Romantisme Kota Arga Makmur Bengkulu Utara_ Edisi Lalungu

Bandara Fatmawati Soekarno, Bengkulu.


Januari masih kerap disapa hujan. Basah tanah, lembap udara dan ruar aroma dari dedaun hijau segar mencipta rasa melankolis yang tak terkira. Malam masih dini ketika meninggalkan kota Bandung menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta kota Tangerang dengan menggunakan travel. Ada haru yang tak terejawantahkan menuju perjalanan kali ini. Semacam perjalanan romantisme mengenang sesuatu yang telah lama memanggilmanggil untuk menggenapkan kerinduan. Panggilan dari separuh darah yang mengaliri tubuh. Panggilan untuk menjejak dan tak lupa pada asal. Romantisme pada tanah kelahiran dan masa kecil ayahanda. Sumatera, tepatnya Bengkulu.[]
**




Arga Makmur, Bengkulu Utara.
Arga Makmur merupakan sebuah kecamatan sekaligus pusat pemerintahan Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu, Indonesia. Dan merupakan Kota terbesar ke-2 setelah Kota Bengkulu. sebelum menjadi Kota Arga Makmur, Ibu Kota persiapan berada di Lajau Lubuk Sahung. Setelah diresmikan tanggal 8 Oktoeber 1967, Lajau Lubuk Sahung diganti dengan Kota Arga Makmur. Pemberian nama tersebut melalui proses sayembara dari beberapa nama, akhirnya dipilihlah nama Arga Makmur. Nama ini menunjukan makna Kota yang dikelilingi oleh gunung-gunung.
Garis pantai yang dimiliki Kabupaten Bengkulu Utara cukup panjang yaitu 262,63 KM, mempunyai potensi sumber daya pesisir, pantai dan laut baik hayati maupun non hayati yang cukup besar dan masih memberikan peluang untuk dapat dikembangkan dan dikelola sebagai sumber pertumbuhan ekonomi daerah. Bengkulu Utara memiliki banyak tempat wisata alam dan budaya, diantaranya Tapak Balai di Palik, Batu Layang, Pantai Kota Agung, Pantai Urai, Pantai Putri Hijau, Makam Panglima Ratu Samban, Sawah Kemumu dan Palak Siring yang merupakan salah satu habitat bunga Rafflesia.
**

Kota Arga Makmur terbilang ramai, dengan aktivitas penduduk yang beraneka ragam. Kota yang bersih dan cukup tertata. Inilah beberapa tempat yang menjadi pusat aktivitas dan hiburan bagi masyarakat setempat, khususnya pemudapemudinya.

Masjid Agung Baitul Makmur
Masjid ini terletak di Arga Makmur, Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu. Bangunan yang masih klasik merupakan masjid awal yang merupakan Masjid Agung sebelum pada akhirnya berpindah tempat dan nama. Kini Masjid Agung bernama Masjid Jamik dan terletak tepat di dekat bundaran Arga Makmur. Namun, kehadiran Masjid Agung Baitul Makmur masih difungsikan keberadaannya.


Bundaran Arga Makmur
Tahun 1987, di bawah pemerintahan Presiden RI Alm. Soeharto, Bengkulu Utara mendapatkan program pembangunan jalan jalur II dan di tengah kotanya akan didirikan taman kota yang saat ini lebih dikenal dengan Bundaran Arga Makmur
  



Alun-alun Rajo Malim Paduko dan Lapangan 45.
Lapangan 45 terletak di tengah-tengah kota, dan merupakan salah satu lapangan terbesar yang ada di Arga Makmur. Sering digunakan dalam pertandingan sepak bola, baik turnamen antar klub sepak bola lokal maupun oleh instansiinstansi pemerintah daerah Kota Arga Makmur. Juga digunakan untuk acaraacara seremonial tahunan seperti HUT RI, HUT Arga Makmur, hingga acara pekan olahraga antar pelajar daerah. Dengan permukaan rumput, tribun penonton berkapasitas sekitar 300-500 orang, dikelilingi oleh pagar tembok dengan penerangan yang cukup di malam hari menjadi sarana rekreasi baru bagi masyarakat Kota Arga Makmur.


Tugu Arga Makmur atau Patung Seksi.
Tugu/patung ini berada di Jalan Basuki Rahmat, di Kelurahan Gunung Alam. Patung seorang pria kekar dengan tinggi berkisar 4 M, dengan posisi kedua tangan sedang mengangkat mahkota berdiri dengan gagah di tengahtengah sebuah taman kota. Tugu/patung ini sebenarnya memiliki makna dan melambangkan kebebasan serta kemenangan dari hasil sebuah perjuangan menjadi Kabupaten baru di Provinsi Bengkulu. Namun, tugu/patung yang diresmikan 2 Oktober 1976 itu, karena penampilannya dianggap seksi, tidak mengenakan baju dan seolaholah ada sehelai kain terlepas yang menutupi aurat patung bersejarah ini, maka masyarakat sekitar mulai memberi julukan dengan sebutan “tugu/patung seksi”. Terlepas dari julukannya, tugu/patung tersebut juga sebagai sebuah wujud dedikasi yang tinggi dalam mencapai kemandirian dan kemajuan.

Simpang Empat Dwi Guna
Simpang Empat Dwi Guna adalah jalur penghubung ke Pasar Purwodadi yang merupakan salah satu pasar terbesar di Kota Arga Makmur, dengan arus lalu lintas yang cukup padat. Lokasi strategis untuk pengembangan bisnis dan perekonomian di Kota Arga Makmur.


Sawah Lebar/Kemumu
Salah satu objek wisata menarik lainnya adalah sawah kemumu. Hamparan pemandangan indah ini menawarkan hamparan keelokan alam dengan sawah-sawah menghijau dikelilingi dengan bukit-bukit indah. Objek wisata ini berjarak 4 kilometer dari ibukota Arga Makmur. Di dekat objek wisata ini terdapat sebuah hotel tempat menginap membuat perjalanan wisata Anda akan menjadi terasa nyaman. Fasilitas lainnya adalah kolam renang yang berukuran standar nasional, lapangan tenis,villa serta saung pondok terapung lengkap dengan menunya.


Air Terjun Kepala Siring Kemumu dan Saluran Irigasi Kemumu
Ini dia air terjun yang menjadi favorit di Bengkulu Utara. Air terjun ini terletak di desa Kemumu berjarak sekitar 7 kilometer dari kota Arga Makmur. Aliran air terjun ini merupakan salah satu aliran irigasi di zaman Belanda dan jalur pendakiannya merupakan hutan konservasi bunga raflesia.


"Tangga Seribu"
Obyek wisata "Tangga Seribu" yang terletak di Palak Siring, Desa Kemumu, Kecamatan Argamakmur, Bengkulu Utara. Selain menawarkan wisata alam bebas, seperti hutan, sungai penuh bebatuan yang masih lestari, air terjun, kawasan ini juga memiliki tangga menurun menuju sungai tersebut. Petugas obyek wisata setempat menyebutkan jumlah anak tangga tersebut sebenarnya tak mencapai seribu melainkan sekitar dua ratusan. Namun karena setiap pengunjung yang mencoba menghitung jumlah tangga tersebut hasilnya selalu berlainan, sehingga muncul istilah "Tangga Seribu". Pada masa penjajahan Belanda tangga tersebut dibuat sebagai jalur transportasi menuju irigasi induk milik Belanda.

Rumah Adat Bengkulu Utara
Rumah adat Bengkulu Utara ini berjenis Rumah Panggung yang dinamakan Bubungan Lima. Bubungan Lima ini merupakan Rumah asli Suku Rejang.
**


Rafllesia tengah mekar ketika aku tiba di wisata alam Palak Siring Kemumu yang merupakan salah satu tempat konservasi bunga ini. Bunga Rafflesia ini adalah bunga terbesar di dunia dengan diameter 100 cm. Bunga ini membutuhkan 6 sampai 8 bulan untuk tumbuh dan 15 hari setelah itu untuk berbunga. Keunikan dari bunga ini adalah tidak memiliki akar, daun dan batang. Meskipun yang aku lihat bukanlah jenis berdiamer besar.
Sayang, kita hampir selalu kekurang waktu. Demikian pula dengan perjalanan yang mengandung romantiseme ini bagiku. Tidak pernah cukup waktu untuk mengenal setiap sudutsudutnya dan menikmati setiap denyutnya. Beberapa tempat malah terlewat. Barangkali, aku harus berharap akan ada kalikali lainnya untuk datang kembali.yk[]
**


Tak ada rindu yang tumpas,
Tak ada rindu yang terbalas,
Tetap saja ingin kembali lagi,
Nanti.
yk_2017












0 comments:

Post a Comment