3Some Travelers_ Edisi Kumpulnya Para Kaki Panjang
Dokumentasi 3Some Travelers pada suatu kegiatan |
“They say nothing lasts forever; dreams change, trends
come and go,
but friendships never go out of style.”
–Carrie Bradshaw, Sex and The City—
Menurutmu,
pertemanan itu apa? Ada yang punya konsep khusus tentang pertemanan? Atau mengalir
saja alias yaaa, seketemunya siapa yang klik. Hmm…
*
Tahu serial Sex
and The City? Kalau jawabannya ya, berarti kita sezaman, yang berarti juga
kita generasi 70-80-90an. Xoxoxo cukup mature saat ini ya! Serial ini
sangat menginspirasi saya tentang konsep pertemanan. Beberapa kali saya
menyertakan pula sebagai prolog ataupun ilustrasi dalam artikel untuk dimuat di
beberapa majalah gaya hidup lokal. Bahkan konsep pertemanan dalam film ini
menjadi ide cerita dalam salah satu novel saya. Kisah dalam serial ini memang based
on novel yang ditulis oleh Candace Bushnell yang giat menulis
tentang kehidupan orangorang yang tinggal di kota besar, khususnya New York. Dari
tangannya lahir bukubuku lain bergenre sama dengan likuliku hidup yang tak jauh
beda. Menyoroti kehidupan kalangan menengah atas, selebriti dan perempuan! Tokohtokoh
utamanya selalu perempuan dari nothing menjadi everything, dengan
proses hidup yang dramatis namun mencerminkan seperti itulah kehidupan
perempuan di kota megapolitan. Saya jatuh cinta pada Candace Bushnell,
mengoleksi DVD seluruh season seri Sex and The City dan film
layar lebarnya. Mengoleksi juga hampir seluruh bukubukunya, sebagian buku
terjemahan dan beredar di Indonesia, sebagian versi asli bahasa Inggris. Sekarang
saya tengah menanti tayangnya season kedua dari lanjutan kehidupan persahabatan
Carrie Bradshaw, Samantha Jones, Charlotte York dan Miranda
Hobbes dalam serial lanjutan Sex and The City yang berjudul And
Just Like That. Ya, secinta itu saya dengan mereka dan petualangan kehidupan
mereka!
Dampaknya
saya pun merasa bahwa lingkar pertemanan ideal adalah seperti itu. Teman baik
sangat sulit ditemukan, bukan semacam sepatu yang bisa bongkar pasang ketika
sudah tidak fit in lagi dalam kurun waktu tertentu, atau memang sudah
waktunya diganti ketika kondisi sepatu tidak lagi layak pakai. Jika diandaikan
teman adalah sepatu, maka saya membutuhkan satu ruangan khusus untuk lemari
sepatu. Namun jika hanya untuk teman yang benar teman –laiknya sepatu kesayangan, tahan
banting, bersejarah dan timeless; sebuah lemari ukuran 3x4 meter rasanya
cukup menampung seluruh sepatu.
Dokumentasi 3Some Travelers pada suatu kegiatan |
Setelah prolog
yang panjang, jadi apa dan siapa sih 3Some Travelers itu?
Bisa dibilang kami “kenalan” lama, sejak masa sekolah menengah atas (SMA) dulu. Pada masa itu kami tidak saling berteman sih sebenarnya, masingmasing dari kami memiliki lingkar pertemanan tersendiri. Singkatnya, usai beberapa tahun meninggalkan SMA dan diadakan reuni besar dan reuni kecil, akhirnya saya, Wita dan Yuni semakin akrab. Kesamaan kaki panjang, ceplasceplos dan easy going membuat kami makin tak berjarak, kalau istilah Yuni; satu frekuensi. Hingga satu hari, ketika tengah menikmati kopi, tahu cabe garam dan singkong keju, spontan saya mengusulkan; “hei guys (bahasanya biar lebih kekinian) kita bertiga kan seneng ngaladog*, kita jadiin 3Some Travelers aja gimana?”, usulan yang disambut dengan riuh rendah dan tepuk tangan meriah dari Wita dan Yuni –nggak gini juga sih sebenernya. Intinya kami bertiga sepakat berkomitmen dalam 3Some Travelers. Nama adalah doa, menjadi travelers yang bisa berkeliling nusantara, tidak pun dunia merupakan impian manis kami. Bedanya, jalanjalannya dilakukan bertiga, kalau sendirisendiri –masingmasing telah dan akan selalu melakukan perjalanannya. Dengan hati besar dan positif mulailah kami merencanakan perjalanan perdana, nggak mulukmuluk, kami akan melakukan susursisir kota Bandung yang juga home based kami. Sayangnya, mendekati pelaksanaan ada saja halhal yang membuat rencana ditunda. Kesibukan masingmasing dan jarak dirasa menjadi mustahil untuk mewujudkan rencana. Tetiba, pandemi melanda dunia dengan dasyat semakin meniadakan kesempatan untuk sekadar berdarmawisata dalam kota. Pemerintah mengeluarkan maklumat agar warganya tetap tinggal di rumah dan hanya bisa ke luar untuk urusan yang benarbenar mendesak. Jadilah, kami berselancar dalam obrolan group WhatsApp.
Dokumentasi 3Some Travelers pada suatu kegiatan |
Manusia berencana Tuhan memutuskan, adalah
ungkapan yang tepat untuk kami saat itu. Kami memantau perkembangan sambil menunggu
keadaan memungkinkan dengan adanya kelonggoran untuk beraktivitas di luar rumah.
Dalam waktu singkat, tata ekonomi global merosot. Mayoritas masyarakat menjerit
karena hilangnya sumber percaharian, pun kami. Pandemi, lock down, dan
menghadapi lebaran menjadi momok yang tak terbantahkan. Akhirnya kami
bersepakat, bahwa saat itulah kami harus mulai bergerak. Bukan untuk berdarmawisata, bukan susursisir kota dengan bahagia, tidak juga untuk ber-selfie-wefie
di spotspot instagramable, tapi untuk berbagi sedikit apa yang kami
punya, bukan bantuan jangka panjang. Namun untuk menyentuh hati, bahwa kita –kami,
kalian, kamu, dia, siapa pun, masih saling peduli, saling memiliki, dan harapan
bahwa bersama kita bisa melewatinya. Sebagai catatan, kegiatan ini tidak kami
publikasi dan baru sekarang saya menuliskannya, karena saya bangga terhadap sahabatsahabat
perempuan saya. Kami tidak berlebih, tapi hati kami besar untuk menyentuh
hatihati yang lain. Syukurlah, krisis dari pandemi mulai terlewati dan
tertangani secara perlahan. Vaksin I & II, booster, ekonomi dan daya
beli yang merangkak naik, serta waktu. Kita mulai kembali pada track-nya.
Pun kami, pekerjaan dan jalanjalan mulai kembali dilakukan meskipun tetap belum
bisa melakukan perjalanan bersamasama. Besok lusa, pasti!!
Dokumentasi 3Some Travelers - Amatir dan noraknya kami (uye!) |
Ini tentang 3Some
Wita, jangan tertipu dengan penampilannya ya. Dia paling mungil di antara
kami bertiga, tapi… hohoho tangguh dan pantang mengeluh! Mother of
cats, lihai moto wedding, pekerjaan utamanya adalah penimbun; apa
pun yang dikategorikan sebagai pernik, barang bekas atau pun baru, perca kain,
pita, kawat, peralatan membuat kue dan sebagainya, akan dijumpai di
kediamannya. Jago bikin kue, bolu donat dan aneka cookies; kalau kalian
membutuhkan jasa hampers bisa menghubunginya. Harga fleksible dan
negosiable banget. Butuh pernikpernik asesoris semacam konektor, kalung, gelang;
bisa banget juga, tinggal hubungi saja. Untuk ngintip karya kue dan pernik, bisa
dilihat di instagramnya @houseofputuutari.
Ini tentang 3Some
Yuni, bekennya Bunda Unie. Pekerjaan utamanya melukis dengan alatalat make
up, yup, tukang make up bersertifikat ini paling bisa ngubah
wajah orang. Mau dibikin cantik, tirus alaala artis Korea? Bisa! Mau dibuat
karakter zombie, vampir dan sebangsanya? Juga bisa! Apalagi kalau rias
pengantin daerah, jagonya! Jawara bikin cilok mercon yang bikin saya dan Wita ketagihan.
Dengan pekerjaannya itu, nggak heran kalau doi selalu berkeliling tergantung
panggilan. Kakinya makin panjang xoxoxo… Katanya sih sekarang
lagi belajar jadi fotografer nikahan dan make up art-nya. Tapi sepertinya
gagal fokus terus, malah motret bunga. Penasaran liat karyanya? Intip saja di
instagramnya @nazka_make_up_art.
3Some ketiga, saya. Saya hanya penulis
yang bercitacita keliling dunia dengan bahagia dan
mengabadikannya dalam buku.
Dokumentasi 3Some Travelers, Rumah Limas - Sumatera Selatan |
Untuk sementara
itulah 3Some Travelers, kumpulnya para kaki panjang. Dalam pasang surut
isi dompet dan semangat, kami masih terus melakukan perjalananperjalanan secara
terpisah. Memperkaya batin dan terus belajar mengambil hikmah dari keluasan
semesta.
Dokumentasi 3Some Travelers, Candi Prambanan - Jawa Tengah |
Oya, mungkin ada yang bertanya atau penasaran, kenapa persahabatan harus dilabeli?
Label utamanya
tetap Sahabat dan Persahabatan, label spesifik/khusus hanya mengikatkan diri
untuk berkomitmen melakukan pada halhal yang samasama kami sukai. Itu saja
pembedanya. Sementara itu baik saya, Wita, Yuni memiliki lingkar persahabat
lain di luar 3Some Travelers tanpa embelembel label.
Dokumentasi 3Some Travelers, Museum Rendang - Sumatera Barat |
3Some
Travelers, Sangrai
Wangi Family –sudah saya tulis pada tahun 2016 lalu, Chemistry –akan
saya bahas nanti secara terpisah, dan sahabatsahabat yang tersebar tanpa label
adalah versi persahabatan nyata saya ala petualangan Sex and The City, And
Just Like That dan A Million Little Things –drama seri tentang
perteman dan keluarga yang sangat keren.
Semoga kalian di luar sana seberuntung saya juga, dikelilingi sahabatsahabat segala
cuaca yang sudah teruji waktu. Jangan beri ruang toxic friendship, karena tidak layak untuk dijalani. Doa saya, Tuhan selalu melimpahkan rahmat dan
karuniaNya pada seluruh sahabatsahabat saya terkasih dimanapun berada. Juga untuk kalian yang membaca blog ini. Senyum, sehat, dan
bahagia.yk[]
“After all, seasons change, so do cities; people come
into your life and people go. But it’s comforting to know that the ones you
love are always in your heart.
And if you’re very lucky, a plane ride away.”
–Carrie Bradshaw, Sex and The City--
“Friendship isn’t a big thing…
It’s a million little things.”
--A Million Little Things—
*ngaladog;
istilah kata ini dalam bahasa Sunda kurang lebih artinya berpetualang.
PS
: sila untuk menulis komentar, membagikan atau meninggalkan alamat web/blog-nya
untuk bertukar sapa dan saling mengunjungi. Terima kasih sudah mampir ^_^
0 comments:
Post a Comment