Takjil! Takjil! Takjil! Yummy!_ Edisi Aneka Bukaan Puasa
Dok pribadi - Tutut bumbu kuning khas Bandung. |
“Makan dan minumlah sampai jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam,
yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah
puasa sampai (datang) malam.”
–QS. Al-Baqarah 2:187--
Makanan atau minuman apa yang wajib ada buatmu ketika berbuka puasa? Kurma? Teh manis? Aneka gorengan; balabala* dan kawankawannya? Kolak pisang? Sop buah? Atau tutut*?
*
Tidak terasa bulan Ramdhan 1443H sudah memasuki hari ke 14, artinya hampir setengah jalan kita menikmati segala keberkahan berlipat dari Allah SWT. Di tengah naiknya pajak penghasilan, bahan bakar, bahan pokok makanan, perang di beberapa belahan dunia, kasus pelecehan mahasiswi yang masih memanas –sudah lama saya tidak menulis tentang perempuan, kasakkusuk gaji ke-13, dan lainnya, ada yang tidak berubah yaitu bahwa setiap jelang buka puasa, secara khusus mayoritas dari kita akan menyiapkannya dengan riang beragam camilan berbuka atau takjil.
Beda tempat,
beda pula kekhasan makanan camilan takjilnya. Di tempat saya sekarang, beberapa
camilan bukoan puaso* bisa kita jumpai tersebar dimanamana; aneka gorengan!
Selebihnya makanan khas dengan rasa lemak nian*. Kuliner di sini akan
saya bahas edisi depan secara khusus, beserta fotofoto jajanan di sepanjang jalan
Sudirman di depan sebuah masjid.
Sekarang saya
akan berbagi beberapa makanan khas Bandung yang menjadi favorit saya ketika
berbuka puasa. Adalah tutut berada di posisi teratas, xoxoxo… Bisa
dibilang hampir seluruh anggota keluarga saya menyukainya. Dulu waktu kecil,
setiap bulan puasa almarhum Emak* dari pihak ibu selalu menyuruh kami –aku
dan kedua kakak lakilaki, untuk ke sawah mencari tutut. Tempat tinggal
kami memang masih banyak pesawahan hingga mudah mendapat bahan pokoknya. Dari pagi
hingga siang kami menyisir pematang sesawah, sesekali masuk ke area dalam sawah
sambil melirik kanan kiri khawatir ada yang memarahi kami. Jelang siang paling
tidak kami berhasil mengumpulkan seember penuh ukuran sedang. Lantas Emak
akan mengolahnya. Pertama tutut direndam untuk membuang lendir dan bau
amis sambil bagian ekor/ujungnya dipotong. Hal ini berguna untuk memudahkan ngecrok*
tutut nantinya. Setelah 1-2 jam air rendaman dibuang, dibilas dengan air
bersih kemudian direbus hingga mendidih. Emak mulai membuat bumbunya;
kunyit, kemiri, bawang merah, bawang putih, jahe, cabe, sereh dan lainnya. Semua
bumbu diulek, baru setelah rebusan tutut mendidih, semua bumbu ini dimasukkan. Biarkan
hingga tutut empuk dan air rebusan mengental. Biasanya jelang waktu
adzan maghrib baru disajikan langsung beserta pancinya. Aromanya, hmmmm…
sangat menggugah selera, apalagi rasanya! Empuk, kenyal, pedas, manis dan kaya akan
gizi! Menurut penelitian, tutut memiliki kandungan omega 3 dan kaya akan
vitamin serta nutrisi jika diolah dengan tepat. Jadi kata kuncinya “diolah
dengan tepat” yaa.. tidak bisa dipungkiri, tutut yang masih kotor
dan berlumpur berpotensi membawa parasit dan cacing. Jadi harus diolah dan
dimasak benarbenar. Ketika Emak sudah tidak ada, kami masih suka
menyajikan tutut, bedanya tutut itu kami beli tidak memasak lagi
sendiri.
Dok pribadi - Beberapa menu takjil favorit keluarga saya. |
Tutut selalu jadi primadona, setelah itu
barulah aneka gorengan, es bulbul*, batagor, cireng*, seblak*,
es cingcau, es cendol. Kolak pisang, cilok* bumbu kacang, krupuk mih anclom*,
tahu cabe garam, dan additional lainnya. Banyak ya!! Kalau kumpul
lengkap buka puasa bersama keluarga besar, satu meja pasti penuh. Hingga akhirnya
setelah tarawih, kami kekenyangan dan hampir selalu melewatkan makan nasi.
Jika pas
dengan musimnya, tidak sulit mencari olahan tutut sewaktu bulan Ramadhan
di kota Bandung. Hampir setiap depan masjid besar atau areaarea yang menjadi
pusat jajanan bukaan puasa, tutut dapat ditemukan. Bahkan di ganggang pemukiman
pun bisanya banyak dijajakan di atas meja, di pinggir jalan. Pintarpintar memilih
dan memilah ya, pegangannya tadi; tutut matang yang diolah dengan
tepat.
*
Dok pribadi - Cilok Mercon Bunda Unie. |
Selain aneka
bukaan di atas, saya juga penggemar cilok mercon-nya Bunda Unie –saya
bahas di edisi 3Some Travelers_ Edisi Kumpulnya Para Kaki Panjang. Untuk
menikmatinya nggak perlu nunggu sampai bulan puasa sih, harihari biasa
juga bisa. Kalau kalian mau menjadikan sebagai bukaan puasa hatihati dengan
perut ya… pedasnya mantap jiwa! Kurangkurang kuat, bisabisa waktu tarawih dilewatkan
di toilet karena sakit perut, xoxoxo… makanya itu kenapa disebut mercon,
karena pedasnya nggak tanggungtanggung, tanpa level.
Dok Wita - Menikmati BODO dengan kopi rempah Amreta. |
Kue bolu
donat (disingkat jadi BODO) besutan Wita dan keponakannya Dinda Annissa
Putri, mahasiswi PGSD UPI Bandung, bisa jadi teman sahur atau pun bukaan puasa
juga. Manis gurih, semacam kue kering berbentuk donat dengan aneka toping –ini juga
saya bahas pada edisi 3Some Travelers_ Edisi Kumpulnya Para Kaki Panjang,
bisa jadi selipan makanan manis diantara camilan asin pembuka puasa. Di harihari
biasa saya menikmatinya dengan secangkir kopi tubruk hitam setelah jeda makan
siang. BODO beberapa kali saya jadikan hampers untuk
kawan-rekan-sahabat-orang dekat anak, saya dan suami, atau sekadar untuk berbagi. Kemasannya
yang minimalis praktis dan rasa kuenya yang beda, cocok juga sebagai oleholeh.
Dok Sari - Aneka kue kering Elmala Cookies |
Ramadhan identik
juga dengan olahan aneka kue kering nan cantik dengan beragam rasa; manis,
asin, gurih, atau perpaduan ketiganya. Rasanya tak lengkap jika tanpa
toplestoples kue menghiasi meja tamu dan ruang keluarga. Untuk orang yang
cenderung praktis dan tak mau repot –seperti saya misalnya, memesan kue pada
teman atau pun membeli langsung di toko kue menjadi pilihan aman. Untuk kawankawan
di sekitar Bandung, mungkin bisa menengok memilih, dan memesan aneka kue dari
salah seorang sahabat saya Sari owner Elmala Cookies yang
dijalankan bersama Tetehnya*, cek saja IG-nya @sariavrianty. Kuekuenya
dikemas cantik, cocok sebagai hadiah mau pun untuk melengkapi kebahagian hari
raya dan suguhan untuk tetamu dengan harga yang bersahabat.
Dok pribadi - Kurupuk mih anclom khas Bandung buatan kakak ipar saya Bu Sri. |
Menu Takjil
tak perlu mewah atau pun mahal, sederhana pun jadilah. Yang penting pengolahannya.
Bahanbahan sederhana bisa terlihat menarik dengan rasa yang lezat. Bisa menjalani
puasa adalah berkah, berbuka puasa dengan aneka hidangan bersama orangorang
terdekat adalah anugerah. Namun, menikmati dan menjalani sendiri pun tak kurang
hikmah. Agar lebih indah jangan lupa untuk berbagi ya kawankawan. Salam Ramadhan
dan sehat selalu. Love.yk[]
Foto by Wita - Yunis Kartika, kopi tubruk dan tahu cabe garam. |
Bismillah Alhamdulillah, selamat berbuka puasa. Semoga puasa kita penuh dengan kebaikan dan berkah dari Allah SWT, Aamiin ya Rabb…
“Wahai orangorang yang beriman! Diwajibkan atas kamu
berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar
kamu bertakwa!”
--QS. Al-Baqarah 2:183--
Catatan:
*Balabala : makanan olahan tepung, aneka sayuran yang digoreng; bakwan.
*tutut : menurut KBBI adalah siput; hewan bercangkang yang hidup di perairan tawar.
*Bukoan
puaso : bukaan puasa; bahasa daerah Palembang dan sekitarnya.
*Lemak
nian : sangat enak; bahasa daerah Palembang dan sekitarnya.
*Emak : ibu; Nenek; bahasa daerah Sunda.
*Ngecrok
: salah satu cara makan tutut dengan menyedot daging; bahasa daerah Sunda.
*Es
bulbul : potongan beragam buah seperti pepaya, nanas, blewah dengan kuah air
sirup; sop buah; istilah Mama saya.
*Cireng
: makanan olahan dari tepung terigu dan tepung kanji yang digoreng baik polos
mau pun isian dengan kacang atau selapan lemak sapi; bahasa daerah Sunda.
*Seblak
: makanan olahan krupuk basah yang dimasak dicampur dengan aneka sayuran atau
ceker ayam dengan rasa pedas gurih; bahasa daerah Sunda.
*Anclom
: krupuk mih dimasukan ke dalam bumbu/sambal oncom sebelum disantap; bahasa
daerah Sunda.
*Cilok
: makanan olahan dari tepung terigu dan tepung kanji (mirip dengan adonan
cireng) namun dibuat seperti bolabola dan direbus hingga matang, disajikan
dengan bumbu ulek kacang; bahasa daerah Sunda.
*Teteh
: sebutan untuk kakak perempuan; bahasa daerah Sunda.
Teruntuk kedua almarhum kakak lelaki saya yang samasama
menjadi fans berat tutut, semoga Allah SWT menempatkan kalian di sisi terbaikNya.
PS
: sila untuk menulis komentar, membagikan atau meninggalkan alamat web/blog-nya
untuk bertukar sapa dan saling mengunjungi.
0 comments:
Post a Comment