National Geopark Ngarai Sianok Bukittinggi_ Edisi Samayo

  
national geopark ngarai sianok bukittinggi
Samayo di lembah National Geopark Ngarai Sianok, Bukittinggi, Sumatera Barat.

 

 

“Seorang pengembara tidak boleh terlalu lama berhenti di satu persinggahan.

Satusatunya hal yang harus terus memesona pengembara ialah alam bebas yang luas. Gununggunung, sawahsawah, kalikali, dan orangorangyang berjalan di sepanjang jalan itu.”

-- Umar Kayam –

 

 

 

Apa yang kita harapkan dengan bepergian ke alam bebas? Melepas kepenatan alias refreshing? Menghening dan menyatu dengan alam? Mencari ide dan inspirasi? Berolahraga dengan adrenalin tinggi? Atau, atau, atau… Seribusatu alasan pasti akan berhamburan dari seribusatu kepala yang berbeda. Untuk alasan apa pun –dan semoga jawaban positif, adalah hak setiap manusia untuk menikmati hidup, merengkuh kebebasan, serta bersukacita dengan alam raya.

 

Masih bersamaku –Samayo, Yunis menembus gerimis yang sudah tak rapat lagi. Berlarilari kecil, sesekali melompati genangan air hujan di pelataran parkiran. Sedari pagi Bukittinggi diguyur hujan sedang. Kecerahan cuaca timbul tenggelam dalam langit mendung berawan. Waktu terus berjalan, sayang rasanya jika hanya dihabiskan dalam ruang tertutup mengawasi rinai dengan perasaan melankolis –LoL, meluncurlah kami menggunakan kendaraan roda empat bergabung dengan kendaraankendaraan lain di jalan basah dengan aroma hujan menguar pekat.


 

national geopark ngarai sianok bukittinggi
Dok Pribadi - Bentangan National Geopark Ngarai Sianok, Bukittinggi, Sumatera Barat.

Tujuan kami adalah National Geopark Ngarai Sianok. Percaya tidak? Di hari dengan curah hujan sedang ke tinggi, Yunis malah menuju sebuah lembah di tengah ujung kota Bukittinggi?! Hari hujan, gitu loh! Hiks, aku tak suka badanku basah dan kotor, pernah kubilang kan kalau basah dan kotor agak sulit dibersihkan kalau menempel di tubuhku. Apalah daya, aku sepasang sepatu yang hanya bisa mengikuti kemana sang pemilik melangkah. Meski Yunis jenis pemilik yang cukup tahu merawat sepatu dan akan selalu dibersihkan sebelum aku disimpan ke lemari untuk beristirahat, aku tetap waswas.

 

Curcol –curhat colongan ini membuat aku lupa berapa lama persisnya perjalanan dari hotel ke National Geopark Ngarai Sianok dengan pertolongan Google Maps sebagai navigasi. Rupanya tidak berputarputar dulu menyusuri jalan setapak seperti pengalaman tempo hari. National Geopark Ngarai Sianok berada di tengah hingga ujung kota Bukittinggi, Provinsi Sumatera Barat. Lembah panjang berkelokkelok ini terletak di selatan Ngarai Koto Gadang sampai Ngarai Sianok Enam Suku, hingga Palupuh.

 

Memasuki kawasan National Geopark Ngarai Sianok, jalan menurun. Kami berhenti sebentar untuk membayar tiket masuk seharga Rp.5000,-/perorang. Penjaganya mengajak kami berbicara dengan bahasa setempat, yang langsung Yunis balas dengan “Maaf Uda, kami bukan dari Bukittinggi.” Penjaga tiket tersenyum (kebetulan maskernya turun hingga dagu), “Oh iya Mba, silakan menikmati Ngarai Sianok.” Yunis menggangguk, mengucapkan terima kasih dan kami pun kembali meluncur mencari area parkir.

 

Kami tiba ditingkahi sinar matahari yang tetiba meninggi di balik langit berawan. Kota Bukittinggi yang sejuk karena dikelilingi bebukit, mengingatkan Yunis pada kota kelahirannya Bandung. Kota yang dilingkung gunung, heurin ku tangtung dalam bahasa Sunda (dikelilingi gunung dan pepohonan besar), hampir mirip dengan Bukittinggi. Nyaman dan sejuk, hingga tingkah sinar matahari tidak mengganggu aktivitas. Suasana Ngarai sepi pengunjung. Warungwarung makan berdiri di sanasini secara acak juga terlihat kosong, hanya ada beberapa pengunjung tengah ngobrol serius di salah satu warung.


 

national geopark ngarai sianok bukittinggi
Dok pribadi - Panorama Lembah Ngarai Sianok dan Batang Sianok, Bukittinggi, Sumatera Barat.

Hmm… ini National Geopark Ngarai Sianok. Yunis turun dari kendaraan, kemudian meregangkan tubuh, merentangkan tangan, menutup mata, mengendus aroma lembah, hanya begitu untuk beberapa saat. Dengan gerakan cepat, Yunis mengentak kaki bergantian dan lalu berlari kecil mengajakku menyusuri dan menikmati lembah yang dikelilingi bukitbukit bertebing curam. Sebuah sungai kecil bernama Batang Sianok mengalir di tengah lembah, dan seekor anjing lokal bermain sambil sesekali menyalak ke arah aliran air. 


Laksana surga kecil, begitu damai, dengan udara bersih, sejuk dan tenang. Suara kicau burungburung menyatu dengan gemericik air sungai, menghasilkan musik alam. Ah, “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar-Rahman 55:13). Batang Sianok tengah surut, jikalau sedang deras katanya bisa dipakai untuk berolahraga arung jeram, kano dan kayak. Airnya yang cukup jernih bermuara ke Samudera Hindia, alirannya menghidupi sesawah penduduk yang luas membentang berpagar tegaknya tebing.


 

national geopark ngarai sianok bukittinggi
Dok pribadi - Aliran Batang Sianok, Bukittinggi, Sumatera Barat.

National Geopark Ngarai Sianok  bukan hanya patahan berwujud jurang curam hasil proses turunnya sebagian lempengan bumi, namun lebih dari itu sejarah dan mitos dibaliknya pun patut disimak. Adalah National Geopark Ngarai Sianok terbentuk dari letusan gunung api purba berlokasi di Danau Maninjau –kini bernama Gunung Tinjau. Melalui gerakan pergeseran selama ribuan tahun, terbentuklah celah lebar National Geopark Ngarai Sianok. Jadi, proses keindahan yang kita nikmati saat ini, bukan proses instan. Bumi ngalami berbagai proses pergeseran dari dalam dan luar inilah kemudian menghasilkan lembah dan tebing menjulang.

 

Pernah mendengar mitosnya? Samar, sepertinya Yunis pernah mendengar mitos bahwa bukit barisan adalah wujud dari naga api yang tengah tertidur. Menurut masyarakat zaman dulu hiduplah seorang pengawal sakti, bertubuh besar dengan kulit sekeras tembaga bernama Katik Muno. Datang dan tinggal di Minangkabau bersama tuannya yang bernama Sang Sapurba. Entah apa yang merasukinya, selama tinggal di Minangkabau perilaku dan budi halusnya berubah. Ia berambisi untuk menjadi penguasa dan mulailah berlaku kejam, jahat dan kasar hingga menimbulkan banyak penderitaan kepada penduduk sekitar. Demi terhindar konflik mendalam dengan tuannya, Katik Muno mengubah diri menjadi naga. Dengan aliran api yang membara ia membagi daratan menjadi dua; sebagaimana awal terbentuknya National Geopark Ngarai Sianok. Meski Sang Sapurba menghadapi pertempuran, namun Katik Muno memenangkannya. Sebagai permintaan maaf dari Katik Muno kepada tuannya Sang Sapurba, ia mengubah aliran api menjadi aliran air yang menyejukkan. Katik Muno tetap dalam wujud naga, yang kini tertidur.

*

 

jalur kendaraan di national geopark ngarai sianok bukittinggi
Dok pribadi - Jalur National Geopark Ngarai Sianok, Bukittinggi, Sumatera Barat.

Untuk mengitari National Geopark Ngarai Sianok yang memiliki panjang sekitar 15 KM, mutlak diperlukan keahlian mengemudi, baik itu roda dua, terlebih roda empat. Meski jejalan sudah diaspal penuh, namun kontur perbukitan yang curam disertai jurang di satu sisi jalan tetap membuat jantung berdebar. Lebar jalan hanya cukup untuk dua buah mobil ukuran mini bus atau SUV. Dibeberapa tikungan dan ruas jalan, sesekali mobil harus saling mengalah agar bisa melintas. Jadi, jangan sekalisekali nekad berkendara mengitari National Geopark Ngarai Sianok ini jika skill menyetirmu belum advance. Perhatikan pula kondisi kendaraan, terutama rem. Kelokankelokan tajam menanjak atau menurun menjadi track lintasannya. 



rumah bagojong di ngarai sianok
Dok pribadi - Rumah Bagojong di Ngarai Sianok, Bukittinggi, Sumatera Barat

Percayalah, perjalanan ini sepadan dengan keindahan alamnya. Dindingdinding curam tegak lurus, lembah hijau, padi menguning subur di pesawahan penduduk yang saat kami melintas sudah siap panen,  juga tepian hutan yang rimbun pepohon. Terkadang kita akan melewati rumahrumah penduduk yang jaraknya berjauhan dengan arsitek tradisional “Rumah Bagojong” atau “Rumah Baanjuang”. Rumah dengan atap memanjang ke samping dan bergonjong runcing seperti tanduk kerbau. Kabarnya bunga Raflesia tumbuh beserta dengan tanaman obatobatan lain di sepanjang Batang Ngarai. Sayang kami tak menjumpai satu pun bunga Raflesia, barangkali belum musimnya atau harus masuk lebih ke dalam hutan lembah. Jika ingin masuk lebih dalam ke hutan lembah National Geopark Ngarai Sianok, pakailah sepatu khusus untuk pendakian gunung hutan. Beberapa fauna hidup bebas di hutan lembah National Geopark Ngarai Sianok seperti; siamang, monyet ekor panjang –kami menjumpainya untuk jenis ini, rusa, macan tutul, dan babi hutan, berhatihatilah dan jangan mengusik hewanhewan ini.


 

taman panorama ngarai sianok
Dok pribadi - Taman Panorama Ngarai Sianok, Bukittinggi, Sumatera Barat.


Sebagai tambahan informasi, Lubang Japang pada edisi sebelumnya, terletak di bukit Ngarai Sianok, Bukittinggi, dan berada dalam kawasan objek wisata “Taman Panorama Ngarai Sianok”, Bukittinggi, Sumatera Barat. Jadi memang saling menyambung –ingat bagaimana tentara Jepang membuang mayat lewat lubang langsung menuju sungai, kan? View Ngarai luas membentang bisa dilihat dari titik berdiri tepat di sini. Di samping spot ini, terdapat pula pasar cinderamata. National Geopark Ngarai Sianok bukan hanya lembah tebing curam, namun telah menjelma menjadi pariwisata, perekonomian, pemukiman dan pertanian, bersama mitos dan kebaikkan alam.

*

 

Hujan kembali menderas. Menikmati lembah dan mengitari National Geopark Ngarai Sianok kami akhiri. Adrenalin dari perjalan singkat masih hangat menggenapi rasa, terekam ingatan. Seekor kupukupu menari dalam perut. Kita datang untuk menyatu dengan alam, jangan mengambil lebih dari yang kita butuhkan. Jika bukan kita yang menjaga, lalu siapa lagi? Bukankah industri wisata alam bergantung pada keasrian indahnya alam? Wisata alam harus dibingkai dengan kesadaran untuk menjaganya pula, sebab kita bagian dari alam, datang dan pulang ke alam.yk[]

 


 

yunis kartika
Foto by Icky - Yunis Kartika menggenapi rasa di lembah National Geopark Ngarai Sianok, Bukittinggi, Sumatera Barat.
 

 

“Alam ada, lebih dari sekadar membuat manusia hidup.

Alam juga tandatanda jalan pulang menuju kedamaian.”

-- Gede Prama –

 

 

 

 

 

 

 

 

PS : sila untuk menulis komentar, membagikan atau meninggalkan alamat web/blog-nya untuk bertukar sapa dan saling mengunjungi. Terima kasih sudah mampir ^_^

 

 

 

0 comments:

Post a Comment