Kulong Biru, Danau Kaolin Di Bangka Tengah_ Edisi Olwen
Olwen di Kulong Biru, Bangka Tengah. |
“Semua hal yang ada di alam semesta adalah buah dari
kesempatan dan kebutuhan.”
—Democritus—
Pukul tiga
lebih seperempat sore kami tiba di Kulong Biru a.k.a Danau Kaolin. Dari jalan
beraspal, kendaraan berbelok ke kiri dan langsung masuk area parkir yang sepenuhnya
tertutupi pasir putih. Udara cukup nyaman, karena memang seharian hujan on-off
sementara langit digelayuti mendung tipis menyamarkan benderang matahari. Menimbulkan
warna langit yang beragam; sebagian pucat, sebagian biru samar, sebagian putih,
dan di salah satu ujung penjuru mata angin awan terang menutupi matahari.
Jangan membayangkan
danau konvesional (baca: danau di bawah kaki gunung atau dikelilingi perbukitan
atau berbau belerang) ketika ke Danau Kaolin. Namanya saja sudah “Kaolin”. Untuk
yang belum tahu—dan kukira Yunis pun baru tahu—dikutip dari wikipedia.org,
kaolin adalah suatu masa batuan yang tersusun dari material lempung yang
mempunyai kandungan besi rendah, dan umumnya berwarna putih atau agak keputihan.
Dalam jumlah yang tepat kaolin juga dimanfaatkan dalam kosmetik, pasta gigi dan
farmasi, selain menjadi bahan pembuatan keramik. Ya, seperti yang kita tahu
bahwa pulau Bangka dan Belitung memiliki sumber daya alam timah melimpah. Penambangan
timah sendiri telah berlangsung sejak penjajahan kolonial Belanda.
Dok pribadi - Pos tiket dan beragam fasilitas penunjang di Kulong Biru, Bangka Tengah. |
Usai membayar
tiket masuk seharga Rp. 2000,- rupiah/orang di pos tiket yang sederhana, Yunis berjalan
masuk dengan riang dan masih full energy xoxoxo... Terdapat warungwarung
makanan di sebelah kiri, namun nampaknya akan segera tutup karena hari semakin
sore dan pengunjung juga sudah tidak banyak.
Tetiba Yunis
berhenti, tindakan mendadaknya itu membuat pasir putih kaolin terhentak hingga
menempel dibeberapa bagian atas tubuhku. Ugh! Rupanya kondisi jembatan penghubung
yang ada di hadapannya membuat Yunis bimbang untuk menyeberang. Icky dan Bro
Tony berinisiatif melangkah duluan untuk mengetahui keamanan dan kekuatan jembatan
yang terbuat dari beton/coran semen dengan pegangan kayu tersebut. “Hatihati
Oen,” ucap Icky mengingatkan. Yunis mengangguk dan mengikuti mereka berdua setelah
yakin aman.
Dok pribadi - Kondisi Jembatan yang memerlukan perbaikan serius dan segera di Kulong Biru, Bangka Tengah. |
Sepotong beton/coran
semen tergeletak di permukaan pasir dengan tulisan manis berbunyi “Indahnya
Bumi Pertiwiku” membuat Yunis tersenyum miris. Bagaimana tidak? Rasanya tulisan
manis tersebut berbanding terbalik dengan sejarah yang melatarbelakangi terjadinya
Kulong Biru ini. Selain bahwa, tidak ada peringatan untuk berhatihati kepada
pengunjung dengan kondisi jembatan yang membahayakan tersebut. ini masukan
hasil pengalaman di lapangan ya, kepada pihak yang berwenang mohon agar segera
dilakukan perbaikan demi keamanan dan kenyamanan bersama.
Dok pribadi - Dua ceruk danau beda warna yang dipisahkan oleh pematang jalan dari kaolin dan jembatan di Kulong Biru. |
Selain jembatan,
tidak ada yang minus di Kulong Biru. Danau yang terletak di Desa Nibung Koba berbatasan
dengan Kabupaten Bangka Tengah dan Bangka Selatan ini berpemandangan menakjubkan!
Yunis sangat terpesona dengan dua buah danau dengan perbedaan warna airnya. Dua
cerukan danau yang dipisahkan oleh jembatan rusak tadi. Di sebelah kiri, yang
masih merupakan tambang timah aktif airnya berwarna hijau. Sementara sebelah
kanan, airnya berwarna biru sangat kontras dengan bebukit kaolin yang
memagarinya. Sejauh mata memandang warna putih kaolin mencuatkan warna biru. Airnya
yang biru jernih bukan dari pantulan langit, tetapi warna biru tersebut berasal
dari pantulan dasar danau yang merupakan pasir kaolin dengan kedalaman -/+ 15 m.
Dilansir dari
bangkatengahkab.go.id, Danau Kaolin merupakan lubang bekas penambangan
bijih timah milik PT Koba Tin yang sudah ditinggalkan sejak 1971, kemudian
airnya berubah menjadi biru sehingga disebut Danau Kaolin dan menjadi objek wisata
tambang.
Dok pribadi - Metamorfosis ceruk bekas tambang timah menjadi danau berair biru jernih dan sejuk di Bangka Tengah. |
Baik buruk
sebuah masalalu, ia adalah sejarah. Sejarah yang menjadikan kini, demikian pula
dengan si Kulong Biru danau kaolin. Laiknya kepongpong menjelma menjadi
kupukupu cantik, danau ini pun bermetamorfosis. Cerukan bekas tambang mineral yang
terlantar dan ditinggalkan begitu saja, mengubah dirinya menjadi danau cantik berwarna
biru yang layak dikunjungi sebagai salah satu destinasi wisata unik dengan
udaranya yang segar serta tetap memberikan penghidupan kepada masyarakat. Tinggal
kita menjaga, merawat dan mensyukurinya.yk[]
Foto by Bro Tony - Yunis Kartika di Kulong Biru, Bangka Tengah. |
“Dalam setiap perjalanan dengan alam,
seseorang menerima jauh lebih banyak daripada yang dia
cari.”
—John Muir—
PS : sila menulis komentar, membagikan
atau meninggalkan alamat web/blog-nya untuk bertukar sapa dan saling
mengunjungi.
0 comments:
Post a Comment