Bukittinggi dan Padang: Fakta & Spot_ Edisi Penutup
![]() |
| Pasar Ateh tempat berburu oleh-oleh khas Minang di Bukittinggi. |
“Perjalanan yang
paling indah bukanlah sekadar sampai di tujuan,
melainkan
bagaimana kita kembali pulang dengan hati yang lebih lapang.”
—Sepatualang—
Angin sore Padang selalu
punya bahasa sendiri. Ia datang dari laut, menyapa wajah dengan kelembutan yang
sulit diterjemahkan. Seperti ujung perjalanan, kita sampai tapi tak pernah
benar-benar selesai menerjemahkan. Membebaskan sekaligus mengikat para pejalan
dengan menuliskan catatan rasanya sendiri. Perjalanan, selalu punya cara untuk
hidup lebih lama di dalam ingatan, bahkan setelah kaki berhenti melangkah.
“Jadi apa yang kau bawa
pulang, Yunis?” tanyaku ketika kami menatap senja terakhir di tepian Samudera
Hindia.
Yunis terdiam, menimbang
kata. “Mungkin hanya satu hal—rasa syukur. Karena setiap langkah, setiap
pertemuan, setiap rasa, mengajarkanku untuk lebih menghargai hidup.”
“Itu cukup. Lebih dari cukup.” Anggukku pelan.
Percakapan itu mungkin
sederhana, tapi di situlah kami sadar bahwa perjalanan selalu memberi ruang
untuk berdialog. Entah dengan alam, dengan orang-orang baru yang ditemui, atau
bahkan dengan benda paling sederhana sekalipun.
Nasi Kapau Uni Lis, Bukittinggi
Bukittinggi bukan hanya
soal Jam Gadang dan Ngarai Sianok, tetapi juga tentang rasa yang melekat di
lidah: Nasi Kapau. Di antara deretan lapau di Pasar Lereng, ada satu yang
melegenda—Nasi Kapau Uni Lis. Dari balik etalase kaca, lauk pauk Minang tersaji
berwarna-warni: gulai tambunsu, rendang daging, ikan goreng balado, hingga
gulai nangka yang harum menggoda. Makan di sini adalah pengalaman sederhana
sekaligus istimewa. Sepiring nasi putih hangat ditambah sayur nangka, sambal
lado hijau, dan lauk pilihan, lalu disantap sambil mendengar celoteh para
pedagang di pasar. Alamatnya ada di Los Lambuang, Pasar Lereng, Bukittinggi,
Sumatera Barat, tak jauh dari Pasar Ateh.
Pasar Ateh Bukittinggi
Pasar Ateh adalah denyut
nadi Bukittinggi yang tidak pernah tidur. Terletak persis di depan Jam Gadang,
pasar ini menjadi tempat berburu kain songket, bordir halus, hingga kuliner
legendaris seperti keripik sanjai. Aroma makanan bercampur dengan riuh percakapan
pedagang dan pembeli menciptakan suasana yang hangat sekaligus menggoda. Pasar
yang sempat terbakar pada 2017 ini kini bangkit dengan wajah baru, lebih rapi
namun tetap menyimpan keramaian khas pasar Minang. Menyusuri lorong-lorong
Pasar Ateh serasa menapak sejarah ekonomi rakyat yang sudah berlangsung ratusan
tahun. Lokasinya ada di Jl. Minangkabau, Benteng Pasar Atas, Bukittinggi, mudah
dijangkau siapa saja yang singgah ke kota ini.
Taman Monumen Proklamator Bung Hatta,
Bukittinggi
Hanya sepelemparan batu
dari Jam Gadang, terdapat taman sederhana yang menampung kebesaran nama Bung
Hatta. Di sinilah sebuah patung proklamator berdiri, dikelilingi pepohonan yang
rindang. Suasananya tenang, seolah mengajak pengunjung merenung tentang arti
perjuangan dan pengabdian. Meski tidak luas, taman ini sering menjadi titik
pertemuan, tempat duduk santai, bahkan ruang belajar sejarah bagi anak-anak
sekolah. Kesederhanaannya justru sejalan dengan pribadi Hatta yang dikenal
bersahaja. Anda bisa menemukannya di Jl. Istana Bung Hatta, Benteng Pasar Atas,
Bukittinggi.
Pasar Songket Silungkang, Sawahlunto
Silungkang dikenal
sebagai pusat songket Minang yang anggun dan penuh makna. Di pasar ini, benang
emas, perak, dan sutra ditenun sabar menjadi kain yang megah. Motifnya bukan
sekadar hiasan, tapi sarat simbol adat: kesabaran, kebersamaan, dan keteguhan hidup.
Berjalan di pasar
songket, Anda akan menjumpai ibu-ibu yang masih setia menenun di rumah-rumah
produksi kecil. Harga songket memang tidak murah, tapi setiap helai adalah
karya seni tak ternilai. Pasar ini terletak di Jl. Lintas Sumatera, Silungkang,
Sawahlunto, Sumatera Barat, sekitar 1,5 jam dari Padang atau Bukittinggi.
![]() |
| Gedung Kebudayaan Sumatera Barat berdiri anggun di tepi samudera. |
Gedung Kebudayaan Sumatera Barat
Di jantung Kota Padang
berdiri sebuah bangunan megah yang menjadi rumah bagi seni dan tradisi
Minangkabau: Gedung Kebudayaan Sumatera Barat. Di sini, tari piring berkilau,
randai yang penuh irama, hingga pertunjukan musik tradisional kerap digelar
dengan semarak. Setiap denting talempong dan hentakan gerak penari seolah
mengingatkan bahwa budaya Minang bukan sekadar warisan, melainkan napas
kehidupan yang terus bertumbuh.
Gedung ini juga menjadi
ruang berkumpulnya komunitas seni, tempat generasi muda berlatih, serta wadah
bagi pertunjukan nasional hingga internasional. Dari luar, bangunannya bergaya
modern dengan sentuhan atap gonjong khas Minangkabau, menyatu dengan identitas
lokal. Datanglah ke Jl. Diponegoro No.10, Padang, Sumatera Barat, dan Anda akan
merasakan semangat kebudayaan yang tak pernah padam.
Pasar Seni Danau Cimpago, Padang
Di tepi Danau Cimpago
yang tenang, berdiri sebuah pasar seni yang menjadi etalase kreativitas anak
nagari. Di bawah tenda-tenda warna-warni, terpajang lukisan, ukiran kayu, kain
batik, hingga aneka cenderamata khas Minang. Tak jarang, para seniman melukis
langsung di tempat, membiarkan pengunjung menyaksikan proses lahirnya karya
seni.
Pasar seni ini tidak
hanya sekadar tempat transaksi, melainkan ruang dialog budaya. Anda bisa
berinteraksi dengan perajin, belajar tentang filosofi motif Minang, bahkan
menawar harga sambil menyeruput kopi dari kedai sekitar. Lokasinya berada di
Jl. Samudera, Purus, Padang Barat, Kota Padang, bersebelahan dengan Pantai
Padang, sehingga suasananya semakin hidup menjelang sore.
![]() |
| Monumen Merpati Perdamaian sebagai simbol perdamaian dunia. |
Monumen Merpati Perdamaian, Padang
Di tepi Pantai Padang,
berdiri Monumen Merpati Perdamaian dengan sayapnya yang terbentang. Monumen ini
diresmikan tahun 2016 sebagai simbol perdamaian dunia. Merpati yang megah itu
seakan ingin menyampaikan pesan: meski gempa dan bencana kerap melanda, semangat
damai dan kebangkitan tetap mengudara.
Tempat ini kini menjadi
ruang publik yang ramai dikunjungi. Anak-anak berlari di bawah monumen, remaja
berfoto di sore hari, sementara orang tua duduk menatap laut dengan tatapan
teduh. Lokasinya berada di Jl. Samudera, Purus, Padang Barat, Kota Padang, hanya
beberapa langkah dari Pantai Padang.
![]() |
| Indahnya Masjid Al Hakim di tepi pantai. |
Masjid Al Hakim, Simpang Nipah, Padang
Menghadap langsung ke
Samudera Hindia, Masjid Al Hakim berdiri megah di tepi pantai. Dari kejauhan,
kubah putih dan menaranya tampak anggun, apalagi saat senja ketika cahaya
matahari jatuh ke laut dan dinding masjid berkilauan. Salat di sini memberi
rasa tenang yang berbeda, seolah alam turut berdzikir. Masjid ini juga sering
menjadi tujuan wisata religi bagi pengunjung Pantai Padang. Letaknya sangat
strategis, mudah dijangkau, dan terbuka untuk siapa saja yang ingin singgah.
Lokasinya ada di Jl. Samudera, Purus, Padang Barat, Kota Padang, tepat di
kawasan Simpang Nipah.
Coklat Khas Sumatera Barat
Selain randang dan sate
Padang, Sumatera Barat juga menyimpan kekayaan rasa lewat coklatnya. Dari
kebun-kebun kakao di pesisir dan perbukitan, lahirlah biji coklat berkualitas
tinggi yang diolah menjadi minuman hangat, permen coklat, hingga bubuk premium.
Rasanya pekat, aromanya kuat, dan manisnya pas—mewakili karakter Minang yang
tegas sekaligus hangat. Kini, banyak UMKM lokal di Padang dan Payakumbuh yang
mengolah kakao menjadi produk kreatif. Membeli coklat khas Sumbar bukan hanya
memanjakan lidah, tapi juga mendukung petani dan perajin lokal. Beberapa toko
bisa Anda temui di Jl. Nipah, Padang Barat, Kota Padang, maupun pusat oleh-oleh
di Bukittinggi.
Christine Hakim Pusat Oleh-Oleh, Padang
Bagi siapa saja yang
pernah singgah di Padang, nama Christine Hakim selalu terngiang sebagai
destinasi utama mencari oleh-oleh. Di sini, semuanya tersedia: dari randang
siap saji, karupuak sanjai, dendeng batokok, hingga berbagai kue kering khas
Minang. Rak-rak penuh makanan membuat pengunjung serasa berada di surga kuliner
oleh-oleh. Tidak hanya makanan, tempat ini juga menawarkan aneka souvenir khas
Sumbar, sehingga perjalanan pulang terasa lebih lengkap. Dengan pelayanan ramah
dan pilihan barang yang beragam, toko ini hampir selalu dipadati wisatawan.
Lokasinya berada di Jl. Adinegoro No.17 Km 7, Koto Tangah, Padang, Sumatera
Barat, tak jauh dari jalan lintas menuju Bandara Internasional Minangkabau.
Selain tempat-tempat di
atas, berikut rekomendasi daftar tempat wisata/spot-spot menarik lainnya di
Bukittinggi dan Padang yang bisa anda kunjungi—meski sayang kami sendiri tidak
sempat menikmatinya.
Bukittinggi dan Sekitarnya
1. Benteng
Fort de Kock
Di atas bukit kecil
Bukittinggi berdiri Fort de Kock, benteng peninggalan Belanda sejak 1825.
Meriam tua dan tembok putihnya seakan masih menyimpan gema suara perang Padri.
Dari sini, kita bisa menatap kota sekaligus mengingat bahwa Bukittinggi pernah
menjadi pusat pertahanan kolonial.
2. Taman
Margasatwa dan Budaya Kinantan
Berdekatan dengan Fort de
Kock, terdapat kebun binatang tertua di Indonesia, yang kini berpadu dengan
museum adat Rumah Gadang Baanjuang. Satwa-satwa eksotis dan budaya Minang hadir
berdampingan, menjadi ruang belajar tentang keragaman hidup.
3. Puncak
Lawang, Gerbang Menuju Danau Maninjau
Di ketinggian lebih dari
seribu meter, Puncak Lawang menawarkan pemandangan Danau Maninjau yang
membentang biru. Tempat ini juga terkenal sebagai arena paralayang terbaik,
seakan mengajak kita terbang bebas di atas danau.
4. Danau
Maninjau dan Kelok 44
Menuju Danau Maninjau, ada jalan berliku-liku dengan 44 kelokan. Perjalanan yang menantang ini terbayar lunas saat melihat danau luas yang sarat legenda “Bujang Sembilan”.
5. Kampung
Pandai Sikek, Tempat Tenun Songket dan Ukiran Minang
Pandai Sikek dikenal
sebagai pusat kerajinan songket dan ukiran kayu. Di sini, tangan-tangan
terampil masih melestarikan warisan leluhur, menenun benang emas menjadi kain
megah dan mengukir kayu menjadi karya abadi.
Padang dan Sekitarnya
1. Pantai
Caroline
Pantai ini terkenal akan
pasir putihnya yang halus dan ombaknya yang ramah. Cocok untuk berkemah atau
sekadar berjalan kaki menyusuri tepian laut.
2. Pantai
Nirwana
Sedikit di selatan
Padang, Pantai Nirwana menghadirkan suasana tenang dengan pemandangan Pulau
Pisang di kejauhan. Sebuah mercusuar tua peninggalan Belanda masih berdiri,
menjadi saksi bisu lalu lintas laut sejak masa kolonial.
3. Pantai
Bungus Teluk Cantik Menuju Pulau-Pulau Eksotis
Bentangan teluk berbentuk
bulan sabit menjadikan Pantai Bungus unik. Dari sini, wisatawan biasanya
menyeberang menuju pulau-pulau cantik seperti Sikuai, Pasumpahan, dan Cubadak.
4. Pulau
Sikuai untuk Snorkeling & Diving
Pulau kecil ini
menawarkan hutan tropis, pantai putih, dan air sebening kristal. Snorkeling,
diving, atau sekadar berjalan di pasir lembut akan membuat kita lupa waktu.
5. Pulau
Pasumpahan
Tidak jauh dari Sikuai,
Pulau Pasumpahan lebih sunyi dan tenang. Lautnya biru, pasirnya putih, dan
nuansanya serasa pulau pribadi.
6. Gunung
Padang (Bukit Gado-Gado) Tempat Hiking Ringan dengan View Kota
Bukit ini menyuguhkan
pemandangan laut lepas dan kota Padang dari atas. Terdapat bunker peninggalan
Jepang yang menambah nilai sejarah perjalanan singkat ini.
7. Bukit
Nobita
Namanya unik, tapi panorama dari sini benar-benar memikat. Dari atas bukit, hamparan rumah dan laut Padang tampak kecil, sementara langit terasa begitu dekat.
8. Sitinjau
Lauik
Terletak di jalur
Padang–Solok, Sitinjau Lauik adalah tempat terbaik melihat laut dari
ketinggian. Warung-warung sederhana di pinggir tebing membuat tempat ini
populer sebagai spot ngopi dengan pemandangan tak tertandingi.
9. Air
Terjun Sarasah
Air terjun ini terkenal
dengan alirannya yang bertingkat-tingkat. Untuk mencapainya perlu trekking
ringan, tapi suara gemericik air dan kesegaran alamnya akan membayar lelah.
Barangkali kita tidak
bertemu di jalanan Bukittinggi atau di tepi pantai Padang, tapi melalui kisah-kisah ini kita sudah saling menyapa. Jika kelak anda berkesempatan datang,
berjalanlah dengan hati terbuka. Dengarkan suara museum yang tenang, hirup
aroma pasar yang penuh rempah, nikmati senja di tepi pantai, dan jangan lupa
berbincang dengan orang-orang lokal. Karena perjalanan sejati bukan hanya tentang
melihat, tapi tentang mengalami. Maka dengan hati penuh syukur, kami menutup
catatan ini. Semoga perjalanan berikutnya membawa kita pada kisah-kisah lain
yang tak kalah indah.[yk]
“Pantai bukan
hanya tempat laut menyapa daratan, tapi juga tempat manusia belajar bagaimana
kehidupan selalu datang dan pergi, seperti ombak yang tiada henti.”
—Sepatualang—















0 comments:
Post a Comment