Pantai Sayang Heulang Dua Tahun Lalu_ Edisi Catatan Dibuang Sayang (Samayo)

pantai sayang heulang jawa barat
Samayo dan pendamping hidup menikmati sunset di pantai Sayang Heulang, Garut, Jawa Barat.

 

 

 

“Keajaiban itu banyak, dan tidak ada yang lebih indah dari kekuatan yang melintasi laut putih didorong oleh angin badai, membuat jalan setapak di bawah gelombang

yang mengancam untuk menelannya.”

--Sophocles—

 

  

 

Pernah mengunjungi pantai Sayang Heulang yang berada di Desa Mancagahar, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat? Barubaru ini atau ketika pantai belum mendapat penataan seperti saat beberapa bulan belakang? Di waktu yang mana pun, kunjungan kita tentu memiliki nilai kenangan yang istimewa. Saya (Samayo) dan Yunis – kami misalnya, menikmati surya tenggelam di pantai Sayang Heulang 2 tahun lalu. Saya masih ingat ombak yang menderu, jejalan yang lengang, angin laut yang bergemuruh, bibir pantai yang bertahta bebatu karang, Yunis yang menikmati segelas teh dan kopi kemasan sambil menatap nun jauh ke laut tanpa tepi, dan…dan…dan… ah, kenangan perjalanan ke pantai Sayang Heulang terurai dengan sendirinya.

*

 


pantai sayang heulang jawa barat
Dok pribadi - Penanda pantai Sayang Heulang, Garut, Jawa Barat, yang masih sederhana.


Sudah lama Yunis mendengar kabar kalau pantai Sayang Heulang ‘layak’ dikunjungi. Beberapa anggota keluarga dan kawankawan karibnya malah ada yang sampai mengunjungi berkalikali. Pantainya masih cenderung ‘perawan’, bersih dan sepi, begitu mereka bilang ketika Yunis menanyakan alasan kenapa sampai berkali ke sana. Selain bahwa Sayang Heulang belum menjadi tujuan wisata mainstream (itu dulu). Maka suatu hari berangkatlah kami ke sana di hari bukan libur dan bukan pula akhir pekan. Kami membayangkan bahwa pantai ini pasti akan jauh lebih sepi lagi, namun bukankah itu tujuan kita berpetualang? Untuk berdialog dengan alam dan membaca diri? Kadangkadang keinginan untuk pergi juga datang begitu saja. Jika keadaan dan kondisi memadai (baca; logistik dan keuangan), biasanya Yunis menuruti hasrat perjalanan yang meletup tetiba tanpa banyak pertimbangan lain lagi, termasuk waktu perjalanan. Begitu pula dengan perjalanan ke pantai Sayang Heulang ini. Bandung – Garut, berapa jauh sih? Pikir Yunis waktu itu kemudian dipertegas dengan perhitungan waktu GPS google Maps, hanya 6 jam total dengan waktu kemacetan! Halus! Bukankah Bandung – Garut – Tasikmalaya adalah rute kunjungan rutin ketika Yunis bekerja dulu? Pasti tidak sulit mencapai pantai Sayang Heulang, dan kami pun berangkat! Xoxoxo… Belagu banget ya!

 

Perlu diingat, melakukan perjalanan spontan berbeda dengan melakukan perjalanan nekad tak berbekal informasi sama sekali, ya. Apalagi jika logistik dan keuangan tidak memungkinkan. Jangan sesekali melakukan hal ini, kecuali jika yakin pada kemampuan survival,  membuat jejaring dan komunikasi anda.

 

Perjalanan menuju Garut kota dari Bandung terbilang lancar, riuh dan ramai. Padatnya jalur adalah hal yang biasa, terutama ketika memasuki wilayah industri Cileunyi – Rancaekek. Kemudian memasuki jalur tertib lalu lintas dengan track menanjak dan menurun. Pada jam malam, kendaraan besar mendominasi jalanan. Berhatihatilah ketika ingin menyalip kendaraan. Rute dari Garut kota ke pantai Sayang Heulang sekitar 90 kilometer arah Cikajang, dengan waktu tempuh variatif tergantung kemampuan driver saat melintasinya. Medannya berkelokkelok tajam dan pada malam hari tidak banyak penerangan. Pohonpohon tinggi membuat jejalan semakin gelap, --Yunis sempat membayangkan hal spooky hingga meremangkan bulu kuduknya— sesuatu yang tidak dianjurkan ketika anda berkendara dan menyetir. Namun, pada umumnya waktu tempuh sekitar 3 – 4 jam. Jika bukan musim liburan, sebaiknya lakukan perjalanan di siang hari, karena daerahnya masih cukup sepi dengan medan rawan kecelakaan dan kuantitas kendaraan yang sepi pula akan sangat riskan jika terjadi sesuatu yang membutuhkan pertolongan.

 

pantai sayang heulang jawa barat
Dok pribadi - Sebagian panorama pantai Sayang Heulang, Garut, Jawa Barat.


Malam semakin meninggi ketika kami sampai. Aroma laut dan udara malam masuk bersamaan ketika kaca mobil dibuka. Udara seketika berganti. Masuk kawasan pantai ini gratis tanpa tiket atau pungutan lainnya –atau karena malam hari jadi tidak ada orang yang bertugas menarik retribusi? Entahlah! Benarbenar sepi, hingga kami harus memutar beberapa kali untuk membaca situasi dan mencari penginapan. Cukup sulit mencari penginapan yang ‘pas’ di malam hari, kami malah sempat ditawari penginapan yang agak ‘mencurigakan’ dan ‘khusus’. Letaknya tepat di bibir pantai, dengan iseng kami melihat tempat tersebut. Walhasil aroma dan kondisi tempatnya membuat kami kabur, xoxoxo… Setelah berputarputar dan melihat di sanasini, akhirnya kami pun menemukan penginapan yang paling baik, yang bisa kami dapatkan malam itu dengan pemiliknya yang ramah, seorang ibu yang juga membuka warung di area penginapannya. Sisa malam itu kami habiskan dengan beristirahat.

 

pantai sayang heulang jawa barat
Dok Pribadi - Suasana pagi di pantai Sayang Heulang, Garut, Jawa Barat


Pantai Sayang Heulang jelas dalam pandangan mata di pagi hari yang cerah. Penginapan hanya berjarak beberapa ratus meter dari bibir pantai, memperlihatkan lingkungan asri, rapih dan bersih dari sampah. Gazebogazebo sederhana ditata berjajar menghadap langsung ke laut lepas, fasilitas yang bisa digunakan pengunjung untuk sekadar dudukduduk menikmati pantai atau sambil mengisi perut dengan ikan laut hasil tangkapan nelayan sekitar atau dengan bekal yang dibawa dari rumah.

 

yunis kartika
Foto by Icky - Menikmati pagi di pantai Sayang Heulang, Garut, Jawa Barat.

pantai sayang heulang jawa barat
Dok pribadi - Segelas kopi dan segelas teh di pantai Sayang Heulang, Garut, Jawa Barat.


Yunis memilih duduk di bangku sederhana menghadap pantai sambil menikmati segelas kopi instan (karena hanya itu yang tersedia) dan teh. Angin membawa rasa asin, manis dan lengket sekaligus. Pasir putih kecoklatan terhampar luas memperlihatkan garis pantainya yang panjang. Meski ombak cukup besar pagi itu, sesekali masih terlihat ikanikan kecil bersembunyi dan berenang di balik bebatu karang.

 

pantai sayang heulang jawa barat
Dok pribadi - Perahuperahu nelayan di pantai Sayang Heulang, Garut, Jawa Barat.


Tandas kopi dan matahari meninggi, Yunis menuju area lain. Pada sebuah ceruk yang menjorok ke arah pemukiman, nampak perahuperahu nelayan untuk menangkap ikan berderet acak. Satu dua pintu rumah penduduk terbuka, memperlihatkan aktivitas pemiliknya tengah memperbaiki jala. Yunis mengangguk menghaturkan salam menyapa, dibalas dengan salam dan senyuman yang ramah. Kemudian melanjutkan kembali menuruni ceruk lain, bertelanjang kaki menikmati dinginnya air pantai diantara bebatu karang. Hari yang sempurna. Selama dua hari pantai Sayang Heulang tak henti menyajikan kecantikannya. Surya tenggelam menjadi menu penutup hari.

*

 

Kabarnya, kini pantai Sayang Heulang “berwajah” baru setelah mendapat penataan kawasan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Kabarnya juga proses revitalisasi ini menghabiskan anggaran sebesar Rp14 miliar rupiah demi menjadi lebih instagramable. Semoga ramainya pengunjung menjadi feed back baik bagi perekonomian penduduk sekitar. Besar harapan perubahannya tidak mengubah wajah asli pantai Sayang Heulang yang asri, bersih dan rapih. Lalu atau pun kini, setiap momen kenangan adalah otentik, orisinil, khas milik pribadi, dan tidak bisa diulang. Jadi, nikmatilah ketika sedang berlangsung.yk[]

 

 

 

yunis kartika
Foto by Icky - Yunis Kartika di pantai Sayang Heulang, Garut, Jawa Barat.

 

 

“Laut seperti ibu. Dalam dan menunggu.”

— Laksmi Pamuntjak—

 

 

 

 

PS : sila untuk menulis komentar, membagikan atau meninggalkan alamat web/blog-nya untuk bertukar sapa dan saling mengunjungi. Terima kasih sudah berkunjung ^_^

 

0 comments:

Post a Comment