Fort Toboalij Cagar Budaya di Bangka Selatan_ Edisi 3Some Travelers
3Some Travelers di Benteng Toboali, Bangka Selatan. |
“Semua propaganda perang, semua teriakan, kebohongan
dan kebencian,
selalu datang dari orang yang tidak ikut perang.”
—George
Orwell—
Memasuki
hari ke empat, tujuan beralih ke Bangka Selatan. Jam 8.30 WIB kami sudah meninggalkan
hotel. Diperlukan sekitar 2,5 jam perjalanan dari Pangalpinang untuk sampai di
Desa Tanjung Ketapang, Toboali. Melintasi jalan beraspal mulus, panjang,
lengang dan sedikit menanjak. Ada sebuah reruntuhan bersejarah yang hendak kami
kunjungi. Sebuah lokasi sisasisa berdirinya benteng peninggalan Belanda bernama
Benteng Toboali atau Fort Toboalij.
Berbicara tentang benteng, saya jadi teringat perjalanan dari benteng ke benteng di Ternate, Maluku Utara, tahun 2017 lalu. Liputan tentang benteng ke benteng ini sudah dipublikasikan di detiktravel.com dengan judul; “Ternate dan Bentengbentengnya” Ternate dan Benteng-bentengnya (detik.com). Mungkin nanti akan saya repost juga di blog ini. Kembali lagi ke ingatteringat, kenapa saya teringat? Penggunaan kata Fort pada benteng—karena memang dibangun pada masa Kolonial Belanda—yang berasal dari bahasa Belanda, membangkitkan memori spesifik di benak saya tentang benteng, Belanda, dan sejarah panjang penjajahannya. Bahwa segala bentuk kenangkenangan sejarah Indonesia menjadi semacam anak kembar siam; Indonesia-Belanda. Bahwa benar kemudian datang Jepang dan sekutunya, namun persentasi dan kadarnya berbeda. Belanda dalam tiga setengah abad penjajahan praktis telah memengaruhi sendi kehidupan. Bahkan hukum pidana dan perdata pun hingga saat ini masih mengacu pada peninggalan kolonialisme Belanda, baik dari segi peristilah bahasa hukum hingga peraturannya. Begitulah.
Dok 3Some Travelers - Fort Toboalij atau Benteng Toboali, cagar budaya di Bangka Selatan. |
Benteng
Toboali atau Fort Toboalij sebagai salah satu “kenangkenangan” fisik
dari penjajahan Kolonial Belanda, terletak di Desa Tanjung Ketapang, Kecamatan Toboali,
Kabupaten Bangka Selatan. Dilansir dari papan pemberitaan Dikbud Pemkab Bangka Selatan,
Bidang Pembinaan Kebudayaan yang terpasang di sekitar Benteng Toboali,
bahwasanya Benteng Toboali memiliki ringkasan sejarah sebagai berikut;
Sejarah Benteng
Toboali (Het Fort Toboalij)*
Benteng Toboali
dibangun oleh Belanda pada tahun 1825 di atas sebuah bukit kecil yang
berketinggian 18 m dari permukaan laut dengan kota Toboali di sebelah utara dan
Laut Jawa di sebelah selatan. Benteng ini berdenah jajaran genjang berukuran 54
x 32 m yang menghadap ke utara dengan sebuah tonjolan di sisi barat yang
menjorok keluar sepanjang 35 m dan lebar 15 m. Pada bagian dalam terdapat 7
buah ruangan yang berfungsi sebagai tempat kediaman inspektur benteng, gudang,
barak prajurit, ruang administrasi dan keuangan, ruang mesiu, ruang penjaga,
serta dapur dan tempat penyimpanan makanan.
Dok 3Some Travelers - bagian sebelah kanan Benteng Toboali, Bangka Selatan. |
Pada
perkembangannya bangunan ini pernah dikuasai Jepang antara tahun 1942-1945.
Kemudian pada masa kemerdekaan bangunan ini dipergunakan kepolisian Distrik
Toboali, yang kemudian berganti nama menjadi Kepolisian Sektor Toboali pada
tahun 1980-an.
*informasi didapat langsung dari Benteng Toboali – Dikbud
Pemkab Bangka Selatan.
Dok 3Some Travelers - bagian sebelah kiri Benteng Toboali, Bangka Selatan. |
Selain
ringkasan di atas, tidak banyak yang bisa saya gali. Terutama karena di tempat
tersebut tidak ada petugas penjaga yang bisa dimintai informasi lebih dalam.
Begitu pula ketika saya mencari dalam jejaring internet, lamanlaman yang saya
kunjungi hampir semua memberikan informasi yang sama dengan susunan kalimat
serupa. Ketika hampir menyerah, saya menemukan sebuah makalah yang ditulis oleh
Kristanto Januardi* berjudul; “Benteng Toboali (Memaknai Sebuah Reruntuhan)”,
di laman https://kebudayaan.kemendikbud.go.id, yang ditulis tahun 2008. Dalam
makalahnya Januardi membedah Benteng Toboali sebagai bagian dari karya
arsitektur berdasarkan beberapa teknik analisis. Pembahasannya pun cukup
detail, disertai dengan fotofoto dan data, sebanyak 8 lembar halaman.
Dalam
kesimpulannya disebutkan, Benteng Toboali mempunyai peran penting secara
sejarah sebagai sarana Kolonialisme dalam mempertahankan kepentingannya di
daerah Bangka Selatan. Sebagai bagian dari sejarah kota Toboali antara satu
bangunan dengan bangunan lain mempunyai konteks baik secara fungsi maupun
secara pembagian wilayah. Clustercluster wilayah ini sengaja diciptakan
oleh Kolonial Belanda dalam membagi kota menjadi 3 bagian, yaitu cluster
pemukiman Belanda, Cina, dan pribumi. Benteng Toboali mempunyai peran sentral
dalam menjaga stabilitas tersebut. Pemilihan lokasi Benteng Toboali di atas
bukit dekat pantai mempunyai beberapa pertimbangan antara lain; kebutuhan akan
lokasi yang strategis, kebutuhan akan ruang yang memadai untuk sebuah basis
pertahanan, dan penyesuaian dengan topografi lingkungan dan beberapa sumber
kebutuhan hidup.
*Penulis adalah Kapokja Pemugaran Balai Pelestarian
Peninggalan Purbakala Jambi.
Dok 3Some Travelers - lelumut yang membalut reruntuhan Benteng Toboali, Bangka Selatan. |
Secara
harfiah Benteng Toboali adalah sisasisa arsitektur bangunan. Pada bagian
sebelah kiri masih meninggalkan jejak berupa ruangruang berderet dengan
berbagai ukuran. Bangunan sebelah kanan tidak nampak jelas terlihat lagi bentuknya.
Sisa bangunan dan bebatuan tersaput lumut, pada sisisisi benteng—samping dan
belakang—akarakar pohon besar merayap menyelimuti bangunan. Menimbulkan kesan
angker. saya malah tidak sanggup mengitari bagian kiri belakang, entahlah,
nyali saya ciut hanya dengan mendekatinya saja. LOL… Yah, namanya juga reruntuhan
bangunan berusia ratusan tahun dengan latar belakang yang tidak biasa, tentu
bukan hanya manusia yang mengaguminya, xixixi…
Katanya
sejarah adalah seni bernostalgia. Bisa jadi demikian, karena tanpa dukungan
faktafakta, sejarah serupa fantasi bernarasi. Ide dan kenangankenangan yang
dirangkai dalam kumpulan katakata yang membawa pembacanya ke masa lampau. Sebagai
sebuah peninggalan sejarah yang masuk dalam perlindungan Benda Cagar Budaya dan
aset daerah, Benteng Toboali sangat layak untuk dikunjungi ketika berada di
Bangka, apalagi untuk anda penyuka halhal berbau sejarah. Selamat hari
Pahlawan!yk[]
Foto by Bro Tony - Yunis Kartika di Benteng Toboali, Bangka Selatan |
“Tak ada lagi rasa benci pada siapa pun, agama apa
pun, ras apa pun, dan bangsa apa pun. Dan melupakan perang dan kebencian.”
—Soe
Hok Gie—
PS : sila menulis komentar, membagikan
atau meninggalkan alamat web/blog-nya untuk bertukar sapa dan saling
mengunjungi.
0 comments:
Post a Comment