilayah Selat Bangka.

 

tugu peringatan korban PD II tanjung kalian
Dok pribadi - didedikasikan khusus untuk para juru rawat kapal Vyner Brooke.

tugu peringatan korban PD II tanjung kalian
Dok pribadi - kisah setelah pengeboman yang diceritakan oleh Vivian Bullwinkell.

Sebagian awak kapal  yang selamat dan sampai ke tepi pantai wilayah Muntok Pulau Bangka, dibunuh langsung di tempat itu juga oleh tentara Jepang. Sebagian yang selamat ditangkap, kemudian ditahan dalam kamp tawanan perang tentara Jepang. Para korban yang meninggal pada saat pengeboman berjumlah 12 orang, korban yang ditembak di pantai berjumlah 21 orang. Yang tewas dalam masa tahanan Jepang di Sumatera berjumlah 4 orang dan yang bisa kembali ke Australia berjumlah 12 orang.

 

Seorang juru rawat bernama Vivian Bullwinkell selamat dari pembantaian dan terdampar di pantai Radji, Tanjung Kalian. Lima tahun kemudian, Vivian bersaksi di pengadilan kejahatan perang di Tokyo atas tragedi kemanusiaan tersebut.

 

Tugu peringatan korban Perang Dunia II, bukan hanya sebagai pengingat bagi mereka yang menjadi korban saja. Tetapi menjadi tugu penghormatan kepada seluruh masyarakat Muntok yang membantu para korban selamat dari peristiwa itu. Selain tugu peringatan, ada pula acara tahunan setiap bulan Februari yang dilakukan oleh negara Australia bersama Indonesia khususnya masyarakat Muntok, yaitu penghormatan dengan peletakan karangan bunga  dan menabur bunga di laut. Jadi, jika ingin melihat dan menjadi bagian dari acara ini, anda bisa datang pada tanggal 14 Februari. Acara peringatan ini terbuka untuk umum.

*sumber informasi didapat langsung dari Tugu Peringatan Korban Perang Dunia II


 

tugu peringatan korban PD II tanjung kalian
Dok Pribadi - sisi lain dari Tugu Peringatan Korban Perang Dunia II di Tanjung Kalian, Muntokl.

 

Ketika menulis ini Yunis merasakan ada ironi tersendiri. Sejatinya ilmu pengetahuan, teknologi, dan keyakinan mendorong manusia untuk lebih welas asih, bukan malah sebaliknya. Usia bumi yang semakin tua dengan segala persoalannya tidakkah cukup membuat kita lebih bertafakur? Perang tidak membawa kebaikan bagi pemenang apalagi yang kalah. Perang bukan hanya berdampak bagi dua pihak, tapi berdampak bagi seluruh penghuni bumi dan bumi itu sendiri. Suka atau tidak, kita hanya memiliki 1 bumi yang kita tinggali. Jika bumi ini hancur, pemenang perang pun ikut terkubur.

 

Apa yang disombongkan ketika kita tidak lagi jadi bagian dari kehidupan itu sendiri? Tugu pengingat apa yang ingin dibangun? Sebagai antagonis yang arogan, jahat dan penuh kebencian? Atau sebagai protagonis yang welas asih? Sebab tugu pengingat, bisa jadi bukan hanya sebatas bangunan fisik. Lebih dari itu, ia ada di setiap hati yang tersentuh sebagai bukti kemanusiaan.yk[]

 

 

tugu peringatan korban PD II tanjung kalian
Dok pribadi - Tugu Peringatan Korban Perang Dunia II di Tanjung Kalian, Muntok, Bangka Barat.


 

 

“Anda tidak harus kehilangan kepercayaan pada kemanusiaan.

Kemanusiaan adalah lautan.

Jika beberapa tetes laut kotor, lautan tidak menjadi kotor.”

—Mahatma Gandhi—

 

 

 

 

 

 

 

PS : sila untuk menulis komentar, membagikan atau meninggalkan alamat web/blog-nya untuk bertukar sapa dan saling mengunjungi.

 

0 comments:

Post a Comment

Sunset di Menara Suar Tanjung Kalian Muntok_ Edisi Olwen

 

menara suar tanjung kalian muntok
Olwen di balkon menara suar Tanjung Kalian, Muntok, Bangka Barat.

 

  

 

“Menara suar tidak menyebar ke seluruh pulau mencari perahu untuk diselamatkan,

mereka hanya berdiri di sana dan bersinar terang.”

—Anne Lamott—

 

 

 

 

Kita hampir selalu tak punya cukup waktu—kirakira begitulah ungkapan yang sering kita dengar. Begitu pula dengan kunjungan kami ke Muntok. Waktu terasa bergerak cepat. Tanjung Kalian menjadi tempat terakhir dari rangkaian kunjungan ini. Kami masih dengan penuh semangat menikmati setiap momennya. Adalah ide Koko Rudy untuk naik ke atas menara suar Tanjung Kalian, yang di-iyakan- oleh Icky. Yunis langsung menengadahkan kepala, memperkirakan kekuatan demi dilihatnya bangunan ramping tinggi menjulang. Rasanya aku mendengar Yunis juga menelan ludah. Xoxoxo… Tapi kukira, Yunis tak bisa mundur mengingat perjalanan jauh dan rasa penasaran terhadap menara suar yang berdiri tegak dihadapannya.

 

menara suar tanjung kalian muntok
Dok pribadi - pintu masuk ke area menara suar Tanjung Kalian, Muntok, Bangka Barat.


menara suar tanjung kalian muntok
Dok pribadi - Menara suar Tanjung Kalian tegak berdiri setinggi 56 meter. 

Setelah mencuci tangan di tempat yang telah disediakan, ingat prokes kan? Tanpa komando, Koko Rudy dan Icky, melangkah masuk mendahului setelah kami membayar tiket masuk seharga Rp.5000,00/orang. Samarsamar terdengar suara bergema memanggil kami. Yunis tidak segera menyusul, ia berdalih akan memotret aku terlebih dahulu. Setelah beberapa pose akhirnya Yunis menyusul. Satupersatu kami meniti anak tangga. Di setiap lantainya diberi nomor sebagai penanda lantai. Ada 16 lantai yang harus dilalui untuk sampai di puncak tertinggi menara suar dengan meniti ratusan anak tangga yang terbuat dari batu dan 2 lantai terakhir berupa tangga kayu. Persisnya 199 anak tangga dengan rincian 162 anak tangga batu, 28 anak tangga kayu, dan 9 anak tangga besi.

 

Memasuki putaran tangga lantai 5 napas Yunis mulai ngosngosan. Sementara Koko Rudy dan Icky entah sudah berada di lantai berapa, tapi jelas terdengar mereka pun berpayahpayah menaiki anak tangga. Dengan kompak mereka bersahutan memanggil Yunis dan menyemangati. Terdengar candaan Koko Rudy kepada Icky; “seminggu 2 kali naik turun tangga ini, kurus kita Om…”, terdengar gelak Icky mengamini. Yunis pun terkekeh geli, karena memang sesungguhnya mereka bertiga membutuhkan olahraga berat untuk nahan laju bobot yang kian menanjak. Xoxoxo

 

menara suar tanjung kalian muntok
Dok pribadi - anakanak tangga batu menara suar Tanjung Kalian Muntok, Bangka Barat.



menara suar tanjung kalian muntok
Dok pribadi - jendela berteralis sebagai ventilasi menara suar Tanjung Kalian, Muntok.

Sirkulasi udara di menara ini cukup baik. Setiap pit stop (baca; area cukup luas untuk menarik napas) lantai, jendela bulat berdiameter kurang lebih 30 cm terpasang. Dari jendela ini kita juga bisa melihat pemandangan. Terkadang sisi laut dengan kapal, terkadang sisi pelabuhan, dan sisi lainnya terlihat parkiran serta arah kota. Kebersihan bagian dalam menara suar juga terjaga. Apalagi di saat kenormalan baru seperti ini, kebersihan dan sterilisasi tempat menjadi keharusan.

 

menara suar tanjung kalian muntok
Dok pribadi - bagian puncak menara suar Tanjung Kalian, Muntok, Bangka Barat.

Pelabuhan Tanjung Kalian yang terletak di ujung barat Pulau Bangka, persisnya di Kecamatan Muntok merupakan salah satu pintu masuk dari Pulau Sumatera. Pelabuhan dengan menara suar yang dibangun oleh Belanda tahun 1862 ini memiliki tinggi 56 meter. Kebayangkan tingginya? Secara fisik menara ini masih terlihat kokoh, serta hanya beberapa kali mengalami cat ulang saja. Namun anda harus hatihati, pada bagian balkon di puncak tertinggi menara suar dimana kita bisa melihat pemandangan pelabuhan dan lepas pantai terdapat bagian yang mulai keropos. Balkonnya bercat merah selebar setengah meter mengelilingi puncak dan berpagar hampir 1 meter. Perhatikan langkah anda, dan sebaiknya naik bergantigantian sebab khawatir balkon tidak sanggup menahan beban berat berlebih. Meski materialnya terbuat dari baja, seiiring waktu, udara beraroma garam akan membuat baja korosit.

 

Pada puncak menara suar ini, terdapat lampu yang berfungsi sebagai navigasi dan dinyalakan terus selama 24 jam. Pancaran sinar lampunya mencapai radius 25 mil dan berputar ulang setiap 10 detik dengan periode 0.2 terang dan 4,8 gelap sehingga dapat memandu kapalkapal keluar masuk Selat Bangka. Bangun ini menjadi landmark kawasan dan simbol navigasi utama bagi pelayaran yang melalui Selat Bangka.

*sumber informasi didapat langsung dari Tanjung Kalian Light House.



menara suar tanjung kalian muntok
Dok pribadi - pemandangan dari atas balkon menara suar Tanjung Kalian, Muntok, Bangka Barat.

Penuh perjuangan (baca; napas tersengal, keringat menderas membasahi baju) akhirnya kami tiba di atas puncak menara. Jika anda bukan seorang phobia ketinggian, pemandangan dari atas serupa penawar haus bagi dahaga. Matahari bergerak turun. Meski tidak bulat, tetap saja sunset. Ia penanda sebentar lagi gelap tiba. Angin laut dan pedar warna jingga di barat menjadi penutup hari yang manis bagi kunjungan kami. Sungguh syahdu, terima kasih Tanjung Kalian. Salam, selamat tinggal Muntok.yk[]

 

 

yunis kartika
Foto by Koko Rudy - Yunis Kartika dan Icky menikmati sunset dari puncak menara suar Tanjung Kalian Muntok.


  

 

“Matahari terbenam seperti masa kanakkanak. Dipandang dengan heran bukan hanya karena mereka cantik, tetapi karena mereka cepat berlalu.”

—Richard Paul Evans—

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PS : sila untuk menulis komentar, membagikan atau meninggalkan alamat web/blog-nya untuk bertukar sapa dan saling mengunjungi. Terima kasih sudah mampir ^_^

 

0 comments:

Post a Comment