Lubang Japang Bukittinggi_ Edisi 3Some Travelers

lubang japang bukittinggi dan 3some travelers
3Some Travelers di Lubang Japang, Bukittinggi, Sumatera Barat.

 

“Sejarah manusia bukanlah produk dari arah akal budi manusia yang bijaksana, tetapi dibentuk oleh kekuatan emosi – impian kita, harga diri kita, keserakahan kita, ketakutan kita dan keinginan kita untuk membalas dendam.”

-- Lin Yutang –

 

 


Apa yang ada dalam pikiranmu ketika akan memasuki sebuah gua/terowongan bawah tanah? Dalam pikiran saya adalah lembap, gelap, sunyi, sempit, dingin, dan spooky. Terus terang saya tidak menyukai jenis wisata atau pun jelajah ini. Sebagai anggota Mapala Arga Wilis sejak perkuliahan dulu, saya paling menghindari jelajah satu ini. Divisi susur gua (caving) akan menjadi pilihan akhir bagi saya seandainya tidak ada pilihan lain lagi. Untungnya di Mapala terdapat beberapa divisi lain yang bisa saya pilih, dan saya memilih divisi gunung hutan. Jadi, Lubang Japang adalah gua pertama dalam sejarah perjalanan jelajah seumur hidup saya. Wow banget! Xoxoxo… Selalu ada kali pertama bukan?

 

Lubang Japang yang berada di Bukittinggi sebenarnya jelajah atau susur gua yang sudah aman, nyaman dan modern. Tidak diperlukan perlengkapan khusus dan pendidikan profesional  untuk masuk serta mengeksplorasi tempatnya. Tidak perlu head lamp, pelindung kepala atau helm, sepatu boot, coverall –semacam baju bengkel, sarang tangan, cave pack, dan lainnya, kita bisa berjalan santai ditemani tour guide (pramuwisata/pemandu wisata) yang siap mengantar dan bercerita tentang sejarah Lubang Japang.

 

Ada ketidak konsistensian menulis dan menyebutkan nama tempat ini. Dibeberapa tempat tertulis “Lubang Japang”, dibeberapa tempat lain tertulis “Lobang Jepang” dan “Lobang Japang”. Saya memutuskan untuk mengambil “Lubang Japang”, disesuaikan dengan penulisan di pintu masuk selatan gua. Jadi, ketika nanti berkunjung ke sana jangan bingung ya. Sayangnya, ini adalah hal yang luput saya tanyakan pada tour guide-nya.

 

lubang japang bukittinggi
Dokumentasi 3Some Travelers - Tour Guide sedang menjelaskan denah Lubang Japang.


Oke guys, kita mulai jelajahnya...

 

Untuk dapat melakukan wisata ini, akan dikenakan tarif masuk yang dibedakan menjadi 3; domestik dewasa Rp.15.000 rupiah, domestik anakanak (-12 tahun) Rp.10.000 rupiah, dan wisatawan manca negara sebesar Rp.20.000 rupiah. Setelah membayar, bisa langsung masuk dan mendapati area persiapan –saya menyebutnya demikan, yaitu semacam teras dengan bangkubangku tetaman. Di sini, para tour guide menunggu untuk mengantar wisatawan yang datang. Dan memang sebaiknya menggunakan jasa tour guide agar lebih terarah, menghemat waktu, mendapat informasi sejarah lebih lengkap, dan tentu kita tidak ingin tersesat di dalam jalurjalur terowongan Lubang Japang yang banyak. Tour guide ini tidak gratis. Tidak ada tarif khusus, namun pada akhir pengantaran kita bisa memberi dalam batas wajar.

 

Tepat sebelum pintu masuk/keluar Lubang Japang terdapat denah yang menunjukkan seberapa luas area gua/terowongan yang akan kita jelajahi. Berikut tertulis pula fungsifungsi dari masingmasing ruang terowongan yang dibuat, yaitu; Pintu masuk, Ruang Amunisi, Ruang Pelarian, Barak Militer Jepang, Ruang Sidang, Ruang Makan, Penjara, Dapur, Pintu Penyergapan, Pintu Keluar, dan Pintu Penghubung.

 

lubang japang bukittinggi
Dokumentasi 3Some Travelers - Terowongan yang difungsikan sebagai ruang.

Terdapat 21 ruangan dengan fungsi yang berbedabeda. 6 bekas gudang senjata sekaligus terowongan amunisnya, di tengah 2 ruang makan khusus romusa –sebutan untuk pekerja paksa zaman penjajahan Jepang, bersebelahan dengan ruang makan terdapat 1 ruang sidang yang juga adalah kantor rapat Jepang, dan yang lainnya sebagai barak militer Jepang. Dari semua ruangan, yang paling menarik adalah dapur yang bersebelahan dengan penjara. Dulu, dapur dipergunakan bukan untuk aktivitas memasak, hanya sebagai samaran atau dapur kamuflase.

 

lubang japang bukittinggi
Dokumentasi 3Some Travelers - Tangga pendakian/turunan pintu selatan Lubang Japang.

Untuk memasuki gua/terowongan ini, bisa dari pintu utara yang memang sebenarnya pintu masuk yang merupakan titik awal dari pembangunan gua/terowongan, atau dari pintu selatan tepat sebelum menuruni tangga dengan kemiringan cukup curam yang sebenarnya adalah pintu keluar. Seperti yang dijelaskan di atas, kami masuk dari pintu selatan, yang merupakan pintu keluar.


Dengan luas panjang keseluruhan +/- 5.470M, pembangunannya total dikerjakan oleh romusa untuk kepentingan pertahanan pendudukan penjajahan Jepang. Dengan membelah bukit mengandalkan sebanyakbanyaknya tenaga kerja paksa yang didatangkan dari pulau Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Jepang sengaja tidak melibatkan pekerja dari warga wilayah setempat agar rahasia pembangunan tidak terbongkar. Selain, Jepang memanfaatkan untuk meminta bahanbahan makanan pada warga sekitar, yang seringkali disebut sebagai perampokan upeti. Romusa diberi makan bubur, ubi dan jagung. Sementara mereka dipaksa harus bekerja 20 jam/hari, selama 2 tahun pembangunan Lubang Japang dengan menggunakan peralatan manual serta penerangan obor. Untuk mengeluarkan tanah galian dengan menggunakan troli, terdapat rel kereta troli di dalam terowongan.

 

lubang japang bukittinggi
Dokumentasi 3Some Travelers - Foto panorama di dalam Lubang Japang, Bukittinggi, Sumatera Barat.

Beberapa terowongan terlihat lebih pendek, asli, alami, dan tidak dipugar demi menjaga nilai sejarahnya. Jepang memilih Bukittinggi untuk membuat terowongan karena tanah di perbukitan menguntungakan dalam segi bertahan dari tentara Sekutu, juga tahan terhadap rembesan air. Tanah cadas sifatnya menyerap air, sehingga air tidak mengalir kebawah namun langsung diserap oleh tanah dan setelah kering tanahnya menjadi semakin keras.

 

Lubang Japang ini berbentuk seperti huruf ‘T’. Secara khusus terowonganterowongan dibuat dengan tujuan sebagai tempat perlindungan menghadapi perang asia pasifik atau asia timur raya. Lubang Japang dibangun bertepatan dengan perang dunia II. Karena kekalahannya, Lubang Japang tidak sempat dipakai. Namun, seandainya Jepang menang, bisa jadi Lubang Japang akan lebih luas pembuatannya hingga menyerupai kota bawah tanah. Dalam perencanaannya akan dibangun pula rumah sakit, pemancar radio dan pembangkit listrik.

 

Kami menyusuri jalur utama, sementara terowonganterowongan lain bersifat connecting kooridor. Pintu pelarian dibuat khusus untuk tentara Jepang kabur jika diserang oleh Sekutu. Jalur pelarian ini sangat berguna sebagai pentilasi dan perputaran udara. Dindingdinding terowongan telah mengalami restorasi dengan pelapisan menggunakan semen. Namun sayang, tangantangan jahil mengotori beberapa bagian dengan mencoratcoretnya, meski pun menurut tour guide pelaku telah diberi sangsi atas kejahilannya tersebut.

 

lubang japang bukittinggi
Dokumentasi 3Some Travelers - Dinding tanah yang diduga mengandung intan.
 

Menuju dapur kamuflase dan penjara, sebagian besar dinding ruang dapur dibiarkan asli tanpa semen dan memperlihatkan dinding yang berkilau. Kilauannya makin jelas terlihat ketika tertimpa lampu sorot dari telepon genggam. Hal ini dikarenakan dinding tersebut mengandung unsur intan. Namun tidak diceritakan secara detail apakah menghasilkan intan secara masif atau tidak. Kembali ke dapur, sebuah ruang tanpa aktivitas memasak ini merupakan “dapur pembantaian” bagi romusa yang lelah, bekerja lambat, dan membangkang. Mereka akan disiksa tentara Jepang hingga mati. Pekerja yang mati akan dibuang melalui lobang/saluran pembuangan mayat yang berada di ujung ruang dapur. Besarnya lobang pembuangan hanya cukup untuk satu badan pekerja dewasa. Hasil penelitian ahli desain bangunan menyebutkan bahwa tempat pembuangan mayat tersebut memiliki panjang ke bawah 30M, ditambah 15M lagi terputus jurang lembah Ngarai Sianok yang identik dengan sungai. Jadi, desain lobang pembuangan mayat ini langsung turun menuju sungai agar mayat tidak menumpuk dan bau.

 

lubang japang bukittinggi
Dokumentasi 3Some Travelers - Dapur pembantaian dan lobang pembuangan mayat.

Sebelum dibuka menjadi tempat wisata sejarah, dilakukan penetralisiran terhadap Lubang Japang. Beberapa nama diantaranya bahkan dikenal sebagai ahli mistik. Bagaimana tidak? Setelah kekalahan Jepang pada perang dunia II, pembangunan gua/terowonganterowongan Lubang Japang dihentikan. Seluruh pekerja paksa tidak ada satu pun yang selamat. Diperkirakan puluhan ribu orang menjadi korban romusa pembuatan Lubang Japang tahun 1942.

*

 


lubang japang bukittinggi dan 3some travelers
Dokumentasi 3Some Travelers - Jalur utama Lubang Japang, Bukittinggi, Sumatera Barat.

Lubang Japang kini memang hanya jalur terowonganterowongan kosong, namun sejarah panjang penderitaan bangsa Indonesia yang dipaksa membangun dengan keringat, air mata, nyawa, dan darah tidak akan pernah bisa dihapuskan. Perang dan penjajahan bagaimana pun bentuknya akan selalu memberikan penderitaan panjang tiada akhir, baik untuk penjajah mau pun yang terjajah. Sepatutnya kini kita mensyukuri penjajahan di Bumi Pertiwi telah berakhir. Apakah Lubang Japang hanya akan menjadi sepenggal kisah sejarah, atau menjadi cermin besar bahwa kemerdekaan dan kebebasan tidak diberikan secara gratis. Semoga kelak negeri ini benarbenar bebas dari segala macam bentuk penjajahan. Setelah pengalaman pertama menyusuri gua/terowongan/lubang, saya masih tetap pada pendirian; tidak menyukainya dengan alasan yang sama. Xoxoxo… 


Selamat mudik untuk keluarga, sahabat, rekan dan kawan sepatusepatuyunis. Tetap prokes, utamakan keamanan, kenyamanan, kesehatan dan enjoy the ride. Dua hari menuju Idul Fitri 1443H, sepatusepatuyunis mengucapkan; "Minal 'Aidin wal-Faizin... Lebur, lebur, lebur... Mohon maaf lahir dan batin".yk[]

 

 


“Dan sejarah akan menulis; di sana di antara benua Asia dan Australia, antara Lautan Teduh dan Lautan Indonesia adalah hidup satu bangsa yang mulamula mencoba untuk kembali hidup sebagai bangsa, tetapi akhirnya kembali menjadi satu kuli di antara bangsabangsa, kembali menjadi; Een natie van koelies, en een kolie onder de naties. 

Maha besarlah Tuhan yang membuat kita sadar kembali sebelum kasip.”

-- Soekarno –

 

 




 

PS : sila untuk menulis komentar, membagikan atau meninggalkan alamat web/blog-nya untuk bertukar sapa dan saling mengunjungi.

 

0 comments:

Post a Comment

Museum Randang Padang_ Edisi Samayo

museum randang padang
Samayo di Museum Randang, Sumatera Barat.


 

  

“Duduak sahamparan, makan saedangan.”

(Duduk sehamparan, makan sehidangan)

--Pepatah bijak Minang--

 

 

 

Tahu makanan randang atau rendang? Atau bahkan sukaaaaa banget? Tahu makanan ini berasal dari daerah mana, apa saja bumbunya, bagaimana mengolahnya dan apa filosofi makanan randang? Kalau belum tahu dengan detail, yuk, simak apa yang akan saya dan Samayo bagikan di edisi kali ini.

*

 

Edisi kali ini kami kembali lagi membagikan oleholeh perjalanan dari Padang, dengan tema khusus RANDANG. Seharusnya edisi kali ini kami membahas bukoan puaso yang lemak nian (bukaan puasa yang enak sekali-red) di jalan Sudirman, depan Masjid Agung Nur Arofah sesuai dengan apa yang kami utarakan di edisi lalu. Namun, karena satu dan lain hal (klasik ya? xoxoxo…) tema tersebut harus kami ganti. Benang merahnya; samasama membahas tentang makanan khas daerah.

 

Menurutmu, satu kata apa yang mengingatkan pada Kota Padang, Tanah Minang dan Sumatera Barat? Sangat mungkin jawabannya beragam. Bisa jadi jawabannya; tanah kelahiran; keluarga besar, jam gadang; Bung Hatta; Masjid Raya; rumah adat; Tuanku Imam Bonjol; Istano Basa; Buya Hamka; songket tradisional Minangkabau; sate Padang, dan mungkin masih panjang daftar list-nya. Atau bisa jadi jawabannya lebih sederhana; Randang!

 

Randang atau rendang, entah bagaimana sejarahnya terjadi perubahan huruf vokal ketika menyebutkan nama makanan ini dari ‘a’ menjadi ‘e’, di luar daerah asalnya Sumatera barat. Semisal di pulau Jawa Barat –Bandung dan sekitarnya, bahkan di rumah makan Padang pun orangorang atau penjual dan pembeli menyebutnya ‘rendang’ bukan ‘randang’. Namun perubahan vokal dalam penyebutan nama jenis makanan ini, tidak mengubah arti, makna dan bentuk makanan itu sendiri. Randang atau rendang, tetap merujuk pada; jenis makanan yang pokoknya berasal dari daging (sapi terutama), berwarna hitam penuh rempah, pedas dengan aroma kuat yang khas. Setelah membaca tulisan ini mungkin wawasan kita tentang randang akan sedikit bertambah.

*

 

museum randang padang
Dok pribadi - Suasana dalam Museum Randang.

Museum Randang Sumatera Barat, terletak di dalam komplek Museum Adityawarman jalan Dipenogoro No. 10, kota Padang. Museum Adityawarman sendiri memiliki koleksi arkeologi*, biologika*, etnografika*, historika*, filologika*, geologika*, numismatika*, senirupa, teknologika*, keramalogika*, dan Museum Randang yang berdiri sendiri. Untuk detail dan lengkapnya tentang Museum Adityawarman akan kami bahas next ya.

 

Museum Randang tidak terlalu besar, hanya satu ruang utama dengan berbagai ornamen yang modern. Dindingdindingnya dipenuhi dengan aneka informasi tentang sejarah randang, bumbubumbu untuk membuat randang, yang terbuat dari akrilik. Termasuk tulisan “Musem Randang” yang berada di dalam ruangan terbuat dari akrilik. Juga peta penyebaran randang di dunia yang menempel pada salah satu dinding dan peta daerah ragam randang yang menempel di dinding lainnya. Sementara pilarpilar penyangga ruang dihiasi dengan informasi jenisjenis randang dan asal daerahnya beserta contoh randang dan bumbu; untuk contoh randangrandang dan bumbu yang diperlihatkan dalam kotak display akrilik membuat kami agak sedikit ragu; apakah asli atau terbuat dari lilin, karena sangat mirip makanan asli. Sayangnya kami tidak bisa mengkonfirmasi atau menanyakan hal ini, karena tidak ada satu pun petugas museum yang terlihat. Jadilah kami harus puas dengan menerkanerka.

 

museum randang padang
Dok pribadi - Randang Dagiang khas Sumatera Barat


Nah, jika masuk dan berkeliling searah jarum jam, maka bisa dirunut seperti ini; bagian awal adalah sejarah randang, kemudian keterangan tentang bumbubumbu yang digunakan dalam pembuatan randang, lalu peralatan dapur tradisional yang digunakan termasuk aneka jenis pisau atau alat pemotong. Dilanjutkan dengan display peta penyebaran randang di dunia, lalu display fotofoto dalam frame khusus dengan efek cahaya dari belakang seperti neon box yang memperlihatkan para Mamak (ibu) dari berbagai lini waktu tengah mengolah dan membuat randang. Fotofoto ini tercetak dalam nuasa lampau; kekuningan, monokrom dan hitam putih. Melangkah sedikit kami membaca statement atau pernyataan –entah hasil survei tahun berapa karena tidak dituliskan, dari CNN pada salah satu dinding ruang yang berbunyi; “Randang Makanan Terlezat No 1 di Dunia.”. Tepat di samping tulisan itu, terdisplay dua buah kursi berwarna merah, meja kaca bulat dengan kemiringan tertentu memperlihatkan tiga jenis randang dalam piring putih, lalu karpet monokrom (pula) hitam putih yang menjadi alas dengan gambar ornamen yang entah ada filosofinya atau tidak, atau hanya hiasan pemanis belaka. Terdapat penyekat yang membatasi tamu dan display yang bertujuan agar tetamu tidak sembarangan menyentuh pajangan. Menuju arah keluar kami kembali melihat display foto dalam neon box dengan nuansa dan objek yang sama dan display peta ragam randang di Sumatera Barat. Bagian tengah mayoritas kosong, display informasi lainnya menempel pada pilarpilar ruang seperti yang kami jelaskan di atas.

 

museum randang padang
Dok pribadi - Statemen CNN tentang randang.


museum randang padang
Dok pribadi - Display di salah satu sudut Museum Randang, Sumatera Barat.


Inilah sejarah randang, semoga membacanya tidak terlalu seperti text book yang akhirnya malah bikin ngantuk xoxoxo

Dipercaya pada abad ke-14 sudah banyak orangorang India yang tinggal di daerah Minang dan bumbu serta rempahrempahan sudah diperkenalkan oleh mereka. Ahli waris tahta kerajaan Pagaruyung juga membuka adanya kemungkinan bahwa randang merupakan kari yang diproses lebih lanjut. Yang membuat berbeda adalah randang memiliki sifat yang lebih kering. Sehingga bisa jauh lebih awet jika dibandingkan dengan kari.

Ada juga yang mengatakan bahwa masakan kari yang sudah menjadi makanan khas India dan diperkenalkan pada abad ke-15 di daerah Minang, merupakan dasar dari randang. Hal ini sangat mungkin mengingat adanya kontrak perdangangan dengan India pada masa itu.

Bagi masyarakat Minang, randang telah ada sejak dahulu kala. Tidak banyak yang benarbenar mengetahui asalusul pertama kali randang dibentuk, namun dari penelitian mengatakan randang diduga telah ada sejak abad ke-16. Sejarah randang juga tidak lepas dengan kedatangan orangorang dari Arab dan India di kawasan pantai barat Sumatera.

Ternyata catatan mengenai randang mulai ditulis secara masif pada awal abad ke-19. Seorang peneliti pernah mencoba menjelaskan beberapa literatur yang tertulis pada abad ke-19. Catatan harian Kolonel Stuers yang pada tahun 1827 menulis tentang kuliner dan sastra. Di dalam catatan tersebut sering kali muncul secara implisit deskripsi kuliner yang diduga mengarah pada randang, dan tertulis istilah makanan yang dihitamkan dan dihanguskan. Hal ini menurut seorang peneliti adalah salah satu metode pengawetan yang biasa dilakukan oleh masyarakat Minang. Randang berasal dari kata “merandang”, yaitu memasak santan hingga kering secara perlahan. Hal ini cocok dengan randang yang memang butuh waktu lama untuk dimasak hingga kuahnya kering. Pada literatur tersebut menyatakan bahwa masyarakat Minang di daerah Darek (darat) biasa melakukan perjalanan menuju Selat Malaka hingga ke Singapura yang memakan waktu kirakira sekitar satu bulan melewati sungai. Karena sepanjang jalan tidak ada perkampungan, para perantau menyiapkan bekal yang tahan lama yaitu randang.

 

museum randang padang
Dok pribadi - Randang Itiak khas Bukittinggi.


Jika dilihat dari peta Ragam Randang, ada 10 (sepuluh) jenis randang dari Sumatera Barat. 5 (lima) jenis berasal dari Kota Payakumbuhdan Kota Bukittinggi, 1 (satu) jenis dari Sawahlunto, 2 (dua) jenis dari Kab. Sijungjung, 1 (satu) jenis dari Kab. Agam, dan 1 (satu) jenis terakhir berasal dari Kota/Kab. Pariaman.

Macammacam randang; Randang Talua*, Randang Runtiah*, Randang Cubadak*, Randang Tumbuak*, Randang Daun Kayu*, Randang Baluik, Randang Jariang, Randang Itiak, Randang Lokan, dan Randang Pensi*. Kami hanya mendapati beberapa jenis randang saja yang dibahas dan didisplay secara detail, yaitu;

Randang Jariang (jengkol) berasal dari Bukittinggi. Randang jariang ini juga melalui proses yang panjang. Jariang direndam selama 1 hari sebelum dimasak, kemudian digoreng. Setelah itu direndam lagi ke dalam air setengah jam, selanjutnya dipipihkan agar bumbu meresap.

Randang Lokan berasal dari daerah Pariaman. Lokan adalah kerang dengan cangkang yang cukup besar yang berasal dari muara sungai. Untuk memasaknya tidak diperlukan waktu lama, cukup sampai lokan berwarna merah kehitaman saja.

Randang Baluik atau belut berasal dari daerah Batusangkar. Cara pengolahan randang baluik adalah belut dibakar terlebih dahulu di atas arang kelapa, lalu dilumuri jeruk nipis, garam dan bawang putih, kemudian goreng sesaat hingga daging empuk. Setelah itu baru dicampurkan dengan bumbu olahan randang.

Randang Rabu berasal dari daerah Payakumbuh. Rangdang rabu atau biasa disebut juga randang paru terbuat dari paruparu sapi. Keunikan randang rabu ini memiliki dua jenis yakni randang rabu basah berminyak dan randang rabu kering.

Randang Itiak berasal dari daerah Bukittinggi. Randang itiak atau dalam bahasa Indonesia disebut randang itik. Pengolahannya agak sedikit rumit dibandingkan yang lain. Randang itiak sedikit berminyak karena lemak yang berasal dari daging itik.

Terakhir randang dagiang yang merupakan randang umum di daerah Sumatera Barat. Randang Dagiang atau daging adalah jenis randang yang sudah sangat populer hingga ke mancanegara. Randang dari daging sapi pilihan, untuk acara tertentu daging kerbau dijadikan randang. Semantara di daerah tertentu ada juga randang yang terbuat dari daging kambing.

 

museum randang padang
Dok pribadi - Randang Lokan khas Padang Pariaman.

Setelah mengetahui jenisjenis randang, sekarang kita beralih ke bumbubumbu apa saja yang digunakan untuk membuatnya. Ternyata tidak asal bumbu yang digunakan, tetapi harus dipilah dan dipilih. Seperti memilih jodoh, xoxoxo

Kelapa; merupakan bagian penting dalam pembuatan randang. Biasanya untuk menentukan jumlah kelapa yang digunakan adalah dengan cara menghitung kelapa berdasarkan butiran. Bagian yang digunakan adalah saripati kelapa atau yang biasanya disebut dengan santan.

Cabai merah; dari tiga macam bahan utama randang, cabai adalah salah satunya. Tidak ada ketentuan jenis cabai yang digunakan, yang penting cabai merah segar dan biasanya disebut dengan cabai merah keriting.

Bawang merah; pemilihan bawang merah yang bagus adalah bawang yang bulat tidak lembek, serta tidak keriput. Jika ingin menyimpan bawang di dapur dalam jumlah yang banyak sebaiknya pilihlah bawang yang masih memiliki akar dan disimpan di tempat terbuka.

Bawang putih; bawang putih yang digunakan tidak terlalu banyak jika dibandingkan dengan bawang merah. Pilihlah bawang yang besarbesar, tidak busuk dan tidak keriput.

Jahe; tidak terlalu banyak digunakan untuk bumbu pembuatan randang dibandingkan dengan lengkuas. Jahe memberikan aroma wangi yang khas dan cita rasa agak pedas.

Lengkuas; bentuk lengkuas hampir sama dengan jahe namun lengkuas memiliki warna lebih kemerahan. Pemilihan lengkuas yang baik adalah yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua agar diperoleh aroma lengkuas yang kuat.

Pekak; adalah jenis rempahrempah yang bentuknya menyerupai bintang dan memiliki biji kecil di setiap ruasnya.

Ketumbar; ketumbar dan merica memiliki bentuk yang hampir sama. Untuk membedakan kedua jenis rempahrempah ini adalah ketumbar memiliki bentuk kulit yang lebih berserat dan bergarisgaris.

Kemiri; buah kemiri digunakan sebagai pewarna agar randang lebih berwarna hitam.

Daun kunyit; daun kunyit yang bentuk daunnya lebar dan memanjang ini menjadi pelengkap bumbu dan memberikan aroma khas mewangikan randang.

Daun serai; daun serai merupakan bumbu yang berasal dari batang tanaman. Sebagian orang mengolahnya dengan cara dimemarkan, namun untuk sebagian orang menggunakannya dengan cara dihaluskan.

Daun jeruk; merupakan tambahan penyedap alam yang memiliki aroma sangat enak dan penambah rasa yang kuat. Meskipun bentuk daunnya tidak terlalu besar namun aroma yang dihasilkan sangat kuat dan menyegarkan.

Daun salam; daun ini manfaatnya sebagai pengharum masakan. Daun salam bisa diolah dalam bentuk daun yang segar maupun daun yang sudah kering.

 

museum randang padang
Dok pribadi - Peralatan tradisonal membuat ragam randang.

Ternyata, randang bukan sekadar makanan khas daerah. Di dalamnya terkandung filosofi mendalam. Segala aspek penunjang terjadinya makanan randang memiliki makna tersendiri. Kami pun baru mengetahuinya sekarang dalam kunjungan ke museum ini. Apa saja filosofinya, ini dia;

Daging; daging melambangkan niniak mamak (Datuk/pemangku adat) dan bundo kanduang (sebutan untuk ibu kandung atau perempuan sulung yang telah berkeluarga). Dimana mereka akan memberikan kemakmuran pada anak pisang (anak dari saudara lelaki) dan kemenakan.

Karambia; karambia atau kelapa melambangkan kaum intelektual atau yang dalam bahasa Minang disebut candiak pandai (kaum cerdik pandai/intelektual), dimana mereka merekatkan kebersamaan kelompok maupun individu.

Lado; lado atau sambal sebagai lambang alim ulama yang tegas dan pedas dalam mengajarkan agama,

Bumbu; pemasak atau bumbu melambangkan setiap indivisu, dimana masingmasing individu memiliki peran sendirisendiri untuk memajukan hidup berkelompok dan untur terpenting dalam hidup bermasyarakat di Minang.

*sumber informasi dari Museum Randang, Padang, Sumatera Barat. Untuk mengetahui secara mendalam semua istilah yang ada dalam catatan, silakan mencari di mesin pencarian internet atau bukubuku referensi. Tulisan ini hanya sebagai pengantar.

 

museum randang padang
Dok pribadi - peta penyebaran randang di Museum Randang, Sumatera Barat.

Setelah tahu semua informasi tentang randang ini, cara makan randang ‘rendang’ kita akankah berbeda? Hmmm… mungkin akan lebih lahap dari biasanya xoxoxo… Bangga bukan menjadi bagian Indonesia yang kaya tradisi dan budaya. Untuk satu jenis makanan saja, kita bisa belajar mendalam makna filosofisnya, dan menulis edisi Museum Randang mengingatkan kami –Yunis, dalam hal ini, pada tugas makalah mata kuliah Semiotika dulu. Well, terima kasih sudah mampir dan membaca kisahkisah sepatu di blog sepatusepatuyunis. Untuk kalian yang masih berpuasa, tetap sehat dan jangan kendor ya... dan untuk kalian yang non muslim, stay health and happy! Sampai edisi selanjutnya.yk[]

 

 

“Alah bauriah bak sipasin, kok bakiek alah bajajak.

Habih tahun baganti musim sandi adat jangan dianjak.”

(Meskipun tahun berganti dan musim berubah, 

tetapi pegangan hidup janganlah lepas)

--Pepatah bijak Minang--

 

 

 

yunis kartika
Foto by Icky - Yunis Kartika di Museum Randang, Sumatera Barat.

 


Catatan:

Arkeologi; ilmu kepurbakalaan.

Biologika; benda koleksi disiplin ilmu biologi.

Etnografika; benda koleksi budaya disiplin ilmu antropologi.

Historika; benda koleksi yang memiliki nilai sejarah.

Filologika; benda koleksi disiplin ilmu filologi.

Geologika; benda koleksi disiplin ilmu geologi.

Numismatika; alat tukar atau mata uang yang sah.

Teknologika; benda yang menunjukkan perkembangan teknolgi tradisional dan modern.

Keramalogika; benda koleksi pecah belah terbuat dari tanah liat yang dibakar.

Randang Talua; randang telur.

Randang Cubadak; randang olahan nangka

Randang Tumbuak; randang daging tumbuk dibulatkan.

Randang Daun Kayu; randang dari daun surian, arbai, jirak, malimali dan rambai.

Randang Pensi; randang kerang kecil air tawar.

 


 

 

 

PS : sila untuk menulis komentar, membagikan atau meninggalkan alamat web/blog-nya untuk bertukar sapa dan saling mengunjungi. Terima kasih sudah berkunjung ^_^

 

 

0 comments:

Post a Comment

Takjil! Takjil! Takjil! Yummy!_ Edisi Aneka Bukaan Puasa

tutut takjil
Dok pribadi - Tutut bumbu kuning khas Bandung.

 

 

“Makan dan minumlah sampai jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam,

 yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam.”

–QS. Al-Baqarah 2:187--

 

 

Makanan atau minuman apa yang wajib ada buatmu ketika berbuka puasa? Kurma? Teh manis? Aneka gorengan; balabala* dan kawankawannya? Kolak pisang? Sop buah? Atau tutut*?

*


Tidak terasa bulan Ramdhan 1443H sudah memasuki hari ke 14, artinya hampir setengah jalan kita menikmati segala keberkahan berlipat dari Allah SWT. Di tengah naiknya pajak penghasilan, bahan bakar, bahan pokok makanan, perang di beberapa belahan dunia, kasus pelecehan mahasiswi yang masih memanas –sudah lama saya tidak menulis tentang perempuan, kasakkusuk gaji ke-13, dan lainnya, ada yang tidak berubah yaitu bahwa setiap jelang buka puasa, secara khusus mayoritas dari kita akan menyiapkannya dengan riang beragam camilan berbuka atau takjil.


Beda tempat, beda pula kekhasan makanan camilan takjilnya. Di tempat saya sekarang, beberapa camilan bukoan puaso* bisa kita jumpai tersebar dimanamana; aneka gorengan! Selebihnya makanan khas dengan rasa lemak nian*. Kuliner di sini akan saya bahas edisi depan secara khusus, beserta fotofoto jajanan di sepanjang jalan Sudirman di depan sebuah masjid.


Sekarang saya akan berbagi beberapa makanan khas Bandung yang menjadi favorit saya ketika berbuka puasa. Adalah tutut berada di posisi teratas, xoxoxo… Bisa dibilang hampir seluruh anggota keluarga saya menyukainya. Dulu waktu kecil, setiap bulan puasa almarhum Emak* dari pihak ibu selalu menyuruh kami –aku dan kedua kakak lakilaki, untuk ke sawah mencari tutut. Tempat tinggal kami memang masih banyak pesawahan hingga mudah mendapat bahan pokoknya. Dari pagi hingga siang kami menyisir pematang sesawah, sesekali masuk ke area dalam sawah sambil melirik kanan kiri khawatir ada yang memarahi kami. Jelang siang paling tidak kami berhasil mengumpulkan seember penuh ukuran sedang. Lantas Emak akan mengolahnya. Pertama tutut direndam untuk membuang lendir dan bau amis sambil bagian ekor/ujungnya dipotong. Hal ini berguna untuk memudahkan ngecrok* tutut nantinya. Setelah 1-2 jam air rendaman dibuang, dibilas dengan air bersih kemudian direbus hingga mendidih. Emak mulai membuat bumbunya; kunyit, kemiri, bawang merah, bawang putih, jahe, cabe, sereh dan lainnya. Semua bumbu diulek, baru setelah rebusan tutut mendidih, semua bumbu ini dimasukkan. Biarkan hingga tutut empuk dan air rebusan mengental. Biasanya jelang waktu adzan maghrib baru disajikan langsung beserta pancinya. Aromanya, hmmmm… sangat menggugah selera, apalagi rasanya! Empuk, kenyal, pedas, manis dan kaya akan gizi! Menurut penelitian, tutut memiliki kandungan omega 3 dan kaya akan vitamin serta nutrisi jika diolah dengan tepat. Jadi kata kuncinya “diolah dengan tepat” yaa.. tidak bisa dipungkiri, tutut yang masih kotor dan berlumpur berpotensi membawa parasit dan cacing. Jadi harus diolah dan dimasak benarbenar. Ketika Emak sudah tidak ada, kami masih suka menyajikan tutut, bedanya tutut itu kami beli tidak memasak lagi sendiri.

 

aneka camilan khas sunda
Dok pribadi - Beberapa menu takjil favorit keluarga saya.

Tutut selalu jadi primadona, setelah itu barulah aneka gorengan, es bulbul*, batagor, cireng*, seblak*, es cingcau, es cendol. Kolak pisang, cilok* bumbu kacang, krupuk mih anclom*, tahu cabe garam, dan additional lainnya. Banyak ya!! Kalau kumpul lengkap buka puasa bersama keluarga besar, satu meja pasti penuh. Hingga akhirnya setelah tarawih, kami kekenyangan dan hampir selalu melewatkan makan nasi.

 

Jika pas dengan musimnya, tidak sulit mencari olahan tutut sewaktu bulan Ramadhan di kota Bandung. Hampir setiap depan masjid besar atau areaarea yang menjadi pusat jajanan bukaan puasa, tutut dapat ditemukan. Bahkan di ganggang pemukiman pun bisanya banyak dijajakan di atas meja, di pinggir jalan. Pintarpintar memilih dan memilah ya, pegangannya tadi; tutut matang yang diolah dengan tepat.

*


cilok mercon bunda uni
Dok pribadi - Cilok Mercon Bunda Unie.

Selain aneka bukaan di atas, saya juga penggemar cilok mercon-nya Bunda Unie –saya bahas di edisi 3Some Travelers_ Edisi Kumpulnya Para Kaki Panjang. Untuk menikmatinya nggak perlu nunggu sampai bulan puasa sih, harihari biasa juga bisa. Kalau kalian mau menjadikan sebagai bukaan puasa hatihati dengan perut ya… pedasnya mantap jiwa! Kurangkurang kuat, bisabisa waktu tarawih dilewatkan di toilet karena sakit perut, xoxoxo… makanya itu kenapa disebut mercon, karena pedasnya nggak tanggungtanggung, tanpa level.

 


kue donat bodo
Dok Wita - Menikmati BODO dengan kopi rempah Amreta.

Kue bolu donat (disingkat jadi BODO) besutan Wita dan keponakannya Dinda Annissa Putri, mahasiswi PGSD UPI Bandung, bisa jadi teman sahur atau pun bukaan puasa juga. Manis gurih, semacam kue kering berbentuk donat dengan aneka toping –ini juga saya bahas pada edisi 3Some Travelers_ Edisi Kumpulnya Para Kaki Panjang, bisa jadi selipan makanan manis diantara camilan asin pembuka puasa. Di harihari biasa saya menikmatinya dengan secangkir kopi tubruk hitam setelah jeda makan siang. BODO beberapa kali saya jadikan hampers untuk kawan-rekan-sahabat-orang dekat anak, saya dan suami, atau sekadar untuk berbagi. Kemasannya yang minimalis praktis dan rasa kuenya yang beda, cocok juga sebagai oleholeh.

 


elmala cookies bandung
Dok Sari - Aneka kue kering Elmala Cookies


Ramadhan identik juga dengan olahan aneka kue kering nan cantik dengan beragam rasa; manis, asin, gurih, atau perpaduan ketiganya. Rasanya tak lengkap jika tanpa toplestoples kue menghiasi meja tamu dan ruang keluarga. Untuk orang yang cenderung praktis dan tak mau repot –seperti saya misalnya, memesan kue pada teman atau pun membeli langsung di toko kue menjadi pilihan aman. Untuk kawankawan di sekitar Bandung, mungkin bisa menengok memilih, dan memesan aneka kue dari salah seorang sahabat saya Sari owner Elmala Cookies yang dijalankan bersama Tetehnya*, cek saja IG-nya @sariavrianty. Kuekuenya dikemas cantik, cocok sebagai hadiah mau pun untuk melengkapi kebahagian hari raya dan suguhan untuk tetamu dengan harga yang bersahabat.

 

kurupuk mih anclom khas sunda
Dok pribadi - Kurupuk mih anclom khas Bandung buatan kakak ipar saya Bu Sri.

Menu Takjil tak perlu mewah atau pun mahal, sederhana pun jadilah. Yang penting pengolahannya. Bahanbahan sederhana bisa terlihat menarik dengan rasa yang lezat. Bisa menjalani puasa adalah berkah, berbuka puasa dengan aneka hidangan bersama orangorang terdekat adalah anugerah. Namun, menikmati dan menjalani sendiri pun tak kurang hikmah. Agar lebih indah jangan lupa untuk berbagi ya kawankawan. Salam Ramadhan dan sehat selalu. Love.yk[]

 



yunis kartika
Foto by Wita - Yunis Kartika, kopi tubruk dan tahu cabe garam.
 

Bismillah Alhamdulillah, selamat berbuka puasa. Semoga puasa kita penuh dengan kebaikan dan berkah dari Allah SWT, Aamiin ya Rabb…

 

 

“Wahai orangorang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa

sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa!”

--QS. Al-Baqarah 2:183--

 

 

 

Catatan:

*Balabala : makanan olahan tepung, aneka sayuran yang digoreng; bakwan.

*tutut : menurut KBBI adalah siput; hewan bercangkang yang hidup di perairan tawar.

*Bukoan puaso : bukaan puasa; bahasa daerah Palembang dan sekitarnya.

*Lemak nian : sangat enak; bahasa daerah Palembang dan sekitarnya.

*Emak : ibu; Nenek; bahasa daerah Sunda.

*Ngecrok : salah satu cara makan tutut dengan menyedot daging; bahasa daerah Sunda.

*Es bulbul : potongan beragam buah seperti pepaya, nanas, blewah dengan kuah air sirup; sop buah; istilah Mama saya.

*Cireng : makanan olahan dari tepung terigu dan tepung kanji yang digoreng baik polos mau pun isian dengan kacang atau selapan lemak sapi; bahasa daerah Sunda.

*Seblak : makanan olahan krupuk basah yang dimasak dicampur dengan aneka sayuran atau ceker ayam dengan rasa pedas gurih; bahasa daerah Sunda.

*Anclom : krupuk mih dimasukan ke dalam bumbu/sambal oncom sebelum disantap; bahasa daerah Sunda.

*Cilok : makanan olahan dari tepung terigu dan tepung kanji (mirip dengan adonan cireng) namun dibuat seperti bolabola dan direbus hingga matang, disajikan dengan bumbu ulek kacang; bahasa daerah Sunda.

*Teteh : sebutan untuk kakak perempuan; bahasa daerah Sunda.

 

 

 

Teruntuk kedua almarhum kakak lelaki saya yang samasama menjadi fans berat tutut, semoga Allah SWT menempatkan kalian di sisi terbaikNya.

 

 

 

PS : sila untuk menulis komentar, membagikan atau meninggalkan alamat web/blog-nya untuk bertukar sapa dan saling mengunjungi.

0 comments:

Post a Comment

3Some Travelers_ Edisi Kumpulnya Para Kaki Panjang

3some travelers
Dokumentasi 3Some Travelers pada suatu kegiatan

  

“They say nothing lasts forever; dreams change, trends come and go,

but friendships never go out of style.”

Carrie Bradshaw, Sex and The City

 

 

Menurutmu, pertemanan itu apa? Ada yang punya konsep khusus tentang pertemanan? Atau mengalir saja alias yaaa, seketemunya siapa yang klik. Hmm

*

 

Tahu serial Sex and The City? Kalau jawabannya ya, berarti kita sezaman, yang berarti juga kita generasi 70-80-90an. Xoxoxo cukup mature saat ini ya! Serial ini sangat menginspirasi saya tentang konsep pertemanan. Beberapa kali saya menyertakan pula sebagai prolog ataupun ilustrasi dalam artikel untuk dimuat di beberapa majalah gaya hidup lokal. Bahkan konsep pertemanan dalam film ini menjadi ide cerita dalam salah satu novel saya. Kisah dalam serial ini memang based on novel yang ditulis oleh Candace Bushnell yang giat menulis tentang kehidupan orangorang yang tinggal di kota besar, khususnya New York. Dari tangannya lahir bukubuku lain bergenre sama dengan likuliku hidup yang tak jauh beda. Menyoroti kehidupan kalangan menengah atas, selebriti dan perempuan! Tokohtokoh utamanya selalu perempuan dari nothing menjadi everything, dengan proses hidup yang dramatis namun mencerminkan seperti itulah kehidupan perempuan di kota megapolitan. Saya jatuh cinta pada Candace Bushnell, mengoleksi DVD seluruh season seri Sex and The City dan film layar lebarnya. Mengoleksi juga hampir seluruh bukubukunya, sebagian buku terjemahan dan beredar di Indonesia, sebagian versi asli bahasa Inggris. Sekarang saya tengah menanti tayangnya season kedua dari lanjutan kehidupan persahabatan Carrie Bradshaw, Samantha Jones, Charlotte York dan Miranda Hobbes dalam serial lanjutan Sex and The City yang berjudul And Just Like That. Ya, secinta itu saya dengan mereka dan petualangan kehidupan mereka!

  

Dampaknya saya pun merasa bahwa lingkar pertemanan ideal adalah seperti itu. Teman baik sangat sulit ditemukan, bukan semacam sepatu yang bisa bongkar pasang ketika sudah tidak fit in lagi dalam kurun waktu tertentu, atau memang sudah waktunya diganti ketika kondisi sepatu tidak lagi layak pakai. Jika diandaikan teman adalah sepatu, maka saya membutuhkan satu ruangan khusus untuk lemari sepatu. Namun jika hanya untuk teman yang benar teman –laiknya sepatu kesayangan, tahan banting, bersejarah dan timeless; sebuah lemari ukuran 3x4 meter rasanya cukup menampung seluruh sepatu.

 

3some travelers
Dokumentasi 3Some Travelers pada suatu kegiatan

Setelah prolog yang panjang, jadi apa dan siapa sih 3Some Travelers itu?

Bisa dibilang kami “kenalan” lama, sejak masa sekolah menengah atas (SMA) dulu. Pada masa itu kami tidak saling berteman sih sebenarnya, masingmasing dari kami memiliki lingkar pertemanan tersendiri. Singkatnya, usai beberapa tahun meninggalkan SMA dan diadakan reuni besar dan reuni kecil, akhirnya saya, Wita dan Yuni semakin akrab. Kesamaan kaki panjang, ceplasceplos dan easy going membuat kami makin tak berjarak, kalau istilah Yuni; satu frekuensi. Hingga satu hari, ketika tengah menikmati kopi, tahu cabe garam dan singkong keju, spontan saya mengusulkan; “hei guys (bahasanya biar lebih kekinian) kita bertiga kan seneng ngaladog*, kita jadiin 3Some Travelers aja gimana?”, usulan yang disambut dengan riuh rendah dan tepuk tangan meriah dari Wita dan Yuni –nggak gini juga sih sebenernya. Intinya kami bertiga sepakat berkomitmen dalam 3Some Travelers. Nama adalah doa, menjadi travelers yang bisa berkeliling nusantara, tidak pun dunia merupakan impian manis kami. Bedanya, jalanjalannya dilakukan bertiga, kalau sendirisendiri –masingmasing telah dan akan selalu melakukan perjalanannya. Dengan hati besar dan positif mulailah kami merencanakan perjalanan perdana, nggak mulukmuluk, kami akan melakukan susursisir kota Bandung yang juga home based kami. Sayangnya, mendekati pelaksanaan ada saja halhal yang membuat rencana ditunda. Kesibukan masingmasing dan jarak dirasa menjadi mustahil untuk mewujudkan rencana. Tetiba, pandemi melanda dunia dengan dasyat semakin meniadakan kesempatan untuk sekadar berdarmawisata dalam kota. Pemerintah mengeluarkan maklumat agar warganya tetap tinggal di rumah dan hanya bisa ke luar untuk urusan yang benarbenar mendesak. Jadilah, kami berselancar dalam obrolan group WhatsApp


3some travelers
Dokumentasi 3Some Travelers pada suatu kegiatan

Manusia berencana Tuhan memutuskan, adalah ungkapan yang tepat untuk kami saat itu. Kami memantau perkembangan sambil menunggu keadaan memungkinkan dengan adanya kelonggoran untuk beraktivitas di luar rumah. Dalam waktu singkat, tata ekonomi global merosot. Mayoritas masyarakat menjerit karena hilangnya sumber percaharian, pun kami. Pandemi, lock down, dan menghadapi lebaran menjadi momok yang tak terbantahkan. Akhirnya kami bersepakat, bahwa saat itulah kami harus mulai bergerak. Bukan untuk berdarmawisata, bukan susursisir kota dengan bahagia, tidak juga untuk ber-selfie-wefie di spotspot instagramable, tapi untuk berbagi sedikit apa yang kami punya, bukan bantuan jangka panjang. Namun untuk menyentuh hati, bahwa kita –kami, kalian, kamu, dia, siapa pun, masih saling peduli, saling memiliki, dan harapan bahwa bersama kita bisa melewatinya. Sebagai catatan, kegiatan ini tidak kami publikasi dan baru sekarang saya menuliskannya, karena saya bangga terhadap sahabatsahabat perempuan saya. Kami tidak berlebih, tapi hati kami besar untuk menyentuh hatihati yang lain. Syukurlah, krisis dari pandemi mulai terlewati dan tertangani secara perlahan. Vaksin I & II, booster, ekonomi dan daya beli yang merangkak naik, serta waktu. Kita mulai kembali pada track-nya. Pun kami, pekerjaan dan jalanjalan mulai kembali dilakukan meskipun tetap belum bisa melakukan perjalanan bersamasama. Besok lusa, pasti!!


3some travelers
Dokumentasi 3Some Travelers - Amatir dan noraknya kami (uye!)

Ini tentang 3Some Wita, jangan tertipu dengan penampilannya ya. Dia paling mungil di antara kami bertiga, tapi… hohoho tangguh dan pantang mengeluh! Mother of cats, lihai moto wedding, pekerjaan utamanya adalah penimbun; apa pun yang dikategorikan sebagai pernik, barang bekas atau pun baru, perca kain, pita, kawat, peralatan membuat kue dan sebagainya, akan dijumpai di kediamannya. Jago bikin kue, bolu donat dan aneka cookies; kalau kalian membutuhkan jasa hampers bisa menghubunginya. Harga fleksible dan negosiable banget. Butuh pernikpernik asesoris semacam konektor, kalung, gelang; bisa banget juga, tinggal hubungi saja. Untuk ngintip karya kue dan pernik, bisa dilihat di instagramnya @houseofputuutari.

 

Ini tentang 3Some Yuni, bekennya Bunda Unie. Pekerjaan utamanya melukis dengan alatalat make up, yup, tukang make up bersertifikat ini paling bisa ngubah wajah orang. Mau dibikin cantik, tirus alaala artis Korea? Bisa! Mau dibuat karakter zombie, vampir dan sebangsanya? Juga bisa! Apalagi kalau rias pengantin daerah, jagonya! Jawara bikin cilok mercon yang bikin saya dan Wita ketagihan. Dengan pekerjaannya itu, nggak heran kalau doi selalu berkeliling tergantung panggilan. Kakinya makin panjang xoxoxo… Katanya sih sekarang lagi belajar jadi fotografer nikahan dan make up art-nya. Tapi sepertinya gagal fokus terus, malah motret bunga. Penasaran liat karyanya? Intip saja di instagramnya @nazka_make_up_art.

 

3Some ketiga, saya. Saya hanya penulis yang bercitacita keliling dunia dengan bahagia dan mengabadikannya dalam buku.

 


3some travelers di rumah limas sumatera selatan
Dokumentasi 3Some Travelers, Rumah Limas - Sumatera Selatan

Untuk sementara itulah 3Some Travelers, kumpulnya para kaki panjang. Dalam pasang surut isi dompet dan semangat, kami masih terus melakukan perjalananperjalanan secara terpisah. Memperkaya batin dan terus belajar mengambil hikmah dari keluasan semesta.


3some travelers di candi prambanan jawa tengah
Dokumentasi 3Some Travelers, Candi Prambanan - Jawa Tengah


Oya, mungkin ada yang bertanya atau penasaran, kenapa persahabatan harus dilabeli?

Label utamanya tetap Sahabat dan Persahabatan, label spesifik/khusus hanya mengikatkan diri untuk berkomitmen melakukan pada halhal yang samasama kami sukai. Itu saja pembedanya. Sementara itu baik saya, Wita, Yuni memiliki lingkar persahabat lain di luar 3Some Travelers tanpa embelembel label.

 

3some travelers di museum randang sumatera barat
Dokumentasi 3Some Travelers, Museum Rendang - Sumatera Barat

3Some Travelers, Sangrai Wangi Family –sudah saya tulis pada tahun 2016 lalu, Chemistry –akan saya bahas nanti secara terpisah, dan sahabatsahabat yang tersebar tanpa label adalah versi persahabatan nyata saya ala petualangan Sex and The City, And Just Like That dan A Million Little Things –drama seri tentang perteman dan keluarga yang sangat keren.

Semoga kalian di luar sana seberuntung saya juga, dikelilingi sahabatsahabat segala cuaca yang sudah teruji waktu. Jangan beri ruang toxic friendship, karena tidak layak untuk dijalani. Doa saya, Tuhan selalu melimpahkan rahmat dan karuniaNya pada seluruh sahabatsahabat saya terkasih dimanapun berada. Juga untuk kalian yang membaca blog ini. Senyum, sehat, dan bahagia.yk[]

  


“After all, seasons change, so do cities; people come into your life and people go. But it’s comforting to know that the ones you love are always in your heart.

And if you’re very lucky, a plane ride away.”

–Carrie Bradshaw, Sex and The City--

  


“Friendship isn’t a big thing…

It’s a million little things.”

--A Million Little Things—

 




*ngaladog; istilah kata ini dalam bahasa Sunda kurang lebih artinya berpetualang.


PS : sila untuk menulis komentar, membagikan atau meninggalkan alamat web/blog-nya untuk bertukar sapa dan saling mengunjungi. Terima kasih sudah mampir ^_^

0 comments:

Post a Comment