Sejenak Melepas Pandang Di Pantai Serdang Belitong_ Edisi Olwen

 

pantai serdang belitong
Dok pribadi - Penanda Pantai Serdang Belitong Timur.


 

 

 

“Kubiarkan diriku hanyut |

Ke laut lain tempat bintangbintang berlayar.”

—D.Zawawi Imron—

 

 


 

 

Laut tak terlalu membiru, tatkala kami tiba di Pantai Serdang. Ada awanawan hujan menggelayut menutupi sebagian cahaya matahari. Sebagian cahayanya lolos terpencar dalam nuansa terang berpijar. Angin bertiup cukup kencang menimbulkan suara gemerisik pepohonan dan mengacakacak rambut Yunis yang sesekali ditahan oleh tangannya. Yunis terus melangkah hingga batas antara air laut dan pasir pantai padat, lembut nan basah. Sementara Icky dan Pak Sugeng masih bertahan berdiri menyisir pemandangan dari bawah pepohonan. Cukup banyak pengunjung sore itu, namun entah mengapa tidak terasa padat ataupun ramai. Biasabiasa saja dan nyaman malah.

 


pantai serdang belitong
Dok Pribadi - Deretan rapi perahuperahu Cater/Kater di pantai Serdang Manggar, Belitong Timur.


Di sisi kiri pantai, perahuperahu nelayan untuk menangkap ikan—awalnya Yunis mengira bahwa perahuperahu tersebut untuk menangkap ikan—berderet rapih dalam warnawarna segar nampak terawat dan sepertinya barubaru dicat ulang. Seorang nelayan sedang sibuk dengan perahu kuningnya, hilir mudik seperti tengah melakukan persiapan untuk pergi melaut. Sementara di sisi kanan pantai terlihat pengunjung yang sebagian besar melakukan aktivitas pantai, seperti berenang, bermain pasir, berjalanjalan atau dudukduduk sambil melihat ke kejauhan laut. Tawa riang anak kecil pecah, suaranya terbawa angin membuat Yunis menoleh dan tersenyum. Teringat anaknya Athaya, dulu ketika masih kecil sangat menyukai pantai dan pasir. Yunis harus menunggui hingga berjamjam sampai anaknya puas dan selesai bermain dalam derai tawa yang tak pernah surut. Lamunannya buyar, ketika riak gelombang membasahi sepatunya a.k.a. aku, hiks… basah deh. Yunis mundur beberapa langkah namun tetap tak jauhjauh dari bibir pantai sambil terus memandangi sekeliling.

 

pantai serdang belitong
Dok pribadi - Seorang nelayan tengah sibuk dengan perahunya.

Pantai Serdang ini terletak di pusat kota Manggar, tepatnya di Desa Baru, Kecamatan Manggar, Kabupaten Belitung Timur. Pantainya tidak terlalu besar, kurang lebih hanya sekitar 0.5 km saja. Dengan pasir putih bersih, ditingkahi ombak laut yang cenderung besar tapi tak jarang pula lautnya tenang. Pepohon pinus berderet di sepanjang pesisir pantai, menambah daya tarik pantai Serdang. Dengan ketenangan pantainya para pengunjung diperbolehkan berenang tapi tidak jauhjauh dari pantai, kemudian dudukduduk menikmati makanan yang dibawa sendiri ataupun membeli di sekitar pohon pinus.

 

Pak Sugeng bilang, sebetulnya perahuperahu yang ada di pantai Serdang dikhususkan untuk menangkap cumi bukan ikan, tapi kalau sedang sulit, ikan pun jadilah ditangkap. Ada sebuah kegiatan yang secara rutin dilaksanakan yaitu Cater/Kater dan prosesi menangkap cumi. Cater/Kater adalah lomba perahu nelayan kecil yang ditumpangi oleh 1 atau 2 orang nelayan untuk menangkap cumi di laut lepas. Perahu Cater/Kater memiliki bentuk yang unik, pada badan perahu dipasangkan 2 lengan bambu pada setiap sisi perahu yang bertujuan untuk menstabilkan laju perahu.

 

Pantai Serdang kabarnya sering dijadikan sebagai tempat penyelenggaraan kegiatankegiatan sosial ataupun event festivalfestival kebudayaan. Di sepanjang jalan dan pinggiran pantai warungwarung sederhana berdiri dengan menyuguhkan jajanan khas Belitong. Pantai yang memiliki nama asli pantai Molek, semakin bertumbuh memberikan penghidupan bagi masyarakat desa sekitar.

 

Sinar matahari sekali lagi menerobos langsung menuju laut Serdang membuat kilauan laksana cermin raksasa. Ah, memang tepat rasanya sejenak melepas pandang di pantai Serdang. Sejauh mata memandang, tak lepas dari kemolekannya. Semoga kemolekannya akan senantiasa terus dijaga.yk[]

 

 

 

yunis kartika
Foto by Icky - Yunis Kartika dan perahu penangkap cumi di pantai Serdang Manggar, Belitong Timur.

 

  

“Perjalanan dari suatu penemuan bukan dengan mencari pemandangan baru,

tetapi dengan memiliki ‘mata baru’.”

—Marcel Proust—

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PS : sila menulis komentar, membagikan atau meninggalkan alamat web/blog-nya untuk bertukar sapa dan saling mengunjungi. Terima kasih sudah mampir ^_^

 

#BPNRamadan 2023

#artikel7

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

0 comments:

Post a Comment

Bukit Samak Dan Rumah Dinas Bupati Belitong Timur_ Edisi Olwen

 

bukit samak belitong
Dok pribadi - Sebagian view bukit Samak Belitong Timur.


  

 

“Daratan adalah rumah kita, dan lautan adalah rahasia.”

—W. S. Rendra—

 

 


  

 

Hari menuju sore, hujan telah berhenti sejak siang tadi lepas kami mengisi perut. Pak Sugeng menyarankan kami mengunjungi bukit Samak. “Kalau sore hari di sana ramai, Mbak, udaranya sejuk. Orang biasanya dudukduduk santai sambil melihat pemandangan atau ngopingopi,” celoteh beliau riang dengan logat khasnya. “Ayolah Pak, laju,” jawab Yunis mengiyakan.

 

bukit samak belitong
Dok pribadi - Panorama bukit Samak Manggar, Belitong Timur.

Waktu menunjukan pukul empat sore ketika kami tiba. Benar saja, orangorang mulai ramai berdatangan. Ratarata menggunakan sepeda motor, tapi banyak juga yang menggunakan roda empat dan datang bersamasama keluarga atau rombongan kawan. Semuanya menyebar mencari spot terbaik untuk menikmati alam bukit Samak. Jauh di balik pepohonan, bentangan laut menghampar, biru hijau keabuan. Semilir angin laut dan dinginnya bukit berkolaborasi menciptakan suasana nyaman. Cahaya sore matahari tersaput awan tipittipis semakin memanjakan pengunjung untuk berlamalama menikmati suguhan alam. Sebuah penanda bertuliskan ‘Bukit Samak’ dicat warnawarni ditingkahi anakanak kecil berlarian turut menceriakan suasana sore.

 

bukit samak belitong
Dok pribadi - Penanda bukit Samak yang berwarnawarni ceria.

Bukit Samak merupakan dataran tertinggi yang ada di pulau Belitong. Sebuah bukit eksotis di pusat kota Kabupaten Manggar. Bukit ini dulunya merupakan kompleks perumahan kelas bangsawan atau kelas atas yang dibangun oleh kolonial Belanda pada masa awal pendirian perusahaan penambangan timah di Manggar. Masyarakat Belitong mengenal bukit Samak sebagai tempat dengan bangunanabangunan rumah besar bergaya Eropa atau kolonial Belanda. Namun seiring waktu rumahrumah besar tersebut satu persatu rusak dan hilang, hanya meninggalkan jejakjejak sebagian dari reruntuhannya saja.

 

Melihat potensi bukit Samak, Pemerintah Daerah Kabupaten Manggar bekerja sama dengan perusahaan BUMN, pihak swasta dan pemilik modal, bersamasama mengelola bukit Samak sebagai tujuan destinasi wisata unggulan dari Kabupaten Manggar. Di puncak bukit, anda akan menjumpai rumah makan dan area bermain dengan konsep wisata ramah keluarga. Pada bibir jalan disediakan tempattempat duduk aneka bentuk dari beton atau kayu. Kesadaran akan kebersihan ditunjukan dengan disediakannya cukup banyak tongtong sampah. Sementara itu beberapa spot di area bukit Samak masih dalam pengembangan. Bagi pengunjung yang tertarik untuk menginap, penginapan dengan konsep vila pun telah tersedia di sini dengan beragam fasilitas dan harga yang ditawarkan.

 

rumah dinas bupati belitong timur
Dok pribadi - Rumah Dinas Bupati Kabupaten Belitung Timur di bukit Samak.

Hal menarik lainnya adalah lokasi wisata bukit Samak sangat berdekatan dengan Rumah Dinas (Rumdin) Bupati Manggar. Dilansir dari booklet “Jelajah Cagar Budaya Kepulauan Bangka Belitung”, keluaran Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka dan Belitung, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, bahwa Rumdin Bupati Belitong Timur atau Manggar, terbuat dari pondasi beton dan berdinding kayu rangkap. Sementara atap dan gentengnya terbuat dari tanah liat. Denah bangunan terdiri dari dua ruang tamu, tiga kamar tidur, satu ruang keluarga, serta ruang belakang atau dapur. Jadi, Rumah Dinas Bupati Manggar ini termasuk dalam salah satu bangunan Cagar Budaya Kepulauan Bangka Belitung. Meskipun pengunjung/wisatawan tidak diperkenankan untuk memasuki rumah tersebut, namun diperbolehkan untuk berswafoto atau sekadar mengabadikan rumahnya dalam bentuk dokumentasi.

 

Waktu terbaik untuk mengunjungi tempat ini adalah pagi antara pukul 6 hingga pukul 8, atau sore hari selepas waktu ashar atau sekitar pukul 4 sore. Bukit Samak berada di Desa Lalang, Manggar, Kabupaten Belitong Timur. Untuk menikmati panorama bukit Samak anda tidak perlu membayar tiket ataupun uang parkir kendaraan. Cukup menjaga kebersihan, bersikap santun, dan tidak lupa untuk selalu tersenyum.yk[]

 

 

yunis kartika
Foto by Icky - Yunis Kartika di bukit Samak, Manggar, Belitong Timur.

 

 

“Keindahan adalah gerbang cinta,

tinggal bagaimana merawat dan meningkatkannya.”

—Plato—

 

 

 

 

 

 

 

 






PS : sila menulis komentar, membagikan atau meninggalkan alamat web/blog-nya untuk bertukar sapa dan saling mengunjungi. Terima Kasih sudah mampir ^_^

 

#BPNRamadan 2023

#artikel6

 

0 comments:

Post a Comment

Kehilangan Kata Di Museum Kata Andrea Hirata_ Edisi Olwen

museum kata andrea hirata belitong
Dok pribadi - Olwen di Museum Kata Andrea Hirata Gantong, Belitong.


 

 

“Kejar pelangimu sampai ke ujung dunia, Nak,

jangan pernah menyerah.”

—Andrea Hirata—

 

 



 

Tak jauh dari kawasan wisata Replika Sekolah Laskar Pelangi terdapat Museum Kata Andrea Hirata. Kedua tempat ini ada, berkat Andrea Hirata dan novelnya ‘Laskar Pelangi’ serta para pihak yang menaruh minat terhadap kesejahteraan masyarakat Belitong, khususnya Gantong. Bisa dibilang ini merupakan tur satu paket yang saling menyambung karena benang merah tema dan wilayah.

 

Museum Kata berdiri sejak tahun 2009 dan berada di Jl. Laskar Pelangi 10, Desa Gantong, Belitong. Tiket masuk ke museum ini terbilang cukup mahal yaitu Rp.50.000,- rupiah /orang. Tiket tersebut termasuk sebuah buku karya Andrea Hirata dengan berbagai judul yang bisa anda pilih. Yunis sendiri memilih judul ‘Guru Aini’. Nah, kebetulan karena museum sedang dalam perbaikan tata ruang dan renovasi bangunan, petugas tiket memberi diskon harga pada kami. Tak tanggungtanggung harga 1 tiket untuk 3 orang.

 

museum kata andrea hirata belitong
Dok pribadi - Penandapenanda di Museum Kata Andrea Hirata Gantong, Belitong.

Hal pertama yang bisa dilihat adalah dinding sekeliling kompleks museum berwarnawarni cerah ceria. Beberapa dinding bergambar ekspresif, bergambar hewan dan tumbuhan, dan pada dinding lainnya dipenuhi dekorasi pintu jendela yang tak kalah ceria. Kompleks Museum Kata memiliki beberapa bangunan dengan konsep leter U, seperti bangunan utama, bangunan kamar kata, bangunan ruang terbuka, ditambah dengan ruang hijau.

 

Bangunan utama merupakan bangunan terbesar di Museum Kata. Di dalamnya tersekatsekat ke dalam beberapa bagian ruangan lagi. Dari sejak pintu masuk ke ruang pertama kita sudah disuguhi kembali poster scene film Laskar Pelangi yang diantaranya dipenuhi dengan katakata dialog salah satu karakter dalam novel, kemudian ucapan selamat datang dari sang penulis dan informasi singkat tentang apa yang akan ditemukan di dalam Museum Kata, kursikursi kayu dan sebuah karya seni instalasi dari kawat baja yang kontras dengan cat warnawarni lantainya hasil pematung Herias Vetarendi.

 

museum kata andrea hirata belitong
Dok pribadi - Sepinya rakrak buku di Museum Kata Gantong, Belitong.

Pemeran utama di bangunan ini adalah ruang baca berjendelajendela lebar yang cukup besar dengan—seharusnya—dipenuhi bukubuku di setiap rak dindingnya. Sayang sehubungan dengan renovasi dan perbaikan tata ruang yang dimaksud petugas tiket tadi, ruang baca ini terkesan ‘sepi’. Rakrak bukunya kosong melompong, menyisakan dummy bukubuku panjangan/palsu pada rakrak teratasnya. Di ruang ini terdapat sebuah perahu yang disulap menjadi meja baca untuk para pengunjung.

 

Ruang selanjutnya hampir tidak ada yang menarik—tumpukan bukubuku yang akan dikurasi, sebuah instalasi kawat baja yang belum terpasang, genangan air bocor di lantai, beberapa pot tanaman dan kursi malfungsi—kecuali sebuah dinding yang berisi memorabilia Andrea Hirata dari berbagai media cetak dalam dan luar negeri beserta bukubuku ‘Laskar Pelangi’ dalam berbagai bahasa terjemahan. Pada bagian ini terlihat masih baik dan lengkap, untunglah. Xoxoxo… Setidaknya Yunis bisa mengambil swafoto dengan latar cukup menarik di Museum Kata ini.

 

museum kata andrea hirata belitong
Dok pribadi - Ruang baca menyatu dengan warkop Kupi Kuli.

Ruang terakhir di bangunan utama adalah sebuah ruang baca dengan warkop alias warung kopi bernama ‘Kupi Kuli’. Seandainya berfungsi ruang baca ini adalah bagian paling menarik dan akan menjadi favorit Yunis. Sepertinya, kita bisa mengambil buku dari ruang buku dan bisa membacanya di ruang baca yang menyatu dengan warkop. Sedapnya membaca sambil menyesap kopi.

 

Bangunan selanjutnya adalah ‘kamar kata’. Tidak ada petunjuk sama sekali dalam benak Yunis, kamar apakah itu. Sebuah tanda peringatan dengan tulisan tangan terpampang di jendela kaca ‘ALAS KAKI MOHON DILEPAS’. Apakah ruangan ini adalah seperti penulis yang memerlukan kamar khusus untuk menulis dan menyusun katakata? Atau di kamar kata, pengunjung diminta menuliskan katakata? Entahlah, kamar kata adalah misteri bagi Yunis.

 

Bangunan terakhir adalah ruang terbuka dengan pilarpilar penyangga berhias bungabunga artifisial dan tetap dengan warnawarni cerah ceria. Bagian atas dinding dekat plafon posterposter artis/tokoh di bidang sastra, film, musik, tokoh penemu dan penggerak, piringan hitam, dan lainnya meramaikan suasana. Di lantai terdapat peninggi yang berfungsi sebagai mini panggung untuk membaca nukilan buku, memperdengarkan puisi, atau mungkin menyanyi. Di sudut lain, berisi sejarah masyarakat Belitong beserta sumber daya alamnya dalam bentuk posterposter yang ditempel pada sekatsekat triplek.

 

museum kata andrea hirata belitong
Dok pribadi - Bangunan/ruang terbuka di Museum Kata Gantong, Belitong.


museum kata andrea hirata belitong
Dok pribadi - Bangunan leter U dengan ruang hijau di tengahnya yang memerlukan perawatan.


Ruang hijau sendiri berada di tengah leter U, dalam kondisi yang tidak begitu baik dan memerlukan perawatan. Yunis baru memahami kenapa diskonnya besar sekali, karena memang tak banyak koleksi bukubuku Museum Kata yang bisa dilihat dan beberapa ruang/bangunan tak bisa diakses. Sedih rasanya kehilangan kata di Museum Kata.

 

Terlepas dari segala kekurangannya, Museum Kata Andrea Hirata menjadi catatan tersendiri dan harus diapresiasi oleh masyarakat Indonesia. Kontribusi anak negeri dengan prestasinya di bidang sastra. Semoga museum ini memberikan jejak yang lebih panjang dengan koleksi yang lebih lengkap lagi sejatinya sebuah Museum.yk[]

 

 

yunis kartika
Foto by Icky - Yunis Kartika dan dinding memorabilia Laskar Pelangi.


 

“Aku rindu pada dunia sendiri di dalam kepalanya,

sebuah dunia kepandaian yang luas tak terbatas

dan kerendahan hati yang tak bertepi.”

—Andrea Hirata—

 

 

 

 







 

PS : sila menulis komentar, membagikan atau meninggalkan alamat web/blog-nya untuk bertukar sapa dan saling mengunjungi. Terima kasih sudah mampir ^_^

 

#BPNRamadan 2023

#artikel5

0 comments:

Post a Comment

Wisata Nostalgia Replika Sekolah Laskar Pelangi Gantong_ Edisi Olwen

 

sekolah laskar pelangi belitong
Dok pribadi - Olwen di Replika Sekolah Laskar Pelangi Gantong, Belitong Timur.


  

 

“Kami sangat menyukai pelangi. Bagi kami pelangi adalah lukisan alam, sketsa Tuhan yang mengandung daya tarik mencengangkan. Tak tahu siapa di antara kami yang pertama kali memulai hobi ini, tapi jika musim hujan tiba kami tak sabar menunggu kehadiran lukisan langit menakjubkan itu. 

Karena kegemaran kolektif terhadap pelangi,

maka Bu Mus menamai kelompok kami Laskar Pelangi.”

—Andrea Hirata—

 

 

 

 

Apa sih nostalgia? Bagaimana bisa sebuah tempat menjadi pemantik yang membangunkan ingatan? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata nostalgia memiliki arti kerinduan—kadangkadang berlebihan—pada sesuatu yang sangat jauh letaknya atau yang tidak ada sekarang. Dalam pengalaman Yunis, nostalgia dapat terpicu dengan berbagai hal sederhana, semisal aroma, bebunyian, benda, cuaca, dan dalam situasi ini adalah replika sebuah bangunan sekolah.

 

Kalau anda produk Sekolah Dasar inpres (SD Inpres) tahun 80 atau 90an, atau anak seribu pulau—yang tumbuh besar bersekolah di pulaupulau kecil dan bukan di kota—tentu akan merasakan emosi campur aduk bernama nostalgia begitu melihat replika Sekolah Laskar Pelangi. Nostalgia. Satu kata dengan sulursulur kuat mengakses ingatan, mengundang rasa. Dalam sekejap ingatan masa lalu memutar otomatis di kepala tanpa anda mampu menahannya. Persis itulah yang dialami Yunis, sensasi rasa puluhan tahun ke belakang.

 

sekolah laskar pelangi belitong
Dok pribadi - Area replika Sekolah Laskar Pelangi yang luas dan diselimuti pasir kaolin.

Sebagaimana SD Inpres pertama didirikan pada masa rezim Presiden Soeharto dengan menyasar masyarakat miskin dan wilayah terpencil dengan tujuan meningkatkan pendidikan serta kemampuan baca tulis anakanak Indonesia, SD Muhammadiyah Gantong atau yang lebih terkenal dengan Sekolah Laskar Pelangi memiliki kesamaan pesona dan fungsi pada masanya. Sekolah yang memfasilitasi keinginan belajar anakanak Belitong meski secara sederhana.


sekolah laskar pelangi belitong
Dok Pribadi - Penanda replika SD Laskar Pelangi Gantong, Belitong Timur.
 

Ingat dengan Ikal, Lintang, Sahara, Mahar, dan tokoh anakanak lainnya? Jika anda pernah membaca buku “Laskar Pelangi” atau menonton film adaptasi dengan judul yang sama, pasti anda akan ingat. Novel yang terbit di tahun 2005, disusul filmnya 3 tahun kemudian menjadi kisah inspiratif bagi mereka yang memiliki impian di tengah himpitan ketidakmungkinan. Kisah perjuangan karakterkarakternya untuk bisa sekolah, mendapatkan pendidikan dan meraih citacita yang didukung oleh sosoksosok guru sederhana namun kuat. Narasi besar novel dan film Laskar Pelangi memang menyoroti tentang pemerataan pendidikan di Indonesia, khususnya di Belitong.


sekolah laskar pelangi belitong
Dok pribadi - Suasana ruang belajar replika SD Laskar Pelangi dan segala atributnya.
 

Bangunan replika Sekolah Laskar Pelangi yang berada di Desa Lenggang, Kecamatan Gantong, Belitong Timur, terbuat dari papanpapan kayu beratapkan seng, tanpa jendela. Bagian atas sebelum atap dibiarkan terbuka sebagai ventilasi udara dengan aksen kayu pipih saling menyilang. Lantai tanpa pelur semen—berbeda dengan di film saat adegan membersihkan genangan air karena bocor sehabis hujan—di SD replika ini justru dipenuhi dengan pasir kaolin. Pada dindingdinding papan bergantungan figurafigura scene film Laskar Pelangi. Meski beberapa detail terdapat perbedaan antara di film dan di lokasi replika SD, namun esensi ruangnya tetap terasa. Meja kursi guru, meja bangku murid, papan tulis, bendera merah putih, lemari kayu, pun piala dihadirkan. Dipoles dengan tambahan tiang bendera di halaman sekolah. Suasana yang mengingatkan pada saat bermain, belajar, bersenda gurau dengan kawan, sampai upacara sekolah terbayang dengan jelas.

 

Untuk masuk ke lokasi ini anda cukup membayar tiket Rp.5000,- rupiah/orang. Setelah melewati gapura selamat datang, di sebelah kiri terdapat warungwarung kecil dengan aneka jajanan khas Belitong, semisal kue bingkeu, engkak, dan es jeruk kunci. Area lokasi replika SD Laskar Pelangi ini sangat luas dengan dominasi warna warni ceria pelangi, kecuali bangunan sekolah berwarna putih biru. Di seberang warungwarung terdapat sebuah bangunan yang memerlukan perawatan bertuliskan ‘Galeri Rakyat Laskar Pelangi’.

 

sekolah laskar pelangi belitong
Dok pribadi - Suasana kompleks wisata replika SD Laskar Pelangi Gantong, Belitong Timur.

Keberhasilan novel dan film “Laskar Pelangi” menjadi faktor semakin terbukanya pintu pariwisata ke tanah Belitong dari dalam maupun luar negeri.  “Negeri Laskar Pelangi” menjadi nama lain untuk menyebut Pulau Belitong. Dampak lainnya tahun 2022 lalu, Belitong didaulat menjadi salah satu tuan rumah untuk perhelatan berskala internasional G20.

 

Terlepas dari prokontra akan kesahihan kisah yang menjadi latar dalam novel Laskar Pelangi—apakah fiksi atau nyata—apa yang dituliskan Andrea Hirata tentang pemerataan pendidikan ada benarnya. Insfrastruktur yang kurang memadai, keterbatasan faktor pendukung semisal buku, alat peraga dan lainya, termasuk kesejahteraan pengajar merupakan masalah nyata.

 

Bagaimanapun Andrea Hirata dengan Laskar Pelangi-nya telah mengangkat nama Belitong di kancah nasional dan internasional. Pariwisata Belitong kian berkembang, perekonomian masyarakat pun turut terangkat. Sebuah kebanggaan dan prestasi yang telah membawa perubahan pada kehidupan dan penghidupan masyarakat banyak dalam bentuk seni bernostalgia untuk masa depan.yk[]

 


yunis kartika
Foto by Pak Sugeng - Yunis Kartika dan Icky di halaman replika SD Laskar Pelangi Gantong, Belitong Timur. 

 


 

“Masa lalu tidak pernah hilang | Ia ada tetapi tidak tahu jalan pulang |

Untuk itu ia menitipkan surat | kadang kepada sesuatu yang tidak kita duga |

Kita menyebutnya kenangan.”

—Aan Mansyur—

 

 

 

 

 

 

 

PS : sila menulis komentar, membagikan atau meninggalkan alamat web/blog-nya untuk bertukar sapa dan saling mengunjungi. Terima kasih sudah mampir ^_^

 

#BPNRamadan 2023

#artikel4

0 comments:

Post a Comment

Rindu Menguar Di Rumah Adat Belitong_ Edisi Olwen

 

rumah adat belitong
Dok pribadi - Rumah Adat Belitong tampak depan.


  

 

“Wadah yang bernama Negara Republik Indonesia yang terdiri dari berbagai agama,

suku, adat istiadat ini supaya utuh tidak retak.”

—Soekarno—

 

 

 

 

Usai mengunjungi Danau Kaolin, kami kembali berkendara. Tujuan selanjutnya adalah Rumah Adat Belitong. Rumah khas yang disebut juga dengan Rumah Panggong. Lokasi Rumah Adat Belitong terletak di jalan Jenderal A. Yani di pusat kota Tanjung Pandan, bersebelahan dengan Rumah Dinas Bupati Belitung. Di dalam rumah adat ini terdapat beberapa artefak seni dan budaya masyarakat Belitong seperti pakaian adat, alat-alat adat untuk penyelenggaraan perkawinan, serta alatalat pertukangan maupun pertanian.

 

rumah adat belitong
Dok pribadi - Bagianbagian dari Rumah Adat Belitong, termasuk teras.

Begitu sampai kami langsung menuju Rumah Adat Belitong. Jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat parkir kendaraan. Dari kejauhan rumah itu terlihat besar dan memanjang. Di tengahnya terdapat tangga untuk naik ke atas menuju rumah. Sebelum memasuki pintu, terdapat sebuah teras yang juga luas memanjang. Teras ini difungsikan untuk kegiatan menerima tamu, atau dudukduduk minum kopi sambil berbincang santai.

 

rumah adat belitong
Dok pribadi - Instalasi pernikahan tradisi/adat masyarakat Belitong. 

rumah adat belitong
Dok pribadi - Ruang utama dan hiasan foto tokohtokoh penting Belitong.

Setelah teras, kita akan memasuki ruang utama. Ruang ini adalah ruang paling luas dan tanpa sekat. Di sebelah kiri, terdapat display maneken menggunakan pakaian pengantin adat Belitong berwarna merah, lengkap dengan aksesoris dan kain tenun. Begitu pula pada latar terdapat pernikpernik hiasan tradisi dengan warnawarna cerah yang biasa digunakan pada pesta pernikahan, termasuk display contoh kamar pengantin. Di lantai beralas karpet tertata ruparupa jenis seserahan yang biasa dibawa pengantin pria dan replikareplika hidangan khas pesta. Pada bagian ini terdapat tali pembatas bagi pengunjung, dan himbauan untuk tidak menyentuh pajangan.

 

Sebelah kiri terdapat lemari kaca tinggi berisi maneken menggunakan pakaian pengantin. Di sebelahnya diletakkan meja dan lemari kayu susun tepat foto tokohtokoh Belitong masa lampau tersimpan rapih. Pada dindingdinding kayu terpasang figura berisi fotofoto lama yang mencerminkan kehidupan masyarakat Belitong. Misalnya foto rumah Belitong kuno, kelompok kesenian, permainan tradisi ‘main beripat’, dan lain sebagainya. Kurasa, foto gadis kecil sedang menggendong anak kancil adalah favorit Yunis. Xoxoxo…

 

rumah adat belitong
Dok pribadi - Foto repro masyarakat tempo dulu koleksi Rumah Adat Belitong.

rumah adat belitong
Dok pribadi - Foto repro masyarakat tempo dulu koleksi Rumah Adat Belitong.

Rumah adat ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu ruang utama, penghubung antar ruang/ruang netral/loss, dan dapur. Ruang utama selain seperti yang dijelaskan di atas, berfungsi  pula sebagai ruang berkumpulnya keluarga dan berkegiatan bersama. Kemudian sebelum dapur terdapat sebuah ruang penghubung yang disebut loss. Bentuknya hampir menyerupai teras samping dengan balebale dan terdapat pula tangga naik turun. Terakhir ruang dapur tempat tempat segala aktivitas memasak dan menaruh peralatan pertanian. Caping warna warni digantung di dinding dapur. Pada sebuah sudut di dapur, terdapat buaian bayi dari kain sarong yang bergantung ke tiang atap rumah. Jadi sambil memasak para ibu bisa sambil menjaga bayinya. Di tengahtengah dapur terdapat sebuah replika roda pengangkut, caping, dan keranjang rotan yang diperbolehkan digunakan oleh pengunjung untuk berfoto sebagai properti. Ruang dapur ini meskipun luas namun terkesan lebih padat dengan beragam peralatan, juga lemari penyimpanan. Sebuah lemari menyimpan satu set perangkat musik, seperti gong, rebana, dan lainnya.

 

rumah adat belitong
Dok pribadi - Ruang dapur yang padat dengan aneka rupa peralatan.

rumah adat belitong
Dok pribadi - Buaian bayi sederhana di sudut ruang dapur.

Dilansir dari brosur Dinas Pariwisata Kabupaten Belitung, rekontruksi arsitektur bangunan Rumah Adat khas Belitong sangat kental dengan Budaya Melayu. Kekhasan ini pula yang biasa dijumpai di daerah sepanjang pantai Sumatera dan Malaka. Seperti halnya rumah khas Melayu, rumah adat Belitong juga dikenal memiliki tiga tipe yaitu arsitektur Melayu awal, Melayu bubung panjang dan Melayu bubung limas. Rumah Melayu awal berupa rumah panggung kayu dengan bahan seperti kayu, bambu, rotan, pohon tumpeng, daun dan alang-alang yang tumbuh dan mudah didapat di sekitar pemukiman.

 

rumah adat belitong
Dok pribadi - Foto repro dan miniatur rumah adat koleksi Rumah Adat Belitong.

Rumah Adat Belitong berbentuk piramida. Dahulu rumah limas merupakan kebanggaan pemiliknya karena dengan bentuk rumah orang akan tahu siapa pemilik rumah tersebut. Sesuai namanya Rumah Panggong, berbentuk rumah panggung dan atapnya berbentuk piramid terbuat dari kayu yang kuat seperti kayu nyato salah satu kayu berkualitas di Bangka Belitung. Di tempat ini juga sering diadakan upacara dan tarian daerah.

 

Setiap kali Yunis melangkah, lantai kayunya berderak. Tapi ini jenis derak khas kayu yang menimbulkan romantisme masa kecil dan kampung halaman almarhum neneknya di ujung Bandung Selatan. Aroma pernis dan kayu, serta ornamenornamen khas rumah Belitong semakin menguarkan kerinduan pada masa lalu. Nyatanya sejauh apa pun melangkah, kita tidak pernah bisa lepas dari tradisi dan akar kehidupan, karena ia adalah bagian dari identitas.yk[]

 


yunis kartika
Foto by Icky - Yunis Kartika dengan properti pengangkut barang di Rumah Adat Belitong.

 


 

“Di Tanah kita, agama dan tradisi saling memberi arti,

membuka peluang untuk saling menghargai.”

—Najwa Shihab—

 

 

 



 

 

 

 

 

 

PS : sila menulis komentar, membagikan atau meninggalkan alamat web/blog-nya untuk bertukar sapa dan saling mengunjungi. Terima kasih sudah mampir ^_^

  

#BPNRamadan 2023

#artikel3

 

0 comments:

Post a Comment