Sehari Semalam di Kota Pagar Alam_ Edisi Jeda PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat)
Dokumentasi pribadi - Penanda masuknya ke kota Pagar Alam, Sumatera Selatan. |
“Jikalau aku melihat gununggunung; gunung Merapi,
gunung Semeru, gunung Merbabu, gunung Tangkuban Perahu, gunung Kelebet dan
gununggunung lain…
Aku melihat Indonesia!”
--Soekarno--
Masih ingat
awalawal virus covid19 menyebar dan menjadi pandemi global? Saat lock down
dan pelarangan perjalanan diberlakukan? Juga ketatnya bagi yang memang
mengharuskan melakukan perjalanan baik jarak jauh mau pun di dalam kota? Setiap
pelaku perjalanan diwajibkan memiliki surat bebas Covid yang bisa didapatkan
melalui test antigen dan PCR yang kala itu harganya masih tinggi. Gelombang
pertama virus menyebar, masa dimana vaksin baru akan dibuat serta diuji coba,
dengan tingkat sebaran cepat dan tinggi pula, terutama di kotakota besar
–bahkan memakan banyak korban jiwa. Semua sektor merasakan imbas, tak
terkecuali pariwisata. Sungguh masamasa mencekam.
Ketika lock
down diperlonggar menjadi PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat) yang “buka-tutup”, penuh rasa khawatir (dan tentu saja doa memohon
perlindungan karena kenekatan) saya bersama suami melakukan perjalanan singkat
ke kota Pagar Alam, Sumatera Selatan. Sekadar mencecap dingin udara untuk
menjaga kewarasan bahwa inilah kondisi hidup yang harus dihadapi saat ini-ke
depan. Apakah ada diantara anda yang melakukannya juga? Melakukan perjalanan singkat
demi menjaga pikiran tetap ‘normal’ dalam kondisi yang ‘tidak normal’? Kalau
ya, berarti anda dan saya memiliki tingkat kenekatan yang sama. Namun, karena ini adalah perjalanan singkat dan nekat, saya hanya memakai
sepasang sandal putih tanpa “teman” jalan seperti biasanya; Sepatusepatuyunis dan
3Some Travelers.
*
Dokumentasi pribadi - Jalan menuju kota Pagar Alam, Sumatera Selatan. |
Jadi, inilah kisah perjalanan singkat di tengah buka-tutup PPKM (atau lock down?)…
Kota Pagar
Alam adalah salah satu kota tujuan wisata di Sumatera Selatan. Selain Panorama
alamnya cantik luas membentang, udara sejuknya menjadi tujuan saya mengunjungi
kota ini. Maklum, beberapa bulan terakhir saya tinggal di kota bersuhu panas
yang sebentar saja mampu menghitamkan kulit.
Dokumentasi pribadi - Perkebunan teh dengan pemandangan menuju kota Pagar Alam, Sumatera Selatan. |
Memasuki
kota Pagar Alam, kita akan melewati bentang alam Liku Endikat dan air terjun
Lematang di gerbang kota. Perlu diketahui kalau kota Pagar Alam memiliki 47 air
terjun dan berbagai peninggalan megalitikum yang tersebar mengelilingi kota
dengan pesona gunung Dempo sebagai sentral dan perkebunan teh berumur 200 tahun
mengelilinginya. Ditambah beragam warisan seni dan budaya serta kuliner
khasnya. Kerenkan? Gunung Dempo merupakan gunung tertinggi di Sumatera Selatan
berketinggian sekitar 3.159 MDPL (Meter Di atas Permukaan Laut). Gunung Dempo juga
memiliki kawah yang masih bergejolak dengan diameter sekitar 100 m2 (meter
persegi) dan warna air kawah yang bisa berubahubah, terkadang putih, abu, atau
hijau.
Dokumentasi pribadi - Liku Endikat, kota Pagar Alam, Sumatera Selatan. |
Kita juga
akan melewati Liku Lematang yang berada di jalur utama menuju kota Pagar Alam,
tepatnya berada di Kelurahan Pelang Kenidai, Kecamatan Dempo Tengah. Liku
Lematang merupakan tikungan jalan yang terdapat di kawasan Lematang. Liku ini
berpemandangan bukit hijau dan jurang dalam, perbedaan alami kontur dengan
ketinggian bermacammacam, berbentuk bukit, tebing, lembah dan sungai.
Perbedaan
suhu dan udara segar sudah terasa sejak memasuki kota Pagar Alam, apalagi
ketika menuju penginapan yang berada di bawah kaki gunung Dempo. Sepanjang
jalan diapit oleh perkebunan teh hijau membentang, hampir tidak ada kendaraan
melaju ke arah yang sama dengan kami. Kami pun hampir surut dan memutar balik
kendaraan karena berpikiran janganjangan tidak ada penginapan yang buka dan
masih memberlakukan PPKM. Namun dengan kenekatan tadi, akhirnya kami terus
melanjutkan perjalanan dengan menyerahkan pada peruntungan nasib –saya tidak
menelpon atau mengecek untuk memastikannya sebelum berangkat. Syukurlah,
kenekatan kami masih mendapat belas kasih yang Maha Kuasa, penginapan yang kami
tuju buka meski terbatas tanpa ada pelayanan sarapan.
Penginapan
ini sejenis villa dengan balkon/teras menghadap ke keluasan perkebunan, meski
arah pandang lantai dasar terhalang oleh area parkir. Sungguh lengang, sunyi
dan dingin. Hampir tidak ada tamu yang menginap, kecuali kami dan dua orang
tamu lain yang tiba tidak lama setelah kami (syukurlah!). Ternyata bepergian
pada awal masa pandemi semacam ini sangat tidak dianjurkan, kenapa? Karena
berbagai fasilitas penunjang seperti restoran yang vital pun tidak bisa
dioperasikan untuk membatasi kontak antar personal serta menjaga jarak aman.
Jadilah kami turun ke kota untuk membeli penganan dan mengisi perut. Kendati
pun demikian perjalan ini sepadan dengan tujuan.
Dokumentasi pribadi - kabut menyelimuti penginapan di kaki gunung Dempo, Pagar Alam, Sumatera Selatan. |
Malam hari
udara lebih dingin lagi. Kabut turun mengaburkan pemandangan malam dan cahaya
lampulampu penerangan di halaman penginapan. Seperti yang saya butuhkan;
perubahan suhu, udara dan tempat. Bahwa harapan akan perubahan ke arah yang
lebih baik akan selalu ada, seberat apa pun prosesnya. Untuk beberapa waktu
saya biarkan dingin memeluk tubuh lebih lama dari biasanya, sebelum akhirnya
membalut tubuh dengan baju hangat dan beringsut masuk ke dalam kamar. Dalam
sekejap pagi berganti. Tidak ada agenda lain lagi, namun menginap di kota Pagar
Alam meski hanya semalam nyatanya berpengaruh besar terhadap kesehatan jiwa
raga. Siang itu juga kami kembali pulang.
*
Dokumentasi pribadi - Gunung Dempo menaungi aktivitas masyarakat kota Pagar Alam, Sumatera Selatan. |
Dilansir
dari buku panduan wisata yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Pagar Alam,
inilah beberapa kawasan wisata yang bisa anda kunjungi ketika berada di Pagar
Alam dan tentu saja menjadi daftar kunjungan saya berikutnya ketika kembali ke
Pagar Alam, yaitu ;
Tangga 2001
Objek wisata Tangga 2001 mengambil
nama dari tahun berdirinya Kota Pagar Alam, yaitu pada tahun 2001. Tangga
buatan yang membelah hamparan perkebunan teh. Dari tempat ini jelas terlihat
Gunung Dempo menjulang tinggi sebagai latar belakang.
Tugu Rimau (Rimau Monumen)
Tugu Rimau berada di wilayah
kecamatan Pagar Alam Selatan, berjarak sekitar 25 KM dari pusat kota dengan
waktu tempuh sekitar 30 menit. Tugu yang berwujud seekor harimau Sumatera yang
berpakaian adat dan membawa obor. Tugu Rimau menjadi salah satu lokasi wisata
sejak dilaksanakannya PON tahun 2004 di Sumatera Selatan. Di lokasi inilah salah
satu cabang olahraga yang dipertandingkan digelar, yaitu paralayang. Karena
berada di ketinggian sekitar 1839 MDPL, jika kemari jangan lupa untuk membawa
atau memakai baju hangat, karena suhu udara bisa mencapai belasan derajat
celcius saja.
Tebat Gheban
Terletak di kelurahan Alun Dua,
Kecamatan Pagar Alam Utara, Kota Pagar Alam. Tebat Gheban adalah sebuah danau
yang biasanya dipakai wisata untuk bersantai dan bercengkrama bersama keluarga.
Di sekitar danau dibangun pula beberapa gazebo untuk dudukduduk. Danau ini juga
dipakai sebagai tempat pemancingan ikan. Pada masa tertentu (tanggal, bulan dan
waktunya tidak dikhususkan), ada acara tradisional yang disebut “bubus”, dimana
air danau dikuras habis hingga kering, kemudian penduduk sekitar beramairamai
masuk ke dalam danau untuk menangkap ikan. Kita juga bisa bermain perahu di
danau ini.
Limestone
Terletak di daerah Suka Cinta,
Kelurahan Kance Diwe, Kecamatan Dempo Selatan. Jarak tempuh kurang lebih 24 KM
dengan waktu tempuh 30 menit dari pusat kota. Limestone adalah aliran sungai
yang dasarnya terdiri dari lapisan batu yang terbentuk akibat endapan di dasar
sungai. Batuan yang menjadi cikal bakal terbentuknya batu marmer. Batu
terhampar di sepanjang aliran sungai, dengan pepohon hijau rimbun menaungi,
berjarak 300 meter saja dari jalan utama.
Dempo Magnet
Kalau anda pernah mengunjungi
Jabal Magnet atau Bukit Magnet di Albaidha 60 KM dari kota Madinah, Arab Saudi,
maka seperti itulah mungkin yang akan kita rasakan –bisa saya ibaratkan seperti
itu. Kita diajak untuk merasakan sensasi magnetis ketika mesin kendaraan
dimatikan di area ini. Kendaraan yang mati akan bergerak maju secara otomatis
beberapa kilometer. Dempo Magnet terletak di kaki gunung Dempo.
Liku Dempo dan Dempo Park
Salah satu spot foto
favorit karena tempatnya yang berupa tikungan 180 derajat di hamparan
perkebunan teh di kaki gunung Dempo. Sementara Dempo Park merupakan taman
bermain dengan konsep rekreasi dan pendidikan. Bermacam atraksi disuguhkan
dibedakan menurut tema dan zona tempat di dalam taman.
Penangkaran Rusa
Penangkaran rusa totol terletak di kawasan Eks MTQ gunung Dempo. Di sini kita diajak untuk mengamati prilaku rusarusa sambil menikmati sejuknya alam.
Hutan
Bambu
Terletak di pinggir jalur kawasan
wisata gunung Dempo, hutan yang masih alami dengan ekosistem relatif terjaga
dengan luas mencapai 5 hektar.
Cughup Maung (Air Terjun Maung)
Air terjun ini mengalir membasahi
bebatuan yang ditumbuhi lumut sehingga menimbulkan pesona keindahan khas.
Dengan ketinggian 65 meter dan lebar 40 meter, terletak 20 km dari pusat kota,
dengan jarak tempuh kurang lebih 1 jam.
Cughup Air Karang (Air Terjun Air Karang)
Cughup Air Karang memiliki
pemandangan berupa hamparan bebatuan menyerupai karang dengan curah air
setinggi 60 meter dan lebar 15 meter,
Cughup Embun (Air Terjun Embun)
Cughup ini berada di Dusun
Pematang Bange, Kelurahan Curup Jare, Kecamatan Pagar Alam Utara. Ketinggian
air terjun sekitar 90 meter dari aliran sungai di bawahnya. Berbagai air terjun
lainnya seperti; Cughup Tuju Kenangan, Cughup Mangkok, Cughup Alapalap, Cughup
Lematang Indah, Cughup Besemah, Cughup Pintu Langit dan lainnya sejumlah 47 air
terjun seperti yang sudah saya ceritakan di atas. Jadi siapkan fisik dan mental
ya, xoxoxo…
Wisata di
kota Pagar Alam cukup beragam dan lengkap, termasuk wisata dengan minat khusus yang
lebih menitik beratkan pada sisi olahraga penuh adrenalin. Seperti paralayang,
pendakian ke puncak gunung Dempo, sepeda gunung, motor trail adventure, offroad,
dan arung jeram.
Ada pula agrowisata
ke perkebunan teh gunung Dempo yang memiliki luas sekitar 3000 hektar dan
berada di wilayah Kecamatan Pagar Alam Utara. Perkebunan ini merupakan salah
satu peninggalan Belanda yang dibangun tahun 1926. Fasilitas pendukung yang
disediakan kita bisa tea walk, sepeda gunung, paralayang, juga villa dan
hotel untuk menginap. Kita akan diajak mengunjungi pabrik pengolahan teh PTPN 7 yang dibangun tahun 1929. Konsep wisata
edukasi membuat kita bisa menyaksikan proses pengolahan teh secara langsung,
dari mengolah daun teh hingga menjadi produk jadi.
Dokumentasi pribadi - agrowisata ke perkebunan teh gunung Dempo, Pagar Alam, Sumatera Selatan. |
Wisata
sejarah dan budaya adalah yang menjadi minat utama saya ketika melakukan
perjalanan, lainlainnya adalah bonus, xoxoxo… Terdapat berbagai macam
situs yang tersebar mengelilingi kota Pagar Alam. Replika arca batu, dolmen dan
batu tulis ini sudah sempat saya lihat di Museum Negeri Sumatera Selatan yang
berada di kota Palembang. Namun saya masih berharap bisa melihat langsung di
situssitus aslinya, yaitu Situs Tegur Wangi, Situs Belumai, Situs Tanjung Aro, Situs
Megalith Tebing Tinggi, Situs Megalith Cawang Lama, Situs Megalith Burung
Dinang, Arca Megalith Burung Dinang, dan Rimba Candi.
Dokumentasi pribadi - replika arca batu di situs Pagar Alam, koleksi Museum Negeri Sumatera Selatan, kota Palembang. |
Jika di
Padang terdapat makam Sitti Nurbaya, maka di Pagar Alam terdapat makam Puyang
Serunting Sakti yang lebih dikenal dengan nama Si Pahit Lidah. Tokoh legenda yang
diyakini oleh masyarakat setempat memiliki kekuatan gaib yang hebat. Kekuatan
pada lidahnya yang bilamana mengutuk seseorang atau binatang maka akan menjadi
batu.
Dokumentasi pribadi - replika arca batu di situs Pagar Alam, koleksi Museum Negeri Sumatera Selatan, kota Palembang. |
Perkampungan
rumah adat Besemah atau Rumah Baghi, merupakan tempat yang wajib dikunjungi
dalam daftar saya. Berada di desa Pelang Kenidai, Kecamatan Dempo Tengah. Di
perkampungan ini terdapat sekitar 14 buah rumah tradisional Besemah yang
berumur sekitar 200 tahun. Keunikan rumah ini dibangun dengan sistem bongkar
pasang tanpa menggunakan paku, namun tahan terhadap goncangan. Berornamen berupa
ukiran khas Besemah yang mempunyai berbagai nilai filosofis.
Menuliskan
tempattempat wisata dengan potensi daya tariknya seperti di atas, membuat saya
semakin ingin kembali ke Pagar Alam. Kali ini dengan peralatan lengkap dan
tentu saja tetap prokes. Meski pun kondisi dan situasi saat saya menulis dan
menceritakan kembali perjalanan singkat ke kota Pagar Alam sudah jauh lebih
baik, kita tetap harus waspada dan menjaga diri. Bulan ini tepat setahun lalu
saya kehilangan kedua kakak lelaki karena keganasan virus Covid19. Ini hanya
sebagai refleksi, bijak kiranya jika kita memandang serius bencana dan wabah
yang terjadi di sekitar kita. Bahkan ketika kita bersikap waspada, hatihati dan
antisipatif pun terkadang kita kalah. Takdir, ya! Manusia hanya bisa berupaya
dan ikhtiar dengan maksimal, ada Tuhan di atas segalanya.
*
Sehari
semalam di Pagar Alam memberi dampak baik pada saya waktu itu. Vibe
positif diberikan gunung Dempo dan hijaunya hamparan kebun teh membuat saya
berkeyakinan, bahwa keadaan akan berubah lebih baik. Di atas apa pun yang
terjadi (baik, buruk dan kehilangan), sebagai dampak dari mewabahnya virus
secara massive di seluruh penjuru dunia, harihari ini keadaan sudah jauh
lebih baik. Dengan kondisi dan situasi yang berbeda suatu hari saya akan
kembali ke sana, dan menuliskannya lagi jauh lebih rinci tentang sejarah, seni,
budaya dan kulinernya.yk[]
Foto by Icky - Yunis Kartika dengan latar belakang pemandangan penginapan dan gunung Dempo, Pagar Alam, Sumatera Selatan. |
“Orang bilang ada kekuatankekuatan dasyat yang tak
terduga yang bisa timbul pada samudera, pada gunung berapi dan pada pribadi yang
tahu benar akan tujuan hidupnya.”
--Pramoedya Ananta Toer--
*Simpati terdalam untuk semua yang mengalami kehilangan,
percayalah, saya merasakannya.
PS : sila untuk menulis komentar, membagikan atau meninggalkan alamat web/blog-nya untuk bertukar sapa dan saling mengunjungi.
0 comments:
Post a Comment